Alami Proktitis, Kapan Sebaiknya ke Dokter?

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   24 Juni 2020
Alami Proktitis, Kapan Sebaiknya ke Dokter?Alami Proktitis, Kapan Sebaiknya ke Dokter?

Halodoc, Jakarta - Apakah kamu pernah merasakan gejala yang mengganggu buang air besar seperti perasaan yang sering atau terus-menerus ingin buang air besar, atau nyeri di area dubur? Terlebih jika kamu mengalami pendarahan pada dubur, muncul lendir pada dubur, nyeri saat buang air besar, atau diare. Semua gejala ini mengarah kepada penyakit yang menyerang lapisan rektum yakni proktitis.

Penyakit proktitis adalah penyakit akibat peradangan pada lapisan rektum. Rektum adalah tabung berotot yang terhubung ke ujung usus besar dan kotoran akan melewati rektum saat keluar dari tubuh. Proktitis sering terjadi pada orang yang memiliki penyakit radang usus (penyakit Crohn atau kolitis ulserativa). Pada beberapa kasus, kondisi ini juga bisa terjadi akibat infeksi menular seksual. Proktitis juga dapat menjadi efek samping dari terapi radiasi untuk kanker tertentu. 

Baca juga:  3 Jenis Pengobatan untuk Atasi Proktitis

Lantas, Kapan Perlu ke Dokter?

Apabila kamu merasakan gejala seperti yang disebutkan sebelumnya, maka kamu perlu segera memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat. Kamu pun bisa buat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc supaya lebih praktis dan tanpa antre. 

Proktitis bukan penyakit yang bisa dianggap sepele. Pasalnya, tanpa pengobatan yang benar, ia bisa menyebabkan komplikasi. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi, yaitu: 

  • Anemia. Pendarahan kronis dari dubur dapat menyebabkan anemia. Akibat anemia, kamu tidak memiliki cukup sel darah merah untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan di dalam tubuh. Kemudian kamu akan merasa lelah, dan mungkin mengalami pusing, sesak napas, sakit kepala, kulit pucat, dan mudah tersinggung.

  • Bisul. Peradangan kronis pada rektum juga dapat menyebabkan luka terbuka (borok) pada lapisan dalam rektum.

  • Fistula. Kadang-kadang borok ini bisa meluas melalui dinding usus, yang kemudian menciptakan fistula. Fistula sendiri adalah koneksi abnormal yang dapat terjadi antara berbagai bagian usus, antara usus dan kulit , atau antara usus dan organ-organ lain, seperti kandung kemih dan vagina.

Baca juga: Inilah 5 Komplikasi yang Disebabkan oleh Proktitis

Penyebab dan Faktor Risiko Proktitis

Melansir dari Mayo Clinic, ada beberapa penyakit dan kondisi yang menyebabkan peradangan pada lapisan dubur, yaitu: 

  • Penyakit Radang Usus. Sekitar 30 persen orang dengan penyakit radang usus (penyakit Crohn atau kolitis ulserativa) akan mengalami radang rektum.

  • Infeksi. Infeksi menular seksual, yang menyebar terutama oleh orang yang melakukan hubungan seks anal, dapat menyebabkan proktitis. Infeksi menular seksual yang menyebabkan proktitis termasuk gonore, herpes genital, dan klamidia. Infeksi yang berhubungan dengan penyakit bawaan makanan, seperti infeksi salmonella, shigella dan campylobacter, juga dapat menyebabkan proktitis.

  • Terapi Radiasi untuk Kanker. Terapi radiasi yang diarahkan pada dubur atau daerah terdekat, seperti prostat, dapat menyebabkan peradangan dubur. Proktitis radiasi dapat dimulai selama perawatan radiasi dan berlangsung selama beberapa bulan setelah perawatan. Atau dapat terjadi bertahun-tahun setelah perawatan.

  • Efek Samping Antibiotik. Kadang-kadang antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi juga dapat membunuh bakteri yang membantu dalam usus, memungkinkan bakteri Clostridium difficile yang berbahaya tumbuh di rektum.

  • Proktitis Pengalihan. Proktitis dapat terjadi pada orang yang mengikuti beberapa jenis operasi usus besar di mana saluran feses dialihkan dari rektum ke pembukaan yang dibuat secara bedah (stoma).

  • Proktitis yang Diinduksi Protein Makanan. Ini dapat terjadi pada bayi yang minum susu sapi atau formula berbahan dasar kedelai. Bayi yang disusui oleh ibu yang mengonsumsi produk susu juga dapat mengalami proktitis.

  • Proktitis Eosinofilik. Kondisi ini terjadi ketika jenis sel darah putih (eosinofil) menumpuk di lapisan rektum. Proktitis eosinofilik hanya menyerang anak-anak di bawah 2 tahun.

Baca juga: Ketahui Stadium Perkembangan Kanker Kolorektal

Itulah beberapa informasi mengenai proktitis. Jika kamu masih memiliki pertanyaan terkait hal ini, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Proctitis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Proctitis.
Web MD. Diakses pada 2020. Proctitis.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan