Alasan Wanita Lebih Banyak yang Kena Anoreksia Nervosa

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   28 Desember 2018
Alasan Wanita Lebih Banyak yang Kena Anoreksia NervosaAlasan Wanita Lebih Banyak yang Kena Anoreksia Nervosa

Halodoc, Jakarta - Tidak sedikit media yang memberitakan bahwa gangguan makan, seperti bulimia atau anoreksia, lebih sering dialami oleh wanita. Kasus gangguan makan tersebut 95 persen didominasi oleh wanita dengan rentang usia 12 hingga 25 tahun.

Wanita merupakan makhluk yang peka terhadap tekanan sosial di sekitarnya. Wanita juga cenderung berpikir bahwa jika mereka kurus, mereka akan terlihat lebih cantik menawan. Tekanan ini kebanyakan dimulai saat wanita mengalami pubertas hingga dewasa. Ada yang pulih, tetapi kemudian kambuh lagi ketika mereka dewasa. Selain itu, 80 persen kasus gangguan makan terjadi akibat ketidakpuasan pada penampilan.

Selain tekanan sosial, stres juga dapat memicu gangguan makan. Beberapa kejadian hidup yang berat seperti perpisahan, baby blues, dan bahkan menopause sering membuat wanita menghibur dirinya dengan makan. Karena kebiasaan tersebut, berat badan pun akhirnya ikut meningkat. Selain itu, ketidakpuasan terhadap penampilan inilah yang kembali membuat mereka memilih memuntahkan kembali makanan yang mereka makan.

Gangguan makan memang seharusnya tidak disepelekan. Sebab, selain merusak kesehatan fisik, gangguan makan dapat membuat pengidapnya mengalami mood swing, stres, depresi, dan gangguan mental lainnya. Maka dari itu, jika kamu merasa atau ada orang di sekitarmu yang sedang mengalaminya, sebaiknya segera lakukan tindakan penyembuhan.

Penyebab wanita mengalami anoreksia nervosa cukup rumit dan banyak faktornya. Kamu bahkan bisa saja mengalami anoreksia nervosa karena punya beberapa faktor penyebab sekaligus.

  1. Faktor Biologis

Pengidap anoreksia nervosa mengalami gangguan pada hormon norepinefrin dan MPHG, yaitu produk akhir dari norepinefrin pada urine dan cairan serebrospinal. Adanya gangguan pada serotonin, dopamin, dan norepinefrin juga menyebabkan masalah pola makan. Semua kelainan hormon dan zat kimia penyebab anoreksia ini diatur dalam otak. Karena itu, pengidap anoreksia memang memiliki masalah yang serius pada struktur biokimia di otak.

  1. Faktor Sosial

Biasanya, pengidap anoreksia nervosa memiliki masalah dalam hubungan dengan orangtua atau orang-orang sekitar. Kondisi ini juga dapat semakin dipicu oleh kurangnya rasa empati dalam keluarga. Faktor sosial lainnya adalah obsesi masyarakat modern terhadap bentuk tubuh wanita yang ramping. Obsesi ini terus-terusan ditanamkan khususnya pada perempuan muda, misalnya lewat media massa.

  1. Faktor Psikologis

Anoreksia nervosa juga dapat dipicu oleh faktor psikologis, misalnya trauma. Sebagai contoh, remaja putri yang pernah diolok-olok atau di-bully karena punya tubuh yang berisi dapat mengembangkan masalah makan hingga berujung pada anoreksia. Begitu juga kalau dalam keluarganya anak dituntut untuk tampil sempurna dengan tubuh ramping.

Perlu Terapi

Terapi yang diberikan kepada pengidap gangguan cemas dan anoreksia dapat berupa terapi psikologis yang lebih ditujukan untuk gangguan cemas. Biasanya, pengidap dianjurkan untuk menjalani terapi CBT (cognitive behavioral therapy) dengan seorang psikolog.

Beberapa langkah untuk menurunkan kecemasan antara lain:

  1. Berolahraga dan melakukan aktivitas fisik untuk mengalihkan rasa cemas. Namun, konsultasikan dengan dokter atau pelatih olahraga (personal trainer) untuk menentukan durasi dan jenis olahraga yang tepat dan aman.
  2. Berbicara pada dokter, teman, dan keluarga.
  3. Berhati-hati terhadap hal-hal yang dapat memicu kecemasan. Misalnya membaca majalah, melihat konten internet, menonton film, acara televisi, dan fashion show yang memuja wanita dan pria bertubuh ramping.
  4. Menjalani pola makan sehat. Jangan lupa hindari kafein karena dapat memicu timbulnya kecemasan.

Untuk pengobatan anoreksia, dapat dilakukan dengan pendekatan psikoterapi. Psikoterapi terdiri dari terapi individu, terapi keluarga, konseling nutrisi, dan terapi dalam kelompok. Pengidap yang masih berada pada fase akut, psikoterapi individual ditujukan untuk mengembalikan berat badan ke kondisi sehat. Sedangkan psikoterapi keluarga digunakan untuk meningkatkan dukungan dalam keluarga terhadap pengidap.

Jika kamu mengalami gejala anoreksia, mungkin sebaiknya segera lakukan tanya jawab dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!

Baca juga:

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan