6 Fakta NeoCov, Varian Baru Virus Corona

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   02 Februari 2022

“Para ilmuwan di China menemukan varian virus Corona jenis NeoCov beberapa hari lalu. Virus ini bukanlah jenis baru dari Corona, karena sudah pernah mewabah pada 2012 dan 2015 di wilayah Timur Tengah. Infeksi berasal dari kelelawar, yang kemudian ditularkan pada unta.”

6 Fakta NeoCov, Varian Baru Virus Corona6 Fakta NeoCov, Varian Baru Virus Corona

Halodoc, Jakarta – Baru-baru ini masyarakat China digemparkan oleh temuan virus baru yang diduga adalah mutasi dari keluarga virus Corona. Kepanikan meningkat, mengingat beberapa tahun terakhir Corona menjadi masalah konstan yang belum menemukan titik terang hingga saat ini.

Alih-alih menghilang, virus justru bermutasi menjadi banyak jenis dengan gejala yang berbeda. Virus yang masih satu keluarga dengan SARS-CoV-2 (virus penyebab COVID-19), baru-baru ini ditemukan bermutasi menjadi varian baru, yaitu NeoCov. Apakah benar jika NeoCov menjadi virus Corona varian terbaru? Ini faktanya:

1. Ditemukan pada Kelelawar

NeoCov menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Virus yang disebut-sebut sebagai varian baru dari Corona ini ditemukan pada populasi kelelawar di Afrika Selatan. NeoCov juga sempat mewabah pada 2012 dan 2015 di Timur Tengah. Selain menular pada spesies kelelawar, virus juga ditularkan ke unta.

2. Bukan Varian COVID-19

Virus NeoCov sebenarnya bukan varian baru dari virus corona jenis SARS-CoV-2.  NeoCov merupakan virus yang berasal dari jenis virus corona yang terkait dengan sindrom pernapasan Timur Tengah, yaitu MERS-CoV.

3. Tingkat Penularan yang Tinggi

NeoCov adalah infeksi virus yang terkait dengan sindrom pernapasan Timur Tengah MERS-coronavirus. Tingkat penularan yang tinggi berbanding lurus dengan kasus kematian dari MERS-CoV. Bisa dibilang, rata-rata satu dari tiga penderita yang terinfeksi dinyatakan meninggal dunia.

4. Vaksinasi saat Ini Tidak Mampu Melindungi

Melansir dari jurnal berjudul Close relatives of MERS-CoV in bats use ACE2 as their functional receptors, vaksinasi COVID-19 yang saat ini dilakukan tidak memadai untuk melindungi diri dari kemungkinan infeksi akibat paparan virus NeoCov. Bisa dibilang, virus ini beradaptasi lebih lanjut melalui mutasi genetik.

5. Dapat Menembus Sel Manusia

Sama halnya dengan varian virus Corona jenis lainnya, NeoCov dapat menembus sel manusia dengan cara yang sama. Namun, varian NeoCov dinilai lebih berbahaya karena dapat beradaptasi pada tubuh manusia melalui mutasi genetik. Meski demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan guna memastikan hal tersebut.

6. Memerlukan Penelitian Lebih Lanjut

NeoCoV menyebabkan gangguan jika virus dari kelelawar menginfeksi manusia. Virus tidak dapat dinetralkan oleh kekebalan tubuh secara alami, karena menargetkan SARS-CoV-2 untuk bermutasi genetik. Penelitian lebih lanjut diperlukan guna mengetahui seberapa parah penyakit saat terjadi penularan.

Itulah fakta mengenai virus Corona varian NeoCov. Sebaiknya, jangan pernah remehkan soal prosedur kesehatan, ya! Tetap lakukan apapun yang dianjurkan oleh pemerintah agar kasusnya tidak semakin meningkat. Kamu juga disarankan untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.

Berkaitan dengan hal tersebut, kamu bisa mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang, berolahraga, cukupi asupan cairan, dan beristirahat dengan cukup. Kamu juga bisa mengonsumsi suplemen penunjang kesehatan yang dibutuhkan. Download Halodoc segera dan cek kebutuhan suplemen di Toko Kesehatan pada aplikasi tersebut, ya! 

Referensi:

Cold Sping Harbour Laboratory. Diakses pada 2022. Close relatives of MERS-CoV in bats use ACE2 as their functional receptors.
India Today. Diakses pada 2022. What is NeoCoV, a new Covid variant? Watch what experts say.
Times of India. Diakses pada 2022. Coronavirus: Is the newly found NeoCov COVID variant by Wuhan scientists the deadliest of all COVID strains?
Independent. Diakses pada 2022. NeoCoV: What is coronavirus strain which ‘could jump from bats to humans’?
NDTV. Diakses pada 2022. What WHO Said On NeoCov Coronavirus, Discovered By Chinese Scientists.