Apakah Epididimitis Bisa Disembuhkan?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   11 Januari 2019
Apakah Epididimitis Bisa Disembuhkan?Apakah Epididimitis Bisa Disembuhkan?

Halodoc, Jakarta - Mungkin banyak orang yang masih belum mengenal penyakit epididimitis. Penyakit ini adalah peradangan yang terjadi di area epididimis, yaitu saluran pada bagian belakang testis yang membawa sperma dari testis menuju uretra. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri atau penyakit menular seksual. Bila infeksi ini sudah menyerang area testis, maka kondisi tersebut disebut epididymo-orchitis.

Epididimitis dapat menyerang pria dari segala usia, tetapi kondisi ini lebih sering terjadi pada pria antara usia 14 hingga 35 tahun. Bagi mereka yang terserang penyakit ini, ada baiknya untuk segera menemui dokter karena kondisi ini dapat membaik dengan pemberian antibiotik dan menjalankan gaya hidup sehat. Epididimitis yang masuk kategori akut sendiri akan berlangsung selama enam minggu atau kurang. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, gonore dan klamidia adalah penyebab paling umum penyakit ini.

Baca Juga: Jangan Disepelekan, Ini Bahaya Epididimitis untuk Pria

Gejala Epididimitis

Pria yang mengidap epididimitis dapat mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Demam ringan.

  • Panas dingin.

  • Nyeri di area panggul.

  • Tekanan di area testis.

  • Rasa sakit dan nyeri di testis.

  • Kemerahan dan terasa hangat di area skrotum.

  • Pembesaran kelenjar getah bening di pangkal paha.

  • Rasa sakit selama hubungan intim dan saat ejakulasi.

  • Rasa sakit saat buang air kecil atau buang air besar.

  • Sering buang air kecil.

  • Terdapat darah dalam air mani.

Hal yang perlu kamu ingat adalah, jangan mengabaikan nyeri skrotum atau pembengkakan. Kondisi ini perlu perawatan sesegera mungkin untuk menghindari kerusakan permanen.

Baca Juga: 4 Penyakit Menular Seksual pada Pria yang Perlu Diketahui

Penyebab dan Faktor Risiko Epididimitis

Beberapa hal yang menyebabkan epididimitis antara lain:

  • Penyakit menular seksual. Gonore dan klamidia adalah penyebab paling umum dari epididimitis pada pria muda yang sudah aktif secara seksual.

  • Infeksi. Bakteri dari saluran kemih atau infeksi prostat dapat menyebar dari area yang terinfeksi ke epididimis. Selain itu, infeksi virus, seperti virus penyebab gondongan juga  dapat menyebabkan epididimitis.

  • Urin dalam epididimis (epididimitis kimia). Kondisi ini terjadi ketika urin mengalir mundur ke epididimis, hal ini mungkin terjadi karena sering mengangkat beban atau mengejan.

  • Trauma. Cedera pangkal paha dapat menyebabkan epididimitis.

  • TBC. Meski jarang, tetapi infeksi TBC bisa menyebabkan seorang pria terkena epididimitis.

Selain itu, beberapa hal ini dinilai memperbesar risiko seseorang terkena epididimitis:

  • Berhubungan intim dengan pasangan yang terkena penyakit menular seksual.

  • Hubungan intim tanpa pengaman.

  • Pernah mengalami infeksi prostat atau saluran kemih.

  • Riwayat prosedur medis yang mempengaruhi saluran kemih, seperti pemasangan kateter kemih atau lingkup ke dalam Mr P.

  • Mr P yang tidak disunat atau kelainan anatomi saluran kemih.

  • Pembesaran prostat akibat beberapa penyebab.

Baca Juga: Komplikasi yang Bisa Disebabkan oleh Epididimitis

Pengobatan Epididimitis

Penanganan epididimitis bertujuan mengatasi infeksi dan meredakan gejala yang timbul. Salah satunya adalah dengan pemberian obat, seperti:

  • Antibiotik. Antibiotik harus dihabiskan meski gejala sudah membaik, untuk memastikan infeksi sudah benar-benar hilang. Contoh obat antibiotik yang dapat diresepkan oleh dokter adalah doxycycline dan ciprofloxacin.

  • Obat pereda nyeri. Untuk meredakan rasa sakit yang timbul akibat epididimitis, dokter akan meresepkan obat pereda nyeri. Contohnya adalah paracetamol atau ibuprofen.

Selain dengan obat, pasien dapat melakukan upaya mandiri di rumah untuk membantu meredakan gejala epididimitis, di antaranya dengan:

  • Berbaring di ranjang setidaknya selama 2 hari, dengan posisi skrotum terangkat (dibantu penopang).

  • Mengompres skrotum dengan air dingin.

  • Menghindari mengangkat beban berat.

Pada kasus epididimitis yang parah, dokter menyarankan operasi. Prosedur ini dilakukan jika telah timbul nanah di dalam epididimis. Pada kasus lain yang lebih parah, pasien terpaksa harus menjalani epididimektomi atau operasi pengangkatan saluran epididimis.

Apabila salah satu gejala epididimitis kamu rasakan, jangan malu untuk memeriksakannya ke dokter. Kini kamu juga bisa menanyakan kondisi kesehatanmu melalui aplikasi Halodoc. Kamu dapat menghubunginya melalui pilihan Voice/Video Call dan Chat di Halodoc menggunakan smartphone, kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store atau Google Play.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan