Alasan Mengapa Pria Juga Dapat Alami Postpartum Depression

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   14 Juni 2022

“Hingga saat ini para ahli masih belum yakin apa penyebab pasti dari PPD pada pria. Namun, beberapa faktor diduga kuat dapat memicu kondisi ini pada pria.”

Alasan Mengapa Pria Juga Dapat Alami Postpartum DepressionAlasan Mengapa Pria Juga Dapat Alami Postpartum Depression

Halodoc, Jakarta – Depresi pasca persalinan atau postpartum depression (PPD)  merupakan kondisi yang kerap dialami oleh wanita sesudah persalinan. Namun ternyata, postpartum depression tak hanya dapat menyerang ibu. Perlu diketahui kalau seorang pria yang berperan sebagai ayah, juga dapat mengalaminya. Namun, mengapa kondisi tersebut dapat terjadi pada pria? Yuk, simak alasannya di sini! 

Alasan Postpartum Depression Juga Dapat Dialami Pria

Pria mungkin tidak mengalami rasa sakit atau membutuhkan pemulihan fisik akibat melahirkan. Akan tetapi, kehadiran anak juga menjadi perubahan besar dalam hidup seorang ayah yang dapat berdampak ke kondisi mental dirinya. Meski begitu, hingga saat ini para ahli masih belum yakin apa penyebab pasti dari PPD pada pria. Namun, beberapa faktor diduga kuat dapat memicu PPD pada pria, antara lain:

1. Merasa Diabaikan

Sebagian besar pria merasa diabaikan pasca istrinya melahirkan. Sebab, istri cenderung lebih memperhatikan bayi, sehingga afeksi terhadap suami pun berkurang. Mulai dari komunikasi sampai gairah seksual.

2. Belum Siap dengan Biaya Tambahan

Persoalan lain yang membuat pria cemas dan ketakutan adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan Si Kecil lahir. Ketika ada anggota baru dalam keluarga, tentunya pengeluaran akan bertambah. Bagi pria yang tidak merencanakan finansial secara matang, kondisi ini bisa membuat tertekan. 

3. Takut Merawat Bayi

Pria juga pasti mempunyai rasa takut untuk merawat bayi. Sebenarnya, hal ini juga sering dialami oleh ibu baru. Kondisi ini kerap membuat pria kebingungan, cemas, dan berujung pada depresi. 

Pria yang mengalami PPD cenderung gampang kesal dan marah, bahkan bisa meluapkan kekesalannya pada sesuatu hal yang sering ia lakukan. Meski begitu, orang di sekitarnya mungkin saja tidak menyadari jika ia sedang mengalami depresi. Tentunya, hal ini lah yang membedakan dengan ibu yang mengalami PPD. 

Perbedaan PPD Pada Wanita dan Pria 

Salah satu perbedaan utama postpartum depression pada pria dan wanita adalah gejalanya. Pada wanita yang mengalami PPD, gejalanya lebih mudah dideteksi karena wanita mudah memperlihatkan emosinya. Misalnya seperti mood swing, sedih, mudah marah, sulit tidur, bahkan bisa sampai berhalusinasi dan rasa ingin menyakiti diri sendiri atau sang bayi. Bilamana gejala PPD yang fatal terjadi, bantuan profesional mungkin sangat dibutuhkan oleh pengidapnya. 

Berbeda dengan wanita, PPD yang dialami pria jarang terdeteksi. Lantaran pengetahuan tentang masalah ini masih terbatas. Selain itu, gejala yang ditunjukan pria saat mengalami PPD juga akan bervariasi bila dibandingkan wanita. Pada pria, berikut adalah beberapa gejala umum dari postpartum depression

  • Mudah marah. 
  • Kehilangan minat dalam pekerjaan atau aktivitas favorit.
  • Bekerja sepanjang waktu.
  • Menarik diri dari keluarga dan teman.
  • Merasa frustasi, putus asa atau sinis.
  • Merasa sedih, atau kewalahan.
  • Kekhawatiran yang berlebihan. 

Bagaimana Diagnosis PPD Pada Pria Dilakukan? 

Wanita sering diperiksa oleh dokter mereka untuk depresi pasca melahirkan, tetapi pria biasanya tidak. Mereka juga cenderung tidak melaporkan gejala mereka. itulah sebabnya depresi pasca melahirkan pada pria dapat tidak terdiagnosis dan tidak diobati.

Jika kamu adalah seorang ayah baru dan mengalami gejala depresi yang berkelanjutan, sebaiknya segera beritahu pasangan, dan psikolog. Sebab, depresi tidak akan hilang dengan sendirinya. Namun, semakin cepat pengidapnya didiagnosis, semakin cepat dirinya dapat memulai pengobatan dan meredakan gejala.

Menangani Pria dengan Postpartum Depression

Sebenarnya, penanganan ayah yang terkena depresi pasca persalinan tidak jauh berbeda dengan  seorang ibu yang mengalami hal serupa. Jika kamu didiagnosis dengan PPD, perawatan untuk postpartum depression mencakup kombinasi dari:

  • Terapi. 
  • Pengobatan. 
  • Kelompok pendukung. 
  • Dukungan dari orang yang dicintai. 
  • Perawatan diri dan perubahan gaya hidup. 

Hal yang juga tidak kalah pentingnya dalam proses pemulihan PPD adalah komunikasi antar suami dan istri. Maka dari itu, cobalah untuk selalu terbuka dengan pasangan, supaya kesulitan dan kecemasan bisa ditanggung bersama. Bilamana depresi yang dialami malah semakin berat, jalan keluar lainnya adalah dengan meminta bantuan profesional. 

Jika kamu masih memiliki pertanyaan seputar postpartum depression, tidak ada salahnya untuk berdiskusi dengan psikolog. Nah, melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa tanya psikolog untuk mendapatkan informasi medis yang kamu butuhkan. Kamu dapat menggunakan fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga! 

Referensi: 

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Postpartum depression. 
Psych Central. Diakses pada 2022. Can Men Have Postpartum Depression? The Answer Is Yes. 
Very well Mind. Diakses pada 2022. What Is Male Postpartum Depression?
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Yes, Postpartum Depression in Men Is Very Real. 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan