Anak Mengalami Skoliosis, Kapan Harus Cek ke Dokter?

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   04 Agustus 2021

“Skoliosis adalah kondisi ketika tulang belakang melengkung menyerupai huruf S atau C. Kondisi medis ini lebih sering terjadi pada anak yang belum memasuki fase pubertas, biasanya antara usia 10 sampai 15 tahun.”

Anak Mengalami Skoliosis, Kapan Harus Cek ke Dokter?Anak Mengalami Skoliosis, Kapan Harus Cek ke Dokter?

Halodoc, Jakarta – Skoliosis yang muncul biasanya bersifat ringan, tetapi bisa menjadi lebih parah seiring usia yang semakin bertambah, terutama pada wanita. Hal tersebut bisa memicu terjadinya masalah pada paru-paru, jantung, hingga tungkai melemah. 

Sebagian besar masalah skoliosis bersifat idiopatik atau terjadi tanpa diketahui apa yang menjadi penyebabnya. Meski begitu, ada beberapa keadaan yang bisa menjadi pemicunya, seperti:

  • Mengalami cedera pada tulang belakang.
  • Terjadi infeksi pada tulang belakang.
  • Masalah skoliosis degeneratif, kondisi ketika bantalan maupun dan sendi pada tulang belakang mulai aus karena usia.
  • Masalah skoliosis kongenital atau bawaan lahir.
  • Masalah skoliosis neuromuskular atau gangguan pada otot dan saraf, misalnya cerebral palsy atau penyakit distrofi otot. 

Baca juga: Jenis-Jenis Pengobatan untuk Mengatasi Skoliosis

Kapan Harus Cek ke Dokter?

Perlu diketahui bahwa tanda dan gejala dari skoliosis pada setiap orang tidak sama bergantung pada seberapa parah kondisi ini terjadi. Namun, tanda yang umum dirasakan, antara lain:

  • Tubuh akan lebih condong ke satu sisi.
  • Salah satu bahu terlihat lebih tinggi.
  • Salah satu tulang belikat terlihat lebih menonjol.
  • Tinggi area pinggang tidak rata.

Skoliosis yang sudah parah tentu akan membuat punggung terasa sangat tidak nyaman. Tak hanya itu, tulang belakang pun bisa berputar yang menjadikan lengkungan semakin parah dan salah satu tulang iga akan terlihat menonjol, dibandingkan dengan bagian lainnya. Saat skoliosis telah lebih buruk, pengidap sangat rentan mengalami masalah pernapasan

Lalu, kapan kondisi ini harus mendapatkan penanganan dokter? Pastinya ketika mendapati tulang belakang seperti melengkung, jangan tunda untuk melakukan pemeriksaan. Jadi, skoliosis bisa ditemukan lebih awal dan penanganan bisa segera dilakukan. 

Baca juga: Jaga Kesehatan Tulang, Ini Bedanya Skoliosis dengan Kifosis

Pasalnya, pengobatan yang terlambat atau tidak sama sekali akan membuat skoliosis memburuk, meski tanpa rasa nyeri. Akhirnya, komplikasi yang permanen pun rentan terjadi. 

Sekarang, melakukan pengobatan medis tak lagi sulit. Ibu bisa pakai aplikasi Halodoc untuk bertanya jawab dengan dokter atau membuat janji berobat di rumah sakit terdekat. Caranya pun cukup dengan download aplikasi Halodoc di ponsel. Praktis, bukan?

Penanganan Skoliosis

Pengobatan skoliosis untuk anak tidak terlalu diperlukan pada kondisi skoliosis yang masih ringan. Ini karena tulang belakang anak yang masih mungkin menjadi lurus kembali seiring dengan pertambahan usianya. Namun, dokter perlu terus melakukan pemantauan dengan ketat. 

Ibu pun harus rutin melakukan pengecekan ke dokter. Ini akan membantu ibu mengetahui bagaimana perkembangan kondisi tulang belakang anak yang melengkung. Tak hanya itu, biasanya dokter juga melakukan pengecekan dengan rontgen apabila memang diperlukan.

Sementara pada kondisi skoliosis yang sudah berkembang lebih parah, dokter akan meminta anak untuk menggunakan penyangga tulang belakang. Namun, perlu dipahami bahwa penyangga tersebut tak akan membuat tulang yang melengkung lantas kembali lurus. Penggunaan penyangga ini lebih mengarah pada pencegahan agar lengkungan tidak menjadi semakin buruk.

Baca juga: Pemeriksaan yang Dilakukan untuk Diagnosis Skoliosis

Supaya hasilnya lebih maksimal, dokter akan menyarankan penggunaan penyangga sepanjang hari, kecuali ketika anak sedang berolahraga. Lalu, pemakaian penyangga bisa dihentikan ketika pertumbuhan pada tulang belakang pun berhenti. Biasanya, ini terjadi saat:

  • Dua tahun setelah remaja perempuan mulai mendapatkan siklus menstruasinya.
  • Ketika anak laki-laki mulai menunjukkan gejala pubertas dengan tumbuhnya kumis atau jenggot.
  • Tidak lagi terjadi pertambahan pada tinggi badan.

Referensi:

Medline Plus. Diakses pada 2021. Scoliosis 

Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Scoliosis. 

Healthline. Diakses pada 2021. What Causes Scoliosis?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan