Apa yang Dimaksud dengan Penyakit Hati Berlemak non-Alkohol?

Ditinjau oleh  dr. Fitrina Aprilia   30 September 2019
Apa yang Dimaksud dengan Penyakit Hati Berlemak non-Alkohol?Apa yang Dimaksud dengan Penyakit Hati Berlemak non-Alkohol?

Halodoc, Jakarta – Konsumsi minuman beralkohol secara berlebih bisa menyebabkan gangguan kesehatan, terutama pada organ liver. Salah satu jenis penyakit yang rentan menyerang akibat kebiasaan mengonsumsi alkohol adalah perlemakan hati alias fatty liver. Namun tahukah kamu, ternyata penyakit ini juga bisa menyerang orang yang tidak atau hanya sedikit mengonsumsi alkohol. 

Perlemakan hati alias fatty liver adalah satu kondisi yang terjadi karena adanya penumpukan lemak berlebih pada organ hati. Seseorang dinyatakan mengidap penyakit ini jika memiliki ciri salah satunya berat organ hati melebihi ukuran normal, yaitu hingga 5–10 persen lebih berat. Pada dasarnya, penyakit ini dibedakan dalam dua kelompok, yaitu perlemakan hati alkohol dan perlemakan hati non-alkohol. Pada artikel ini, akan dibahas seputar penyakit hati berlemak non-alkohol. 

Baca juga: 4 Penyakit yang Sering Terjadi pada Organ Liver

Mengenal Perlemakan Hati Non-Alkohol 

Kondisi hati berlemak menyebabkan pengidapnya mengalami gangguan fungsi pada organ tersebut. Padahal, hati memiliki fungsi yang terbilang penting di dalam tubuh, yaitu memproses makanan dan minuman serta menyaring zat berbahaya dari darah. Perlemakan hati menyebabkan fungsi ini terganggu dan bisa berdampak pada proses di dalam tubuh. 

Perlemakan hati harus segera ditangani agar tidak menjadi lebih buruk dan menyebabkan komplikasi. Fatty liver yang tidak segera ditangani bisa memicu peradangan hati yang menimbulkan jaring parut, hingga terjadinya sirosis. Jika dilihat dari penyebabnya, perlemakan dibedakan menjadi perlemakan hati alkohol dan non-alkohol. 

Perlemakan hati menyebabkan organ ini terlebih atau terasa lebih besar dan biasanya akan terdeteksi melalui pemeriksaan fisik oleh dokter. Fatty liver juga akan menyebabkan pengidapnya mengalami gejala berupa kehilangan nafsu makan serta penurunan berat badan secara drastis. Perlemakan hati bisa terjadi karena konsumsi alkohol berlebihan atau tidak berhubungan dengan alkohol sama sekali. 

Baca juga: Asites, Kondisi Akibat Penyakit Liver yang Bikin Perut Buncit

Perlemakan liver non-alkohol, biasanya terjadi pada orang yang hanya sesekali mengonsumsi minuman beralkohol atau pada orang yang tidak mengonsumsi sama sekali. Sayangnya, hingga kini masih belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan perlemakanan hati non-alkohol. Namun, kondisi ini sering dikaitkan dengan masalah atau gangguan gen tertentu dalam tubuh. 

Perlemakan hati non-alkohol juga diduga bisa terjadi karena efek samping dari konsumsi obat-obatan tertentu, zat racun, malnutrisi, hingga riwayat kondisi medis tertentu. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tetapi risiko perlemakan hati non-alkoholik disebut meningkat pada orang yang berusia di atas 50 tahun. 

Risiko penyakit ini juga tinggi pada orang yang memiliki riwayat kolesterol tinggi, kadar trigliserida dalam darah tinggi, sindrom metabolik, mengalami kelebihan berat badan, serta sindrom ovarium polikistik. Perlemakan hati non-alkohol juga rentan terjadi pada orang yang mengidap diabetes tipe 2, sleep apnea, tiroid kurang aktif, serta kelenjar pituitari kurang aktif alias hipopituitarisme. 

Baca juga: Selain Alkohol, Ini 6 Penyebab Gangguan Fungsi Hati

Menghindari konsumsi alkohol dan menjalani gaya hidup sehat bisa menjadi salah satu cara untuk menghindari serangan penyakit ini. Mulailah dengan mengonsumsi makanan seimbang dan rutin berolahraga. Lengkapi juga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi suplemen dan vitamin tambahan. Lebih mudah beli vitamin dan produk kesehatan lain di aplikasi Halodoc. Dengan layanan antar, pesanan akan dikirim ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google play! 

Referensi: 
Web MD. Diakses pada 2019. Fatty Liver Disease (Hepatic Steatosis).
Mayo Clinic. Diakses pada 2019 Nonalcoholic fatty liver disease. 

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan