Alami Hipotensi Ortostatik, Ini 6 Cara Menanganinya

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   17 Mei 2019
Alami Hipotensi Ortostatik, Ini 6 Cara MenanganinyaAlami Hipotensi Ortostatik, Ini 6 Cara Menanganinya

Halodoc, Jakarta – Apakah kamu pernah mengalami pusing sesaat beranjak dari posisi duduk atau berbaring untuk berdiri? Jika kamu sering mengalami kondisi ini, waspada karena bisa jadi ini tanda penyakit hipotensi ortostatik.

Kondisi tersebut muncul disebabkan karena tekanan darah menurun dan adanya gangguan pada respon alami tubuh dalam mengembalikan tekanan darah menjadi normal.

Baca juga: Wanita Hamil Rentan Alami Hipotensi Ortostatik, Ini Alasannya

Umumnya, hipotensi ortostatik bersifat ringan karena terjadi dalam waktu beberapa menit saja. Jika kondisi ini terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang, bisa jadi merupakan tanda gangguan medis lain dalam tubuh, seperti penyakit jantung.

Gejala umum dari hipotensi ortostatik adalah pusing ketika berdiri atau berbaring secara tiba-tiba. Selain pusing, pengidap hipotensi ortostatik dapat mengalami gejala lain seperti gangguan pada penglihatan yang membuat penglihatan menjadi kabur dan berbayang.

Pengidap hipotensi ortostatik juga merasa mual jika pusing yang dirasakan begitu parah dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Bahkan, kondisi hipotensi ortostatik bisa menyebabkan pengidapnya pingsan.

Ketika seseorang beranjak secara tiba-tiba dari posisi duduk atau berbaring, darah mengalir dengan sendirinya menuju bawah atau kaki. Hal ini mengakibatkan aliran darah menuju jantung berkurang dan menyebabkan penurunan tekanan darah.

Normalnya, tubuh memiliki reaksi alami yang mengembalikan tekanan darah menjadi normal, namun pengidap hipotensi ortostatik mengalami gangguan pada respon alami tersebut. Ada beberapa penyebab seseorang mengalami kondisi hipotensi ortostatik, seperti:

  1. Ketidaknormalan fungsi jantung dapat menyebabkan kondisi ini.

  2. Adanya gangguan kelenjar endokrin.

  3. Kurangnya asupan cairan atau dehidrasi.

  4. Adanya gangguan sistem saraf.

  5. Penggunaan jenis obat tertentu.

Selain penyebab di atas, ada beberapa faktor lainnya yang meningkatkan seseorang mengalami kondisi hipotensi ortostatik seperti seseorang yang memasuki usia di atas 65 tahun, berada dalam lingkungan yang panas dalam jangka waktu lama, dan seseorang yang tidak beraktivitas atau tidak bergerak dalam waktu yang cukup lama misalnya sedang bed rest.

Baca juga: Bisa Fatal, Ketahui 2 Komplikasi Hipotensi Ortostatik

Pengobatan dan Pencegahan Hipotensi Ortostatik

Pemeriksaan yang akan dilakukan untuk memastikan kondisi hipotensi ortostatik adalah tes darah, elektrokardiografi, ekokardiografi, dan stress test. Setelah kondisi kamu dipastikan mengalami hipotensi ortostatik, cara pengobatan yang dilakukan pada tiap pasien akan berbeda.

Ini cara yang dilakukan untuk menangani kondisi hipotensi ortostatik, yaitu:

1. Metode Stoking atau Kaus Kaki Kompres

Stoking kompres digunakan untuk mencegah penumpukan darah pada kaki. Biasanya, metode ini digunakan untuk mengurangi gejala yang muncul.

2. Penggunaan Obat

Selain metode stoking kompres, penggunaan obat digunakan untuk menangani kondisi hipotensi ortostatik. Obat seperti pyridostigmine digunakan sesuai dengan kondisi.

3. Penuhi Asupan Cairan Tubuh

Penuhi kebutuhan cairan tubuh dengan mengonsumsi air putih yang cukup.

4. Gaya Hidup Sehat

Lakukan gaya hidup sehat dengan menghindari kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok.

5. Bergerak Secara Perlahan

Tidak ada salahnya untuk bergerak secara perlahan ketika kamu akan berdiri.

6. Perhatikan Porsi Makan

Perhatikan porsi makan yang kamu konsumsi. Hindari makan dalam porsi yang berlebihan dan rendah karbohidrat.

Gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter mengenai kondisi penyakit hipotensi ortostatik. Kamu bisa gunakan Voice/Video Call atau Chat dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan kamu. Yuk, download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca juga: Melewatkan Sarapan Bisa Sebabkan Hipotensi

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan