Apakah Pengidap Limfadenopati perlu Terapi Psikologis?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Maret 2020
Apakah Pengidap Limfadenopati perlu Terapi Psikologis?Apakah Pengidap Limfadenopati perlu Terapi Psikologis?

Halodoc, Jakarta - Sistem limfatik merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan berfungsi untuk melawan penyakit dan infeksi. Saat sel-sel yang melawan infeksi dan cairan menumpuk, kelenjar getah bening membesar berkali-kali lipat dari ukuran normalnya. Hampir semua orang akan mengalami limfadenopati pada suatu waktu, karena kondisi ini biasanya terjadi sebagai resposn terhadap infeksi dan virus, seperti infeksi pernapasan atas. Infeksi bakteri, seperti radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri streptococcus, juga dapat menyebabkan limfadenopati. 

Karena pembesaran kelenjar getah bening sering di dekat sumber infeksi, lokasinya dapat membantu menentukan penyebabnya. Contohnya, seorang bayi dengan infeksi kulit kepala mungkin mengalami pembesaran kelenjar getah bening di bagian belakang leher. Pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar rahang mungkin disebabkan oleh infeksi pada gigi atau mulut. Namun, limfadenopati dapat digeneralisasi dengan pembesaran kelenjar getah bening di lebih dari satu area, yang khas dari virus. 

Baca juga: Dari Penyakit Autoimun Hingga Kanker, Ini Pengobatan untuk Limfadenopati

Perlukah Pengidap Mendapatkan Terapi Psikologis?

Terkadang, kelenjar getah bening sendiri bisa menjadi meradang dan membesar, suatu kondisi yang disebut limfadenitis. Kelenjar getah bening juga bisa membesar karena kanker dalam sistem limfatik, seperti penyakit Hodgkin.

Sampai saat ini, diketahui bahwa limfadenopati belum bisa disembuhkan. Karenanya, kondisi ini bisa memberikan tekanan pada pengidapnya. Meski begitu, belum diketahui secara pasti apakah pengidapnya benar-benar membutuhkan terapi psikologis. 

Adakah Perawatan yang Bisa Dilakukan?

Meski belum bisa disembuhkan, beberapa perawatan bisa diberikan untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit. Perawatan yang dapat diberikan di antaranya:

Complex Decongestive Therapy (CDT)

Perawatan ini dimulai dengan fase terapi intensif. Pada terapi ini, pengidap akan menerima perawatan dan pelatihan harian. Hal ini juga diikuti oleh fase pemeliharaan saat pengidap juga diajarkan untuk merawat diri mereka sendiri dengan menggunakan teknik yang telah mereka ajarkan. 

Ada empat komponen CDT yang perlu diketahui:

  • Latihan Perbaikan: Ini merupakan latihan ringan yang bertujuan untuk mendorong pergerakan cairan getah bening keluar dari anggota tubuh. 
  • Perawatan Kulit: Perawatan kulit yang baik mengurangi risiko infeksi kulit, seperti selulitis. 

Drainase Limfatik Manual (MLD)

Terapi lymphedema menggunakan teknik pijat khusus untuk memindahkan cairan ke kelenjar getah bening yang berfungsi. Terapis limfedema juga mengajarkan beberapa teknik pijat yang dapat digunakan selama fase pemeliharaan. 

Multilayer Lymphedema Bandaging (MLLB)

Perawatan ini dilakukan dengan membungkus otot-otot yang mengelilingi pembuluh getah bening dan kelenjar getah bening untuk membantu cairan bergerak melalui sistem limfatik. Berbeda dengan sirkulasi darah, tidak ada pompa sentral (jantung). 

Penggunaan perban dan pakaian kompresi pada perawatan ini dilakukan untuk mendukung otot dan mengeluarkan cairan dari bagian tubuh yang terkena. Pengidap juga akan diajarkan cara menerapkan perban dan pakaian kompresi mereka sendiri dengan benar, sehingga MLLB dapat berlanjut selama periode pemeliharaan. 

Baca juga: Jangan Diabaikan, Perlu Tahu 4 Gejala Limfadenopati

Sementara itu, perlu kamu ketahui bahwa pembedahan secara historis memiliki hasil yang mengecewakan dibandingkan dengan terapi non-bedah untuk lymphedema. Hanya saja, teknik bedah baru menggunakan sedot lemak telah terbukti lebih berhasil. Ini menghilangkan lemak dari anggota tubuh yang terkena, sehingga pembengkakan berkurang. Untuk mengetahui perawatan apa yang paling tepat, sebaiknya tanyakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc

Jenis Penyakit Limfadenopati

Terdapat dua jenis utama yang perlu diketahui:

  • Limfedema primer, sering disebut limfedema kongenital. Limfedema terbukti saat lahir atau tidak lama setelah pubertas. Limfedema jenis ini jarang terjadi, menyerang sekitar 1 dari setiap 6.000 orang. 

  • Limfedema sekunder, limfedema terjadi sebagai akibat dari sesuatu yang lain, seperti infeksi, cedera, trauma, atau kanker yang mempengaruhi sistem limfatik.

Baca juga: 8 Gejala Umum yang Terjadi saat Terkena Limfadenopati

Limfadenopati mungkin juga merupakan penyakit yang diakibatkan oleh efek samping dari pengobatan kanker, seperti terapi radiasi atau pengangkatan beberapa kelenjar getah bening, yang dapat merusak sistem limfatik. Limfadenopati jenis ini biasanya lebih umum. 

Jika mengalami gejalanya, jangan ragu untuk segera menghubungi dokter di Halodoc. Dengan aplikasi ini, kamu juga bisa membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan. Ayo, segera download aplikasinya di App Store atau Google Play!

Referensi:
Children’s National. Diakses pada 2020. Pediatric Lymphadenopathy
Medical News Today. Diakses pada 2020. What is lymphedema?



Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan