Anak Mulai MPASI, Kenali Reaksi Alergi Makanan

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   07 Januari 2020
Anak Mulai MPASI, Kenali Reaksi Alergi MakananAnak Mulai MPASI, Kenali Reaksi Alergi Makanan

Halodoc, Jakarta – Ketika tiba saatnya anak mendapatkan makanan MPASI, itu artinya sudah saatnya anak mendapatkan makanan padat. Masalahnya adalah makanan padat juga dapat memberikan alergi pada bayi. 

Di satu sisi penelitian mengungkapkan fakta kalau memperkenalkan beberapa makanan secara bersamaan adalah aman dan dapat membantu sistem kekebalan tubuh memiliki risiko lebih rendah terkena alergi makanan. Namun, orangtua tetap harus hati-hati dengan mengenali reaksi alergi makanan pada anak, selengkapnya ada di bawah ini!

Gatal-Gatal, Ruam, Sampai Batuk

Gejala alergi makanan biasanya muncul segera setelah makanan dimakan. Ini bisa dalam beberapa menit sampai hitungan jam. Jika orangtua sedang memulai MPASI pada bayi, simak reaksi alergi yang perlu diwaspadai:

Baca juga: Anak Alami Alergi, Atasi dengan 5 Cara Ini

  1. Gatal-gatal. 
  2. Kulit memerah atau ruam.
  3. Terjadi pembengkakan pada wajah, lidah, dan bibir.
  4. Muntah dan diare.
  5. Batuk atau mengi.
  6. Kesulitan bernapas. 
  7. Hilang kesadaran.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai reaksi alergi makanan pada anak, tanyakan langsung saja di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk orangtua. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor orangtua bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja.

Walaupun alergi adalah sesuatu yang sangat personal, tetapi umumnya beberapa jenis makanan dapat memberikan alergi pada anak, seperti:

  1. Susu.
  2. Telur.
  3. Kacang kacangan.
  4. Kedelai.
  5. Gandum.
  6. Kenari dan kacang mede.
  7. Ikan.
  8. Kerang dan udang.

Seperti halnya jenis makanan, cakupan reaksi alergi makanan juga sangat bervariasi dari anak ke anak. Dalam suatu situasi, reaksi alergi bisa menjadi sangat ringan dan hanya melibatkan satu bagian tubuh, seperti gatal-gatal pada kulit. Namun, pada anak yang berbeda reaksi bisa menjadi lebih parah dan melibatkan lebih dari satu bagian tubuh

Baca juga: Ketahui Penyebab Munculnya Alergi pada Anak

Durasi reaksi alergi makanan juga bervariasi. Pada umumnya, reaksi alergi makanan dapat memengaruhi salah satu dari keempat area tubuh seperti:

  1. Kulit

Berupa benjolan merah gatal (gatal-gatal), eksim kemerahan, dan pembengkakan pada wajah atau ekstrem, seperti gatal dan bengkak pada bibir, lidah, atau mulut (reaksi kulit adalah jenis reaksi yang paling umum.

  1. Saluran Gastrointestinal

Di mana reaksinya sakit perut, mual, muntah, atau diare.

  1. Sistem Pernapasan

Reaksinya bisa dengan ingus yang keluar, hidung tersumbat, bersin, batuk, mengi, dan sesak napas.

  1. Sistem Kardiovaskular

Anak akan merasakan sakit kepala ringan atau pingsan.

Kadang-kadang, alergi dapat menyebabkan reaksi parah yang disebut anafilaksis, bahkan jika reaksi sebelumnya ringan. Anafilaksis mungkin dimulai dengan beberapa gejala yang sama dengan reaksi yang kurang parah, tetapi dapat dengan cepat menjadi lebih buruk. Kondisi ini bisa dimulai dari kesulitan bernapas sampai pingsan. 

Sebenarnya menyusui bayi selama 4–6 bulan adalah cara terbaik untuk mencegah alergi susu. Ingat bahwa ASI atau susu formula lebih tinggi nutrisi. Ibu juga perlu berhati-hati pada asupan yoghurt dan keju yang cenderung menyebabkan masalah perut.

Bayi berisiko tinggi mengalami alergi kacang di antara 4–6 bulan terutama ketika bayi sedang mengalami eksim. Jika anak memiliki alergi makanan, dokter akan membantu membuat rencana perawatan. Biasanya menghindari alergen dan semua makanan yang mengandung penyebab alergi tersebut.

Tidak ada obat untuk alergi makanan. Namun, obat-obatan dapat mengobati gejala ringan dan berat. Segera minta saran medis, jika anak mengalami alergi makanan.

Referensi:

WebMD. Diakses pada 2020. Feeding Baby: How to Avoid Food Allergies.
Kids Health. Diakses pada 2020. Food Allergies.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan