Anak Alami Retinoblastoma, Ini Cara Mendiagnosisnya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   11 Juni 2019
Anak Alami Retinoblastoma, Ini Cara MendiagnosisnyaAnak Alami Retinoblastoma, Ini Cara Mendiagnosisnya

Halodoc, Jakarta – Retinoblastoma adalah kanker mata yang dimulai di retina, yakni lapisan sensitif di bagian dalam mata. Retinoblastoma paling umum menyerang anak kecil, tetapi jarang terjadi pada orang dewasa.

Retina terdiri dari jaringan saraf yang merasakan cahaya ketika datang melalui bagian depan mata. Retina mengirimkan sinyal melalui saraf optik ke otak, di mana sinyal-sinyal ini ditafsirkan sebagai gambar.

Suatu bentuk kanker mata yang langka, retinoblastoma merupakan bentuk kanker paling umum yang menyerang mata pada anak-anak. Retinoblastoma dapat terjadi pada satu atau kedua mata. Karena retinoblastoma sebagian besar menyerang bayi dan anak kecil, maka gejalanya jarang. Tanda yang mungkin bisa diperhatikan meliputi:

Baca juga: 2 Faktor dan Cara Menangani Retinoblastoma

  1. Warna putih di tengah lingkaran mata (pupil) ketika cahaya bersinar di mata, seperti saat mengambil foto dengan flash

  2. Mata yang tampak mencari ke arah yang berbeda

  3. Mata merah

  4. Mata bengkak

Retinoblastoma terjadi ketika sel-sel saraf di retina mengalami mutasi genetik. Mutasi ini menyebabkan sel untuk terus tumbuh dan bertambah banyak ketika sel yang sehat akan mati. Massa sel yang terakumulasi ini membentuk tumor.

Sel-sel retinoblastoma dapat menyerang lebih jauh ke dalam mata dan struktur di dekatnya. Retinoblastoma juga dapat menyebar (bermetastasis) ke area lain dari tubuh, termasuk otak dan tulang belakang.

Pada sebagian besar kasus, tidak jelas apa yang menyebabkan mutasi genetik yang menyebabkan retinoblastoma. Namun, mungkin bagi anak-anak untuk mewarisi mutasi genetik dari orang tua mereka.

Mutasi gen yang meningkatkan risiko retinoblastoma dan kanker lainnya dapat ditularkan dari orang tua ke anak-anak.

Baca juga: Ketahui Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Mata

Retinoblastoma herediter ditularkan dari orang tua ke anak-anak dalam pola dominan autosom, yang berarti hanya satu orang tua yang membutuhkan satu salinan gen bermutasi untuk meneruskan peningkatan risiko retinoblastoma pada anak-anak. Jika satu orang tua membawa gen bermutasi, maka setiap anak memiliki peluang 50 persen untuk mewarisi gen itu.

Meskipun mutasi genetik meningkatkan risiko retinoblastoma anak, itu tidak berarti bahwa kanker tidak dapat dihindari.

Anak-anak dengan bentuk retinoblastoma yang diwariskan cenderung mengembangkan penyakit pada usia lebih dini. Retinoblastoma herediter juga cenderung terjadi pada kedua mata berbeda dengan hanya satu mata.

Tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis retinoblastoma meliputi:

  1. Tes Mata

Dokter mata akan melakukan pemeriksaan mata untuk menentukan apa yang menyebabkan tanda dan gejala anak. Untuk pemeriksaan yang lebih menyeluruh, dokter dapat merekomendasikan penggunaan anestesi untuk menjaga anak tetap diam.

  1. Tes Pencitraan

Pemindaian dan tes pencitraan lainnya dapat membantu dokter anak untuk menentukan apakah retinoblastoma telah berkembang memengaruhi struktur lain di sekitar mata. Tes-tes pencitraan mungkin termasuk ultrasound, computerized tomography (CT), serta scan dan magnetic resonance imaging (MRI).

Baca juga: Benarkah Sinar UV Bisa Memicu Kanker Mata?

  1. Berkonsultasi dengan Dokter Lain

Dokter anak mungkin merujuk untuk berkonsultasi ke spesialis lain, seperti dokter yang berspesialisasi dalam mengobati kanker (ahli onkologi), konselor genetik, ataupun ahli bedah.

Perawatan terbaik untuk retinoblastoma anak tergantung pada ukuran dan lokasi tumor, apakah kanker telah menyebar ke area selain mata dan kesehatan secara keseluruhan anak. Tujuan pengobatan adalah menyembuhkan kanker. Jika memungkinkan, dokter anak juga akan bekerja untuk menjaga penglihatan anak.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai retinoblastoma dan cara mendiagnosisnya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Talk to A Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan