Advertisement

ICD Dyspepsia: Kode, Gejala, dan Cara Mengatasinya

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   20 Juni 2025

Kondisi ini seringkali ditandai dengan sensasi penuh, kembung, atau mual setelah makan.

ICD Dyspepsia: Kode, Gejala, dan Cara MengatasinyaICD Dyspepsia: Kode, Gejala, dan Cara Mengatasinya

ICD Dyspepsia: Kode, Gejala, dan Cara Mengatasinya | HalodocDaftar Isi:

  1. Kode ICD Dispepsia
  2. Gejala Dispepsia
  3. Penyebab Dispepsia
  4. Diagnosis Dispepsia
  5. Pengobatan Dispepsia
  6. Pencegahan Dispepsia
  7. Kapan Harus ke Dokter?

Dispepsia adalah istilah medis untuk menggambarkan nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas, atau sering disebut ulu hati. Kondisi ini seringkali ditandai dengan sensasi penuh, kembung, atau mual setelah makan.

Dispepsia bukanlah penyakit tunggal, melainkan kumpulan gejala yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor.

Menurut klasifikasi ICD-10, dispepsia diberi kode K30. Sementara itu, ICD-11 memperbarui kode untuk functional dyspepsia menjadi GA30.

Kode ICD Dispepsia

Berikut adalah kode ICD untuk dispepsia:

  • ICD-10: K30 (Dispepsia)
  • ICD-11: GA30 (Functional Dyspepsia)

Functional dyspepsia sendiri merupakan kondisi dispepsia yang tidak ditemukan adanya kelainan organik atau struktural pada saluran pencernaan. Klasifikasi ini penting untuk diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat.

Gejala Dispepsia

Gejala dispepsia dapat bervariasi pada setiap orang, namun beberapa gejala umum meliputi:

  • Nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati
  • Rasa penuh atau begah setelah makan (postprandial distress)
  • Kembung
  • Mual
  • Cepat kenyang saat makan
  • Sendawa berlebihan
  • Regurgitasi (makanan naik kembali ke kerongkongan)

Menurut kriteria Rome IV, functional dyspepsia dibagi menjadi dua kategori utama: epigastric pain syndrome (EPS) dan postprandial distress syndrome (PDS).

EPS ditandai dengan nyeri ulu hati yang dominan, sedangkan PDS ditandai dengan rasa penuh atau begah setelah makan.

Penyebab Dispepsia

Penyebab dispepsia bisa bermacam-macam, dan dalam banyak kasus, penyebab pastinya sulit ditentukan. Beberapa penyebab umum dispepsia meliputi:

  • Penyakit asam lambung (GERD): Asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan iritasi dan nyeri.
  • Gastritis: Peradangan pada lapisan lambung.
  • Tukak lambung: Luka pada lapisan lambung atau usus halus.
  • Infeksi Helicobacter pylori: Bakteri yang dapat menyebabkan gastritis dan tukak lambung.
  • Efek samping obat-obatan: Beberapa obat, seperti antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dapat menyebabkan dispepsia.
  • Pola makan yang buruk: Makan terlalu cepat, makan makanan berlemak, atau minum alkohol berlebihan dapat memicu dispepsia.
  • Stres dan kecemasan: Kondisi psikologis dapat mempengaruhi fungsi pencernaan.
  • Functional dyspepsia: Dispepsia tanpa penyebab organik yang jelas.

Diagnosis Dispepsia

Diagnosis dispepsia melibatkan evaluasi gejala, riwayat kesehatan, dan pemeriksaan fisik. Dokter mungkin juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Endoskopi: Prosedur untuk melihat lapisan dalam kerongkongan, lambung, dan usus halus dengan menggunakan alat khusus.
  • Tes Helicobacter pylori: Untuk mendeteksi keberadaan bakteri H. pylori dalam lambung.
  • Tes darah: Untuk memeriksa kondisi umum kesehatan dan mencari tahu penyebab dispepsia.
  • Biopsi: Pengambilan sampel jaringan dari lapisan lambung untuk diperiksa di laboratorium.

Pengobatan Dispepsia

Pengobatan dispepsia tergantung pada penyebabnya. Beberapa pilihan pengobatan yang umum meliputi:

  • Antasida: Untuk menetralkan asam lambung.
  • Inhibitor Pompa Proton (PPI): Untuk mengurangi produksi asam lambung.
  • Antibiotik: Jika dispepsia disebabkan oleh infeksi H. pylori.
  • Prokinetik: Untuk mempercepat pengosongan lambung.
  • Menghindari makanan dan minuman yang memicu gejala.
  • Makan dengan porsi kecil dan lebih sering.
  • Tidak berbaring setelah makan.
  • Menurunkan berat badan jika berlebihan berat badan.
  • Mengelola stres.

Dalam kasus functional dyspepsia, pengobatan seringkali berfokus pada meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Beberapa terapi yang mungkin direkomendasikan meliputi terapi kognitif perilaku (CBT) dan obat-obatan antidepresan dosis rendah.

Pencegahan Dispepsia

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah dispepsia meliputi:

  • Menghindari makanan dan minuman yang memicu gejala, seperti makanan berlemak, pedas, asam, kafein, dan alkohol.
  • Makan dengan porsi kecil dan lebih sering.
  • Tidak merokok.
  • Mengelola stres dengan baik.
  • Menghindari penggunaan OAINS jangka panjang jika memungkinkan.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala dispepsia yang:

  • Berlangsung lebih dari dua minggu.
  • Tidak membaik dengan pengobatan rumahan.
  • Disertai dengan gejala lain seperti penurunan berat badan tanpa sebab, muntah darah, tinja berwarna hitam, atau kesulitan menelan.

Jangan ragu untuk mencari pertolongan medis jika kamu khawatir dengan gejala dispepsia yang kamu alami.

Jika kamu mengalami gejala dispepsia, segera konsultasikan dengan dokter di Halodoc. Dokter dapat membantu menentukan penyebab dispepsia dan memberikan penanganan yang tepat.

Kamu juga bisa mendapatkan informasi lebih lanjut tentang dispepsia dan tips untuk mengelola gejala melalui artikel dan video di aplikasi Halodoc.

Referensi:
AAPC. Diakses pada 2025. ICD-10 Code for Functional dyspepsia.
Medical News Today. Diakses pada 2025. What to know about indigestion or dyspepsia.