Apakah Normal Balita yang Galak dan Sering Marah?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   15 Februari 2021
Apakah Normal Balita yang Galak dan Sering Marah?Apakah Normal Balita yang Galak dan Sering Marah?

Halodoc, Jakarta – Apakah balita sering marah sesuatu yang normal? Faktanya, kemarahan adalah emosi yang normal dan sehat jika diungkapkan dengan tepat. Namun, beberapa balita sering marah dan terkesan galak. 

Mereka bertengkar saat bermain game dan berdebat saat melakukan sesuatu yang menyenangkan. Ketidakmampuan untuk mengatasi emosi dapat memengaruhi kualitas hidup anak. Informasi selengkapnya mengenai balita yang sering marah bisa dibaca di sini!

Baca juga: Keuntungan Menetapkan Pola Asuh Autoritatif

Balita Sering Marah Bisa Karena Gangguan Kesehatan Mental

Jika balita sering marah dan mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kemarahan dengan tepat atau kesulitan untuk mengelola emosi. Mungkin ini adalah tanda kalau anak memerlukan bantuan ahli kesehatan mental. 

Namun, sebelum membahas lebih jauh, perlu diketahui terlebih dahulu ada banyak faktor yang menyebabkan anak merasa marah atau mengungkapkan kemarahannya dengan menjadi galak. Perasaan yang belum terselesaikan, seperti kesedihan terkait perceraian atau kehilangan orang yang dicintai, bisa menjadi akar masalahnya. Riwayat trauma atau pernah mengalami penindasan dapat menyebabkan kemarahan juga.

Masalah kesehatan mental juga mungkin terkait dengan ledakan amarah pada balita. Anak-anak dengan depresi, kecemasan, gangguan menantang oposisi, atau gangguan attention-deficit/ hyperactivity berjuang untuk mengatur emosi mereka.

Berikut adalah tanda-tanda saat orangtua membutuhkan bantuan profesional untuk menangani emosi anak: 

1. Kesulitan dengan Hubungan

Memukul saudara kandung atau memanggil nama seseorang sesekali adalah hal yang normal pada anak kecil. Namun, ketika amarah anak-anak menghalangi mereka untuk mempertahankan persahabatan, atau mengganggu pengembangan hubungan yang sehat dengan anggota keluarga, inilah saatnya untuk mengatasi masalah tersebut.

Baca juga: Pola Asuh yang Bisa Mencegah Sindrom Peter Pan

2. Mengganggu Aktivitas Sehari-hari Anggota Keluarga 

Jika aktivitas anggota keluarga terganggu karena perilaku anak, ini bisa memicu kondisi yang tidak sehat di keluarga. Jika keluarga lebih sering melewatkan kegiatan yang menyenangkan atau interaksi ibu dengan dengan anak yang lain jadi sering terganggu, perilaku anak yang demikian perlu segera ditangani. 

3. Agresif

Ketika anak-anak berjuang untuk memecahkan masalah, menyelesaikan konflik dengan agresif, itu berarti anak membutuhkan penanganan untuk bisa mengelola emosinya. Terkadang, mengajarkan keterampilan baru dapat membantu anak belajar bahwa perilaku agresif tidaklah perlu.

Baca juga: Si Kecil Suka Marah-Marah? Ini Tips Mengatasinya

4. Perilaku “Tidak Dewasa”

Meskipun normal bagi anak usia 2 tahun untuk menjatuhkan diri ke lantai dan menendang kaki mereka saat marah, itu bukanlah sesuatu yang harus dibiasakan. Jika amukan anak tampaknya semakin parah, itu pertanda bahwa mereka mengalami kesulitan untuk mengatur emosinya.

5. Frustrasi yang Sering

Saat anak-anak dewasa, mereka harus mengembangkan kemampuan untuk mentolerir aktivitas yang membuat frustrasi. Jika orangtua melihat anak lebih sering mengalami frustasi sehingga marah-marah tak jelas, ini adalah tanda kalau anak membutuhkan bantuan khusus.

Kalau orangtua ingin mendapatkan informasi mengenai gangguan perilaku pada balita, bisa ditanyakan melalui Halodoc. Butuh obat tapi tidak punya waktu ke apotek? Sekarang membeli obat bisa dilakukan melalui Halodoc. Tanpa perlu keluar rumah, tinggal tentukan sendiri pilihan obat sesuai kebutuhan.

Berinteraksilah dengan anak mengenai cara mengelola emosi dapat membantu mereka mengekspresikan perasaan mereka. Biarkan mereka tahu bahwa orangtua memahami bahwa mereka kesal atau frustrasi, dan tidak masalah untuk memiliki perasaan ini.

Penting juga untuk menahan dorongan untuk mendisiplinkan balita yang pemarah. Hal ini dapat meningkatkan perilaku agresif dan dapat membuatnya lebih frustrasi. Tetapkan batasan dengan berbicara kepada anak tentang situasinya. 

Cobalah bawa anak bercanda, tetapi jangan pernah singgung mengenai beban yang orangtua rasakan karena mengurus anak. Ibu bisa memulainya dengan membuat wajah atau suara konyol, atau lakukan hal lain yang orangtua tahu anak akan suka.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. Help! Why Is My Toddler Angry and What Can I Do to Help Them?
Very Well Family. Diakses pada 2021. 5 Signs Your Child Needs Help Managing Anger.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan