Alasan Pasien yang Jalani Kemoterapi Dapat Terserang Miokarditis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 April 2019
Alasan Pasien yang Jalani Kemoterapi Dapat Terserang MiokarditisAlasan Pasien yang Jalani Kemoterapi Dapat Terserang Miokarditis

Halodoc, Jakarta - Bagi pengidap kanker, cara yang dinilai mampu membunuh sel kanker dan menyembuhkannya adalah kemoterapi. Prosedur medis ini dilakukan dengan menghancurkan sel kanker dan menghambat pertumbuhannya. Pasalnya, sel kanker mampu berkembang secara membelah diri dengan cepat. Selain meringankan gejalanya, kemoterapi membantu mengecilkan serta mengendalikan sel kanker pada tubuh.

Namun, bukan berarti kemoterapi bebas dari efek samping. Fakta baru menunjukkan pengidap kanker yang menjalani perawatan kemoterapi berpotensi terserang miokarditis, suatu kondisi langka yang menyebabkan peradangan pada jantung. Gangguan jantung ini bisa menyebabkan detak jantung menjadi tidak teratur dan sangat berpotensi menyebabkan gagal jantung. Efek sampingnya juga membuat sistem imun seseorang drop sementara, sehingga lebih mudah terinfeksi.

Mengapa Pasien Kemoterapi Berpotensi Mengalami Miokarditis?

Ternyata, ada beberapa obat kemoterapi konvensional yang digunakan untuk mengobati kanker dapat meningkatkan risiko terkait masalah jantung. Tidak hanya itu, masalah jantung juga terjadi dengan penggunaan obat terapi tertarget dan terapi radiasi. Gangguan jantung yang sering terjadi seperti melemahnya otot jantung, masalah pada detak jantung, serangan jantung, dan tekanan darah tinggi.

Baca juga: Jalani Kemoterapi, Begini Cara Atur Pola Makan yang Tepat

Pada dasarnya, risiko terjadinya masalah jantung, seperti miokarditis terjadi bergantung pada kondisi kesehatan jantung dan obat-obatan yang kamu gunakan. Pasalnya, beberapa obat membawa risiko yang lebih tinggi pada jantung, terlebih jika dosis obat yang diberikan juga sama tingginya. Jika ada peluang terjadinya gangguan jantung ketika kamu akan menjalani kemoterapi, dokter melakukan pemeriksaan fungsi jantung. Jika ternyata kamu memiliki gangguan jantung sebelumnya, seperti misalnya kardiomiopati, perawatan kemoterapi yang kamu lakukan dapat sedikit berbeda.

Sama halnya dengan terapi radiasi yang memicu terjadinya serangan jantung, gagal jantung, dan aritmia. Agen kemoterapi dapat merusak jantung dan pembuluh darah perifer, bisa juga menyebabkan masalah dengan pembekuan darah. Beberapa dampak kardiovaskular yang serius terjadi ketika kemoterapi diberikan, sisanya muncul dalam jangka waktu yang cukup lama.

Baca juga: Ini Jenis Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Miokarditis

Hampir setiap obat kemoterapi memiliki beberapa efek pada sistem kardiovaskular, dan sebagian besar efek tersebut adalah negatif. Kemoterapi bisa membuat otot jantung melemah. Inhibitor angiogenesis baru yang menekan pembentukan pembuluh darah menyebabkan meningkatkan tekanan darah, memicu risiko gagal jantung dan pembekuan darah.

Agen lainnya dapat memicu aliran darah rendah ke jantung atau iskemia, serangan jantung, aritmia, atau radang kantung pada sekitar jantung. Beberapa menunjukkan reaksi yang parah ketika obat dimasukkan secara intravena melalui infus, dan ini perlu dilakukan penghentian pengobatan dengan segera.

Baca juga: Pengaruh Kemoterapi pada Risiko Terkena Toksoplasmosis

Inilah mengapa penting untuk kamu memahami dampak kemoterapi terhadap kesehatan jantung, seperti miokarditis. Begitu pula dengan jenis obat dan perawatan jantung lain yang mungkin diterima. Pasalnya, sifat beracun dari kemoterapi menurunkan kemampuan seseorang dengan infeksi katup jantung, seringkali berdampak fatal.

Jadi, kamu sebaiknya bertanya terlebih dahulu pada dokter sebelum memutuskan untuk melakukan kemoterapi, terlebih jika kamu memiliki risiko atau riwayat masalah jantung sebelumnya. Tidak perlu khawatir, tanya dokter bisa kamu lakukan tanpa harus menunggu dengan adanya aplikasi Halodoc. Kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc di ponsel dan pilih layanan Tanya Dokter. Mudah dan tidak membutuhkan waktu lama.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan