Alasan Stres pada Ibu Hamil Beri Pengaruh Negatif

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   03 April 2020
Alasan Stres pada Ibu Hamil Beri Pengaruh NegatifAlasan Stres pada Ibu Hamil Beri Pengaruh Negatif

Halodoc, Jakarta - Kehamilan memang bisa menghadirkan berbagai emosi pada ibu, termasuk kecemasan dan stres, tetapi ini normal terjadi. Pasalnya, stres sendiri merupakan reaksi yang normal terhadap perubahan besar, termasuk kehamilan. Meskipun normal, stres berlebihan bisa menimbulkan masalah kesehatan bagi ibu dan janin dalam kandungan. 

Penyebab Stres pada Ibu Hamil

Bagi sebagian ibu, mengetahui bahwa diri mereka hamil bisa menjadi pengalaman yang mungkin menghadirkan kecemasan berlebihan. Kondisi ini yang memicu hadirnya stres, termasuk adanya pengalaman kurang menyenangkan pada kehamilan sebelumnya, kehamilan yang terjadi tanpa adanya rencana, hingga berubahnya fisik ketika hamil. 

Tidak hanya itu, penyebab stres pada ibu hamil juga bisa terjadi karena ibu adalah orangtua tunggal, sedang mengalami kesulitan keuangan, sedang bermasalah dengan pasangan, hingga pola hidup yang tidak baik, seperti mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok. 

Baca juga: 6 Makanan yang Baik Dikonsumsi saat Trimester Awal Kehamilan

Dampak Negatif Stres pada Ibu Hamil

Laman WebMD menyatakan, ketika ibu hamil mengalami stres, tubuh mengirimkan sinyal untuk merilis hormon kortisol dan hormon stres lainnya dalam jumlah yang berlebihan. Hormon ini sama dengan hormon yang diproduksi ketika tubuh merasakan adanya ancaman. Respon yang mungkin terjadi adalah jantung ibu yang akan bekerja lebih keras dalam memompa darah. 

Namun, jika stres tidak segera dikendalikan, akan terjadi perubahan terhadap sistem manajemen stres tubuh, menyebabkan terjadinya reaksi berlebihan dan memicu respons peradangan, begitulah kata Susan Andrews, Ph.D., neuropsikolog klinis sekaligus penulis buku Stress Solution for Pregnant Moms: How Breaking Free from Stress Can Boost Your Baby’s Potential

Sementara itu, peradangan telah dikaitkan dengan kesehatan kehamilan yang tidak baik, termasuk perkembangan janin yang buruk. Ann Borders, dokter kandungan dari Evanston Hospital mengatakan, tingkat stres yang tinggi berkaitan dengan bayi lahir dengan berat badan rendah dan risiko terjadinya kelahiran prematur

Baca juga: Hati-Hati, Dampak Edema Paru pada Ibu Hamil

Lebih lanjut, sebuah studi yang dipublikasikan dalam The International Journal on the Biology of Stress mengemukakan bahwa, stres yang terjadi dalam jangka panjang bisa diamati dari cairan ketuban. Konsentrasi hormon stres yang lebih tinggi berdampak pada cepatnya pertumbuhan janin. 

Mengatasi Stres ketika Hamil

Oleh karena buruk untuk tumbuh kembang janin, sangat penting untuk mengelola stres selama kehamilan. Laman Pregnancy Birth & Baby mengungkapkan, mengatasi stres saat hamil bisa dilakukan dengan banyak cara, seperti mengenali apa yang menjadi pemicunya, memperbanyak istirahat, mengonsumsi makanan sehat, melakukan hobi, atau melakukan meditasi dan olahraga ringan. 

Ibu juga bisa bercerita pada pasangan atau keluarga jika mengalami kecemasan berlebihan untuk mengurangi tingkat stres. Kalau masih belum lega, ambil ponsel dan klik aplikasi Halodoc. Ceritakan apa yang ibu alami langsung pada dokter melalui fitur chat dengan dokter. Kapan saja, dokter ahli psikologi akan siap memberikan solusi terbaik untuk meringankan stres yang ibu rasakan semasa kehamilan. 

Baca juga: Ini Alasan Ibu Hamil Harus Kurangi Gula

Stres tidak boleh dibiarkan, karena memang tidak pernah memberikan dampak positif untuk kesehatan, baik ibu maupun janin yang sedang berkembang dalam kandungan. Jadi, sebisa mungkin, hindari stres agar ibu dan janin selalu sehat, ya!

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. Can Your Stress Affect Your Fetus?
Pregnancy Birth & Baby. Diakses pada 2020. Stress and Pregnancy.
Pearl La Marca-Ghaemmaghami, et al. 2017. Diakses pada 2020. Second-Trimester Amniotic Fluid Corticotropin-Releasing Hormone and Urocortin in Relation to Maternal Stress and Fetal Growth in Human Pregnancy. The International Journal on the Biology of Stress 20(3).

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan