Anak Mengidap Epiglotitis, Begini Penanganannya

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   21 Februari 2020
Anak Mengidap Epiglotitis, Begini PenanganannyaAnak Mengidap Epiglotitis, Begini Penanganannya

Halodoc, Jakarta - Peradangan pada epiglotis, katup yang bertugas untuk menutup saluran napas ketika kamu makan dan minum bisa mengakibatkan epiglotitis. Katup yang berada di belakang organ lidah ini membuat makanan dan minuman yang tertelan tidak masuk ke saluran pernapasan. Pada anak, kondisi ini rentan terjadi, seringnya karena infeksi bakteri tipe Haemophilus influenzae tipe B.

Meskipun lebih sering terjadi pada anak berusia antara 2 hingga 5 tahun, epiglotitis juga lebih rentan terjadi pada orang-orang dengan imunitas tubuh yang lemah, seperti pada pengidap kanker atau HIV/AIDS. Gejala yang muncul pada anak bisa berkembang dan menjadi lebih buruk dengan begitu cepat. Berbeda dengan orang dewasa yang mengalami perkembangan gejala lebih lambat. 

Beberapa tanda yang muncul ketika seseorang mengalami epiglotitis seperti sakit tenggorokan, demam, suara menjadi serak, sering mengorok, kesulitan menelan, mengalami sesak napas, dan sering ngeces. Tentunya, anak yang mengalami kondisi ini akan lebih rewel. Selain gejala tadi, pengidap epiglotitis cenderung duduk dengan posisi tegak karena membuat mereka lebih mudah bernapas. 

Baca juga: Alami Epiglotitis, Inilah Dampaknya pada Tubuh

Bagaimana Epiglotitis Terjadi?

Bakteri yang menginfeksi dan menyebabkan terjadinya peradangan pada epiglotis memiliki cara penyebaran yang tidak jauh berbeda dengan penyakit flu, yaitu melalui ingus dan percikan ludah dari orang yang sudah terkontaminasi yang tidak sengaja terkena atau terhirup oleh orang lain yang sehat. Infeksi bakteri ini membuat epiglotis mengalami pembengkakan, sehingga menghalangi masuk dan keluarnya udara dari saluran pernapasan. Tanpa adanya penanganan, kondisi ini bisa sangat membahayakan. 

Tidak hanya bakteri, epiglotitis juga bisa terjadi karena infeksi jamur atau virus. Cedera yang terjadi pada tenggorokan, seperti akibat menelan benda tajam atau bahan kimia, konsumsi minuman terlalu panas, benturan yang mengenai bagian tenggorokan, dan merokok pun bisa memicu terjadinya epiglotitis pada anak dan orang dewasa. 

Baca juga: Apakah Epiglotitis Bisa Dicegah?

Gejalanya yang mirip membuat epiglotitis sering dikaitkan dengan penyakit croup atau infeksi yang terjadi pada batang tenggorokan karena virus. Padahal, penyakit ini jelas lebih berbahaya dibandingkan dengan penyakit croup dan harus segera ditangani. Pasalnya, pembengkakan pada epiglotis menghalangi masuknya udara yang mengakibatkan pengidapnya kekurangan oksigen. 

Baca juga: Mengapa Epiglotitis Bisa Sebabkan Kematian?

Jadi, ketika anak menunjukkan gejala dari epiglotitis, segera bawa ia ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Gunakan aplikasi Halodoc untuk memudahkan proses pengobatan sang buah hati di rumah sakit terdekat atau ketika ibu ingin bertanya seputar masalah kesehatan pada dokter spesialis. 

Bagaimana Penanganannya?

Intubasi endotrakeal atau pemasangan pipa trakea menjadi salah satu cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah epiglotitis. Prosedur ini membantu menjaga agar saluran napas tetap dalam keadaan terbuka. Namun, apabila pipa trakea sulit dipasang karena pembengkakan yang menutupi bagian batang tenggorokan, dokter akan menempuh cara trakeostomi atau melubangi leher dan memasang peralatan khusus ke bagian batang tenggorokan. 

Baca juga: Harus Tahu Vaksin untuk Mencegah Epiglotitis

Epiglotitis yang terjadi karena infeksi bakteri akan ditangani dengan pemberian antibiotik umum sebagai tindakan penanganan pertama. Apabila telah dilakukan pemeriksaan darah dan jaringan, pemberian antibiotik disesuaikan dengan bakteri yang menyebabkan infeksi. Biasanya, ini ditunjang dengan obat jenis kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan di tenggorokan. 

Referensi: 
Drugs. Diakses pada 2020. Epiglottitis in Children.
Healthy Children. Diakses pada 2020. Epiglottitis.
Patient. Diakses pada 2020. Epiglottitis.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan