Anak-Anak Rentan Serangan Cacing Kremi

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 Juli 2018
Anak-Anak Rentan Serangan Cacing KremiAnak-Anak Rentan Serangan Cacing Kremi

Halodoc, Jakarta - Cacing kremi adalah sejenis parasit yang dapat menjangkiti usus besar manusia. Cacing ini memiliki panjang sekitar 5-13 milimeter dan berwarna putih cenderung bening. Jenis cacing ini rentan menyerang anak-anak daripada orang dewasa, sebab anak-anak senang bermain kotor-kotoran.

Baca juga: Ajari Anak Kebiasaan Kecil Ini agar Lebih Sehat

Penyebab Cacing Kremi

Seseorang terkena serangan cacing kremi disebabkan oleh telur cacing kremi yang ikut tertelan dan masuk ke dalam perut. Anak-anak yang terjangkit parasit ini biasanya memiliki kebiasan bermain di tempat yang kotor, atau lupa untuk mencuci tangan sebelum makan. Telur cacing yang menempel pada tangan mereka akan ikut masuk dan menetas di usus kecil dan usus besar mereka. Cacing kremi akan menempel dalam usus besar dan mengambil makanan yang diasup anak-anak. Kemudian setelah dewasa, cacing betina akan bertelur di bagian anus.

Ketika anak-anak terkena serangan cacing kremi, mereka akan merasakan gatal-gatal di sekitar anus. Jika mereka terus menggaruknya, kemungkinan telur tersebut juga akan menempel pada kuku atau tangan mereka. Perlu diketahui, telur cacing kremi dapat bertahan hidup selama dua minggu. Maka dari itu, telur cacing kremi dapat berpindah tempat melalui sentuhan tangan pengidap yang tidak menjaga kebersihannya.

Tempat-tempang yang kemungkinan rentan terjangkiti cacing kremi adalah di antaranya mainan anak, handuk, sikat gigi, sprei, sarung bantal, peralatan dapur, perabotan rumah, permukaan dapur, dan kamar mandi.

Gejala Cacing Kremi

Biasanya, anak-anak yang terkena serangan cacing kremi tidak akan menunjukkan gejala yang spesifik. Namun, gejala yang paling sering dirasakan oleh pengidap adalah gatal-gatal di area anus. Meskipun begitu, ketika anak-anak yang terjangkiti cacing kremi mengalami infeksi yang parah, mereka akan menunjukkan beberapa gejala. Gejala pertama adalah sering mengompol.

Lalu, anak pengidap cacing kremi juga akan kehilangan nafsu makannya, sehingga akan berdampak pada penurunan berat badan. Pengidap juga akan mengalami kesulitan tidur atau insomnia. Selain itu, perutnya juga akan terasa perih dan mual. Gejala terakhir adalah infeksi kulit di sekitar anus.

Pengobatan dan Pencegah yang Bisa Dilakukan

Tidak hanya pengidap, seluruh anggota keluarga yang tinggal satu rumah juga harus menjalani proses pengobab. Hal tersebut disebabkan risiko penyebaran cacing kremi sangat tinggi. Selain itu, partisipasi dari setiap pihak dapat mencegah infeksi cacing kremi kembali terjadi.

Selain dengan pemberian obat-obatan untuk penyembuhan, sebaiknya juga biasakan hidup bersih untuk melakukan pencegahan. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah penggunaan handuk secara terpisah. Meskipun satu keluarga hidup dalam satu tempat, alangkah baiknya menggunakan handuk secara terpisah supaya tidak ada penyebaran kuman, bakteri, bahkan cacing kremi. Kemudian, cucilah baju, sprei, handuk, dan mainan secara rutin.

Biasakan juga untuk menjaga kebersihan rumah, termasuk dapur dan kamar mandi. Ibu bisa juga mengajak Si Kecil dalam kegiatan membersihkan rumah, supaya Si Kecil terbiasa hidup bersih. Jangan lupa juga untuk mengajarkan Si Kecil menjaga kebersihan dirinya, termasuk kebersihan kuku dan tangannya.

Baca juga: Mitos Kesehatan Anak yang Harus Berhenti Dipercaya

Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai kesehatan anak? Ibu bisa menghubungi dokter tepercaya melalui aplikasi Halodoc. Dengan menggunakan aplikasi ini, ibu juga dapat menanyakan cara mengatasi serangan cacing kremi pada anak dengan dokter melalui Chat atau Voice/Video Call. Selain itu, ibu juga bisa membeli produk kesehatan dan suplemen di Halodoc tanpa perlu keluar rumah. Pesanan akan sampai dalam waktu satu jam. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan