6 Hal yang Perlu Diketahui tentang Pheochromocytoma

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   17 Oktober 2019
6 Hal yang Perlu Diketahui tentang Pheochromocytoma6 Hal yang Perlu Diketahui tentang Pheochromocytoma

Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu mendengar tentang penyakit bernama pheochromocytoma? Penyakit berupa tumor jinak ini memang tergolong penyakit langka, karena hanya terjadi pada 2 sampai 8 orang pada setiap lebih dari 1 juta orang setiap tahun. Meski demikian, pheochromocytoma perlu diwaspadai, karena tumor ini berpotensi merusak berbagai macam organ di dalam tubuh. Yuk, simak beberapa hal tentang pheochromocytoma yang penting untuk diketahui di sini.

1. Pheochromocytoma Bisa Menyebar dan Merusak Organ Lain

Pheochromocytoma adalah tumor yang biasanya tumbuh di tengah punggung bawah di kelenjar adrenal. Kelenjar ini adalah kelenjar yang menghasilkan hormon yang mengontrol metabolisme, tekanan darah, dan fungsi penting lainnya. Pheochromocytoma bisa memengaruhi salah satu dari dua kelenjar adrenalin kamu atau bisa juga kedua-duanya. 

Namun, beberapa tumor pheochromocytoma juga bisa menyebar ke organ lain, seperti hati, paru-paru, dan tulang. Tumor ini melepaskan hormon yang menyebabkan tekanan darah tinggi episodik atau persisten. Bila tidak segera diobati, pheochromocytoma dapat menyebabkan kerusakan parah pada organ-organ, seperti jantung, otak, paru-paru, dan ginjal, sehingga dapat membahayakan nyawa.

2. Pheochromocytoma Dicurigai sebagai Penyakit Turunan

Penyebab sebagian besar pheochromocytoma tidak diketahui secara pasti. Namun, sekitar 30 persen kasus pheochromocytoma dicurigai merupakan turunan dalam keluarga. Tumor yang diwariskan biasanya lebih berpotensi berkembang menjadi kanker daripada yang muncul secara acak.

Selain itu, beberapa kelainan genetik juga bisa memicu pertumbuhan tumor pheochromocytoma:

  • Penyakit von Hippel-Lindau.

  • Sindrom paraganglioma.

  • Neurofibromatosis tipe 1.

  • Multiple endocrine neoplasia type 2 (MEN2).

Baca juga: Kenali Penyebab Timbulnya Pheochromocytoma

3. Tekanan Darah Tinggi adalah Gejala Utama Pheochromocytoma

Tekanan darah tinggi merupakan gejala utama pheochromocytoma. Beberapa pengidap pheochromocytoma memiliki tekanan darah tinggi sepanjang waktu, sedangkan beberapa lainnya mungkin memiliki tekanan darah yang naik dan turun. Ada juga pengidap yang hanya mengalami gejala berupa tekanan darah tinggi. Namun secara umum, pengidap pheochromocytoma juga mengalami setidaknya satu dari gejala berikut ini:

  • Sembelit.

  • Pusing saat berdiri.

  • Mual.

  • Kulit pucat.

  • Detak jantung meningkat (berdebar).

  • Sakit kepala yang hebat.

  • Sakit perut atau punggung.

  • Mengeluarkan keringat yang tidak biasa.

Baca juga: 3 Tes untuk Deteksi Pheochromocytoma

4. Makanan Tinggi Tyramine Bisa Memicu Terjadinya Pheochromocytoma

Pengidap Pheochromocytoma dianjurkan untuk menghindari makanan yang tinggi tyramine, karena kandungan tersebut bisa memengaruhi tekanan darah dan juga memicu kambuhnya gejala pheochromocytoma. Kandungan tyramine biasa ditemukan pada makanan yang difermentasikan, diasamkan, kematangan atau basi. Contoh makanan yang mengandung tyramine, antara lain beberapa jenis keju, beberapa jenis bir dan anggur, cokelat, dan daging asap atau kering.

5. Pheochromocytoma Bisa Menyebabkan Beberapa Komplikasi

Tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh hormon-hormon pheochromocytoma bisa merusak banyak organ, terutama jaringan sistem kardiovaskular, otak, dan ginjal. Bila tidak segera diobati tekanan darah tinggi akibat pheochromocytoma bisa menyebabkan sejumlah komplikasi serius, antara lain:

  • Penyakit jantung.

  • Stroke.

  • Gagal ginjal.

  • Gangguan pernapasan akut.

  • Kerusakan saraf mata.

  • Tumor kanker.

Pada kasus yang jarang terjadi, pheochromocytoma bisa bersifat kanker dan sel-sel kanker bisa menyebar ke bagian lain dalam tubuh. Sel kanker dari pheochromocytoma paling sering bermigrasi ke sistem getah bening, tulang, hati, atau paru-paru.

6. Pengobatan Pheochromocytoma

Pengobatan utama untuk pheochromocytoma adalah dengan melakukan operasi untuk mengangkat tumor. Namun, sebelum menjalani operasi, dokter akan meresepkan obat tekanan darah khusus yang menghambat aksi hormon adrenalin untuk menurunkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi selama operasi.

Baca juga: Adakah Cara Mencegah Pheochromocytoma?

Bila kamu masih ingin tahu lebih banyak seputar pheochromocytoma, gunakan saja aplikasi Halodoc. Kamu bisa bertanya-tanya seputar masalah kesehatan dan minta saran kesehatan dari dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Pheochromocytoma.
WebMD. Diakses pada 2019. Pheochromocytoma: The rare but dangerous tumor that raises blood pressure.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan