Apakah Tahi Lalat Berbahaya?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 Oktober 2018
Apakah Tahi Lalat Berbahaya?Apakah Tahi Lalat Berbahaya?

Halodoc, Jakarta – Tahi lalat adalah sesuatu yang wajar dan hampir semua orang memilikinya. Bintik kecil berwarna cokelat atau agak kehitaman ini bisa muncul di permukaan kulit bagian tubuh mana saja. Kebanyakan orang tidak terlalu mempermasalahkan adanya tahi lalat, bahkan ada yang menganggapnya dapat mempermanis penampilan. Namun, bagi sebagian orang lainnya, tahi lalat dianggap mengganggu sehingga berbagai cara pun dilakukan untuk menghilangkannya.

Terlepas dari masalah penampilan, tahi lalat ada yang berbahaya dan ada juga yang tidak berbahaya. Penting untuk mengetahui perbedaan di antara keduanya untuk melakukan penanganan secepatnya bila ternyata jenis tahi lalat yang kamu miliki berbahaya.

Mengenal Tahi Lalat yang Normal

Tahi lalat terbentuk dari pengelompokan sel-sel penghasil zat warna kulit bernama melanosit. Selain berwarna cokelat atau agak gelap, tahi lalat juga ada yang berwarna sama persis dengan warna kulit. Ada berbagai macam bentuk tahi lalat, mulai dari yang bulat, oval, menonjol, sampai datar. Tekstur tahi lalat pun bervariasi, ada yang halus, kasar, bahkan ada yang ditumbuhi bulu. Tahi lalat yang normal biasanya berdiameter kurang dari 6 milimeter.

Orang-orang yang berkulit lebih terang berpotensi memiliki tahi lalat yang lebih banyak dibandingkan mereka yang berkulit lebih gelap. Munculnya tahi lalat juga bisa disebabkan oleh faktor keturunan. Jadi, bila kamu memiliki anggota keluarga yang memiliki banyak tahi lalat atau memiliki tahi lalat dengan ciri-ciri tertentu, kamu pun berisiko mengalami hal yang sama. Sering terpapar sinar matahari juga merupakan penyebab tahi lalat muncul.

Beberapa tahi lalat ada yang sudah muncul sejak kamu lahir, tapi ada juga yang baru bertumbuh selama 30 tahun pertama kehidupan kamu. Uniknya lagi, warna, bentuk dan jumlah tahi lalat bisa saja berubah. Misalnya saat hamil, tahi lalat mungkin akan menggelap. Sedangkan pada orang yang berumur di atas 40 tahun, warna tahi lalat bisa memudar. Jumlah tahi lalat juga bisa bertambah selama masa remaja.

Tahi Lalat yang Berbahaya

Selain tahi lalat normal, ada juga tahi lalat berbahaya yang perlu kamu waspadai, yaitu tahi lalat yang merupakan gejala dari kanker kulit melanoma (kanker kulit yang terjadi di bagian melanosit atau sel-sel penghasil pigmen kulit). Penampilan tahi lalat melanoma berbeda dengan tahi lalat normal. Tahi lalat melanoma memiliki tepian yang kasar dan tidak rata, bentuknya tidak simetris, dan bisa memiliki campuran dua atau tiga warna lebih, serta diameternya melebihi 6 milimeter. Jenis tahi lalat ini terasa gatal dan kadang-kadang bisa berdarah.

Orang yang berisiko lebih tinggi terkena melanoma, antara lain:

  • Memiliki tahi lalat biasa lebih dari 50 buah di tubuhnya.
  • Memiliki tahi lalat dengan bentuk yang tidak normal. Hati-hati kalau kamu punya tahi lalat yang besar dan berwarna cokelat di tengahnya dan tepiannya tidak rata.
  • Sering terpapar sinar matahari. Hal ini karena radiasi ultraviolet dari sinar matahari dapat merusak jaringan kulit sehingga meningkatkan risiko seseorang terkena kanker kulit.
  • Memiliki kulit sensitif yang mudah terbakar sinar matahari.
  • Pernah mengidap melanoma sebelumnya.
  • Memiliki riwayat keluarga yang mengidap melanoma.
  • Sering mengonsumsi obat-obatan, seperti obat hormonal, antibiotik, dan obat antidepresan. Obat-obatan tersebut bisa menurunkan kinerja sistem kekebalan tubuh, sehingga kulit menjadi lebih sensitif terhadap matahari.

Jadi, bila tahi lalat yang ada di tubuh kamu berubah secara tidak biasa dan kamu curiga perubahan tersebut merupakan gejala kanker kulit melanoma, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Dokter perlu melakukan pemeriksaan sampel jaringan tahi lalat yang dicurigai dengan menggunakan mikroskop untuk memastikan penyebab tahi lalat tersebut. Metode ini disebut juga sebagai biopsi.

Kalau kamu ingin tahu lebih jauh seputar melanoma, tanyakan saja kepada dokter yang ahli di Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan