Alasan Anak Mudah Tersinggung karena Pubertas Dini

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   25 September 2020
Alasan Anak Mudah Tersinggung karena Pubertas DiniAlasan Anak Mudah Tersinggung karena Pubertas Dini

Halodoc, Jakarta - Pubertas adalah masa “peralihan” dari anak-anak menuju remaja. Masa ini normalnya terjadi pada usia 10-15 tahun pada anak laki-laki, dan 9-14 tahun pada anak perempuan. Namun, masa ini juga bisa datang lebih awal dari seharusnya, yang disebut dengan istilah pubertas dini. 

Seorang anak dikatakan mengalami pubertas dini, jika mulai menunjukkan tanda-tanda pubertas pada usia 9 tahun pada anak laki-laki, dan 8 tahun pada anak perempuan. Ketidaksiapan anak dengan berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya, jadi alasan mengapa anak jadi lebih sensitif dan mudah tersinggung saat mengalami pubertas dini. Sebab, hal ini membuatnya menjadi berbeda dengan teman-teman sebayanya.

Baca juga: Usia yang Tepat untuk Mulai Pendidikan Seks pada Anak

Aneka Perubahan yang Terjadi saat Anak Pubertas Dini

Ada berbagai perubahan yang terjadi ketika anak mengalami pubertas dini. Baik dari segi fisik ataupun emosi. Berikut beberapa perubahan yang dimaksud:

1.Perubahan Fisik

Pada anak perempuan, akan mulai terjadi pembesaran pada payudara, muncul jerawat, mengalami menstruasi, tumbuhnya bulu pada ketiak dan kemaluan, serta bau badan yang mulai berubah.

Sementara itu, pada anak laki-laki, terjadi perubahan fisik berupa suara yang lebih berat, bau badan berubah, muncul jerawat, membesarnya organ reproduksi, serta pertumbuhan tinggi badan melesat.

2.Perubahan Emosi

Adanya berbagai perubahan pada fisik dapat memicu terjadinya perubahan pada emosi anak yang mengalami pubertas dini. Misalnya, pada anak perempuan yang mengalami menstruasi dini, risiko depresi dan kecemasan akan meningkat, karena ia kebingungan atas perubahan yang terjadi pada dirinya. 

Baca juga: Seberapa Besar Pengaruh Pola Pikir Ibu Terhadap Anak?

3.Pertumbuhan Tinggi Badan Berhenti Lebih Awal

Durasi pubertas dini tidak sama dengan pubertas normal. Artinya, masa berlangsung pubertas dini lebih pendek. Hal ini dapat membuat pertumbuhan tinggi badan anak juga akan berhenti lebih awal.

4.Perubahan Perilaku

Bukan hanya emosi, perilaku anak yang mengalami pubertas dini juga akan mengalami perubahan. Misalnya, pada anak laki-laki, hasrat seks yang dimiliki akan jadi lebih tinggi dibanding anak seusianya. Sementara itu, anak perempuan akan menjadi lebih sensitif, mudah tersinggung, dan emosinya bisa naik turun. 

Itulah beberapa perubahan yang dapat terjadi ketika anak mengalami pubertas dini. Jika anak mengalami tanda-tanda pubertas diri, sebaiknya download aplikasi Halodoc untuk membicarakannya pada dokter, kapan dan di mana saja.

Baca juga: Hubungan Ayah dan Anak Renggang, Ibu Lakukan Ini

Pubertas dini merupakan kondisi yang perlu dikonsultasikan ke dokter anak, agar dapat diberikan penanganan jika memang dibutuhkan. Sebab, mengalami pubertas dini tentu bukanlah hal yang mudah bagi anak. Sebagai orangtua, cobalah untuk lebih mendekatkan diri pada anak.

Berikan penjelasan secara jelas tentang apa yang sedang terjadi pada dirinya dan bagaimana cara menghadapinya. Jelaskan bahwa itu bukanlah hal yang berbahaya dan wajar dialami. Hanya saja, ia mengalaminya lebih cepat dibanding yang lain. Tetaplah dukung dan dampingi anak agar ia merasa tenang.



Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases & Conditions. Precocious puberty.
American Psychological Association. Diakses pada 2020. The risks of earlier puberty.
Kids Health. Diakses pada 2020. For Parents. Precocious Puberty.
WebMD. Diakses pada 2020. Early Puberty: Causes and Consequences.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan