Apakah Sindrom Kompartemen Penyakit Berbahaya?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   24 Juni 2020
Apakah Sindrom Kompartemen Penyakit Berbahaya?Apakah Sindrom Kompartemen Penyakit Berbahaya?

Halodoc, Jakarta – Sebaiknya selalu berhati-hati saat melakukan olahraga maupun aktivitas fisik lainnya. Jika tidak dilakukan dengan hati-hati, bukan tidak mungkin kamu mengalami cedera. Cedera dapat meningkatkan risiko seseorang alami sindrom kompartemen. Sindrom kompartemen terjadi ketika ada peningkatan tekanan pada bagian kompartemen otot.

Baca juga: Mengidap Sindrom Kompartemen, Bolehkah Berolahraga?

Kompartemen otot adalah kelompok jaringan otot, pembuluh darah, saraf lengan serta kaki yang dikelilingi oleh fasia. Tekanan yang meningkat pada area tersebut memicu kerusakan otot dan saraf akibat terganggunya aliran darah. Jika tidak segera diatasi, maka memicu munculnya komplikasi yang membahayakan kesehatan.

Ketahui Bahaya Sindrom Kompartemen

Otot dalam tubuh diatur oleh bagian yang dikenal sebagai kompartemen. Kompartemen dikelilingi oleh jaringan yang membentuk dinding kompartemen dan dikenal sebagai fasia. Ketika seseorang mengalami tekanan yang cukup kuat akibat cedera atau faktor lainnya pada bagian kompartemen otot, maka menyebabkan darah atau cairan lain menumpuk pada kompartemen. 

Fasia tidak mudah mengembang sehingga membuat tekanan akibat cedera dalam kompartemen meningkat dan aliran darah yang menuju jaringan di dalam kompartemen menjadi berkurang. Aliran darah yang berkurang dan terhambat ini meningkatkan risiko jaringan menjadi rusak sehingga berisiko berkurangnya fungsi tubuh. Sindrom kompartemen paling rentan dialami pada bagian kaki, lengan, dan perut.

Jika tidak diatasi dengan baik, sindrom kompartemen dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat membahayakan. Melansir Medicine Net, sindrom kompartemen menyebabkan infeksi, otot yang menjadi kaku akibat munculnya jaringan parut, kerusakan saraf permanen, gagal ginjal, amputasi salah satu anggota tubuh, hingga menyebabkan kematian.

Baca juga: Bagaimana Sindrom Kompartemen Bisa Terjadi?

Inilah Gejala Sindrom Kompartemen

Ada beberapa gejala yang dialami oleh pengidap sindrom kompartemen, seperti nyeri yang sangat hebat pada bagian otot ketika digerakkan, alami pembengkakan pada bagian otot yang mengalami nyeri, kesemutan yang disertai dengan sensasi panas, perubahan warna kulit menjadi lebih pucat, dan otot yang terasa lemas.

Jika kamu mengalami beberapa gejala tersebut, ini waktu yang tepat untuk mengunjungi dokter dan lakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat. Pemeriksaan yang dilakukan secara dini tentunya mencegah komplikasi sindrom kompartemen yang berbahaya.

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk memastikan kesehatan kamu. Umumnya tim medis bertanya mengenai riwayat cedera yang pernah dialami. Jika dicurigai mengalami sindrom kompartemen, tes pengukuran dilakukan untuk mengetahui tekanan pada kompartemen. Tes penunjang lainnya, seperti rontgen, MRI, dan tes darah juga dilakukan untuk memastikan kesehatan kamu.

Baca juga: Kapan Sebaiknya Sindrom Kompartemen Diperiksakan ke Dokter?

Jangan khawatir, sindrom kompartemen dapat dicegah dengan segera mengatasi cedera yang dialami. Jangan ragu untuk gunakan aplikasi Halodoc dan bertanya langsung pada dokter mengenai cedera yang dialami saat melakukan aktivitas fisik.

Melansir Cleveland Clinic, penggunaan sepatu yang nyaman saat melakukan berbagai aktivitas juga dapat mencegah terjadinya cedera. Hindari juga melakukan olahraga secara berlebihan. Jika kamu sudah merasa kelelahan, sebaiknya beristirahat sejenak untuk mencegah terjadinya sindrom kompartemen.

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Compartment Syndrome
Medicine Net. Diakses pada 2020. Compartment Syndrome
Web MD. Diakses pada 2020. Compartment Syndrome
Healthline. Diakses pada 2020. Compartment Syndrome
 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan