Ini Peran Perusahaan Menjaga Kesehatan Mental Pekerjanya

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   28 Oktober 2020
Ini Peran Perusahaan Menjaga Kesehatan Mental PekerjanyaIni Peran Perusahaan Menjaga Kesehatan Mental Pekerjanya

Halodoc, Jakarta – Wabah COVID-19 yang berlangsung sejak awal tahun ini memaksa banyak karyawan di seluruh dunia untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Awalnya, banyak orang yang merasa konsep bekerja dari rumah ini menyenangkan, lebih santai dan memungkinkan untuk memiliki waktu yang lebih banyak dengan keluarga.

Setelah 8 bulan menjalani WFH, tidak sedikit karyawan yang mengeluh bosan, stres, dan perasaan cemas. Di Hongkong, menurut survei online oleh Asosiasi Kesehatan Mental Hong Kong, 87 persen karyawan melaporkan mengalami stres akibat pekerjaan selama pandemi COVID-19. Survei terhadap 801 orang yang dilakukan antara 1 Mei sampai 2 Juli juga menemukan bahwa sekitar setengah dari semua karyawan menunjukkan gejala gangguan kecemasan.

Baca juga: 4 Aktivitas yang Bisa Mengurangi Rasa Cemas Berlebihan

Menurut Enoch Li, direktur pelaksana Bearapy, sebuah konsultan kesehatan mental di tempat kerja yang berbasis di Beijing, orang-orang mengalami berbagai masalah kesehatan emosional dan mental, seperti kecemasan, kesepian, perasaan kehilangan, kelelahan, dan bahkan depresi sebagai akibat dari bekerja dalam isolasi berkepanjangan dan meningkatnya ketakutan tentang keamanan pekerjaan. 

Baca juga: Ketahui Pemicu Stres saat Bekerja dari Rumah

Li mengatakan bahwa sangat penting bagi perusahaan untuk memiliki sistem pendukung krisis untuk membantu staf menghadapi tantangan saat pandemi. Berikut ini cara perusahaan dapat menjaga kesehatan mental karyawannya:

  • Menyediakan Akses Bagi Karyawan untuk Membicarakan Masalah Mentalnya

Li mengatakan bahwa hotline konseling dan sumber daya lain yang relevan harus dibuat mudah diakses oleh karyawan, karena stigma yang masih melekat pada masalah kesehatan mental dapat mencegah mereka untuk mencari bantuan. Manajer senior dapat memberi contoh dengan menelpon hotline tersebut, dan kemudian membagikan pengalaman mereka secara terbuka. Hal ini dapat membantu para karyawan untuk merasa bahwa mereka memiliki izin untuk mencari bantuan.

Organisasi di seluruh Kanada juga berinisiatif untuk membantu karyawan mereka mengatasi masalah kesehatan mental selama pandemi COVID-19 dengan menghadirkan pakar kesehatan mental dan mendorong staf untuk secara terbuka mendiskusikan kekhawatiran dan rasa stres yang mereka miliki.

  • Saling Memperhatikan

Li juga mengatakan, rekan kerja juga harus didorong untuk saling memperhatikan. Bila kamu melihat kolega kerja, termasuk manajer tiba-tiba menunjukkan perubahan perilaku dan temperamen, mungkin inilah saatnya untuk bertanya pada mereka. Namun, alih-alih bertanya “apa kabar?”, tanyakan “apa yang sedang mengganggu kamu sekarang?.” Cara tersebut dapat membantu membuka percakapan.

Bila kamu mencurigai seorang kolega mungkin sedang mengalami gangguan mental, mintalah izin padanya untuk membantu kolega tersebut, dan kemudian hubungi dan cari bantuan dari profesional.

  • Membuat Ruang Percakapan Antara Karyawan untuk Berbagi Keluh Kesah

Li juga menyarankan agar perusahaan memfasilitasi percakapan di antara rekan kerja agar mereka dapat dengan bebas mengungkapkan kekhawatiran dan emosi mereka. Hal ini karena mengetahui bahwa mereka terlibat bersama dan berbagi tantangan secara nyata dapat membantu membangun kepercayaan dan empati.

Nah, perusahaan dapat memberikan ruang yang tepat untuk berbagi, misalnya melalui panggilan zoom.

  • Perusahaan Harus Kreatif untuk Menjangkau Karyawannya

Perusahaan juga harus mendukung dan memotivasi karyawan yang bekerja dalam isolasi, terutama mereka yang tinggal sendiri, dengan cara menghubungi mereka dan menanyakan apa yang mereka butuhkan. 

Donna Ferguson, psikolog di Center for Addiction and Mental Health (CAMH) mengatakan bahwa perusahaan harus kreatif untuk menjangkau karyawan, misalnya dengan menawarkan konseling kesehatan mental melalui bulletin email atau video zoom. Melalui panggilan zoom, perusahaan juga dapat memeriksa karyawannya untuk melihat bagaimana kinerja mereka, terutama orang yang bekerja sendirian di rumah dan menawarkan diri untuk mendengarkan bila perlu.

Baca juga: Anti Stres Selama Kerja di Rumah, Ini Tipsnya

Nah, itulah peran perusahaan dalam menjaga kesehatan mental karyawannya. Bila kamu mengalami stres atau masalah kesehatan mental lainnya akibat bekerja dari rumah, jangan ragu untuk menghubungi psikolog lewat aplikasi Halodoc. Kamu bisa curhat dengan leluasa melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga. 

Referensi:
South China Morning Post. Diakses pada 2020. Mental health and working from home: what companies can do to help staff amid prolonged Covid-19 disruption.
The Globe and Mail. Diakses pada 2020. Companies boosting mental health supports for employees amid the coronavirus pandemic.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan