Ini Perbedaan Siklus Menstruasi yang Normal dan Tidak

9 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   02 Februari 2024

“Siklus menstruasi normal biasanya terjadi pada interval waktu yang sama setiap bulannya. Sedangkan siklus yang dianggap tidak normal adalah bila tidak teratur setiap bulannya atau perdarahan lebih hebat atau lebih ringan dari biasanya.✔️Artikel ini telah di-review dokter”

Ini Perbedaan Siklus Menstruasi yang Normal dan TidakIni Perbedaan Siklus Menstruasi yang Normal dan Tidak

DAFTAR ISI


Halodoc, Jakarta – Siklus menstruasi adalah serangkaian perubahan yang dialami tubuh wanita setiap bulan sebagai persiapan untuk kemungkinan kehamilan. Setiap bulan salah satu indung telur melepaskan sel telur yang dikenal dengan istilah ovulasi. 

Pada saat yang sama, perubahan hormonal mempersiapkan rahim untuk kehamilan. Saat ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi, endometrium dikeluarkan dari vagina dan proses ini disebut dengan siklus menstruasi. 

Cara Menghitung Siklus Menstruasi

Selain untuk merencanakan kehamilan, melacak siklus menstruasi penting dilakukan oleh setiap wanita yang sudah masuk masa pubertas. Gunanya adalah untuk mengetahui apakah siklus mereka normal atau tidak.

Sebenarnya siklus haid dimulai dari kapan? Nyatanya, setiap wanita memiliki siklus haid yang berbeda-beda. Siklus haid yang normal terjadi pada interval waktu 21-35 hari dan bisa berlangsung selama 2-7 hari. Namun, tidak semua wanita memiliki siklus yang normal. 

Ada beberapa faktor yang memengaruhi, seperti kondisi kesehatan, pola makan, olahraga, stres, dan berat badan. Jika kamu mengalami menstruasi yang tidak teratur, cari tahu cara untuk mempercepat menstruasi melalui artikel ini “Ladies, Mau Tahu Cara Agar Cepat Menstruasi? Ini 9 Tipsnya”

Meskipun jarang menandakan masalah serius, tetapi terkadang siklus menstruasi yang tidak teratur menandakan adanya masalah kesehatan. Yuk, kenali tanda siklus haid yang normal dan tidak berikut ini!

Durasi Siklus Haid yang Normal

Berikut beberapa tanda siklus menstruasi normal, yaitu:

  • Siklus menstruasi normal biasanya terjadi pada interval waktu yang sama setiap bulannya. Kondisi ini berlangsung selama 24-38 hari dengan volume darah yang keluar sekitar 30-80 ml.
  • Siklus dianggap tidak teratur jika lebih pendek dari 24 hari atau lebih lama dari 38 hari. Siklus menstruasimu mungkin juga tidak teratur jika panjangnya bervariasi lebih dari 20 hari dari bulan ke bulan. 

Selama siklus haid, terdapat perubahan hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada lapisan rahim. Jika sel telur tidak dibuahi, maka lapisan rahim akan luruh dan keluar bersamaan dengan darah menstruasi.

Tanda siklus menstruasi tidak normal

Siklus menstruasi tidak normal terjadi ketika menstruasi terjadi secara tidak teratur atau tidak konsisten setiap bulannya. Sebenarnya menstruasi yang datang sedikit terlambat atau sedikit lebih cepat dari siklus, masih dianggap normal atau teratur. Namun, siklus menstruasi dianggap normal bila:

  • Menstruasi yang terjadi kurang dari 21 hari atau jarak waktu antara satu siklus ke siklus lainnya lebih dari 35 hari.
  • Tidak menstruasi selama tiga periode atau lebih berturut-turut.
  • Aliran menstruasi (perdarahan) yang jauh lebih berat atau lebih ringan dari biasanya.
  • Menstruasi yang berlangsung lebih lama dari tujuh hari.
  • Lamanya waktu antara siklus bervariasi lebih dari sembilan hari. Misalnya, satu siklus 28 hari, siklus berikutnya 37 hari, dan siklus berikutnya 29 hari.
  • Menstruasi yang datang bersamaan dengan nyeri hebat, kram, mual atau muntah.
  • Pendarahan atau bercak yang terjadi di antara periode, setelah menopause atau setelah berhubungan seksual.
  • Volume darah bisa memenuhi satu atau lebih tampon atau pembalut dalam satu jam.

Selain siklus yang tidak normal, keputihan yang terjadi pasca menstruasi juga perlu diwaspadai. Baca selengkapnya di artikel ini:  Ini 7 Penyebab Keputihan Setelah Haid dan Cara Mengatasinya“.

Jenis siklus menstruasi tidak normal

Beberapa jenis siklus haid yang tidak normal antara lain sebagai berikut:

1. Menorrhagia

Kondisi ini terjadi saat darah menstruasi yang keluar berlebihan selama 7-10 hari atau lebih, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Ada beberapa tanda yang perlu kamu perhatikan saat mengalami menorrhagia, seperti:

  • Menggunakan pembalut lebih dari satu selama satu jam.
  • Sering terbangun pada malam hari untuk mengganti pembalut.
  • Perdarahan menstruasi lebih dari satu minggu.
  • Mengeluarkan gumpalan darah yang besar.
  • Kelelahan terus menerus.

2. Polymenorrhea 

Polymenorrhea adalah kondisi ketika siklus haid terlalu pendek atau terjadi terlalu sering, yaitu kurang dari 21 hari. Siklus menstruasi yang normal berlangsung dari 24-38 hari. 

Kondisi ini bisa terjadi akibat kondisi tertentu, seperti tingkat stres yang tinggi, penyakit menular seksual, hingga endometriosis. Jika tidak teratasi dengan baik, kondisi ini juga dapat menyebabkan gangguan kesuburan.

3. Oligomenorrhea 

Oligomenorrhea adalah kondisi siklus haid terlalu panjang atau terjadi terlalu jarang, yaitu lebih dari 35 hari. Biasanya, pengidap oligomenorrhea mengalami menstruasi yang tidak dapat diprediksi.

Pengidap gangguan ini bisa saja mengalami menstruasi hanya 6-8 kali dalam setahun. Ada beberapa kondisi yang berisiko memicu oligomenorrhea, seperti:

  • PCOS.
  • Cushing’s syndrome.
  • Diabetes.
  • Gangguan makan.

4. Amenorrhea 

Amenorrhea adalah menstruasi tidak datang sama sekali. Kondisi ini dapat terjadi pada wanita yang sedang hamil, menyusui, atau menopause. Namun, bisa terjadi karena kondisi medis tertentu, seperti gangguan hormonal atau gangguan tiroid.

Nah, bila kamu mengalami siklus menstruasi tidak normal, kamu bisa Konsultasi ke Dokter Spesialis Kandungan ini untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Hormon yang Memengaruhi Fase Siklus Menstruasi

Ada beberapa hormon yang dapat memengaruhi fase siklus menstruasi, yaitu:

1. Hormon estrogen

Hormon ini memiliki peran yang cukup penting untuk proses ovulasi. Estrogen juga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perubahan tubuh ketika anak beranjak remaja dan memasuki masa pubertas.

2. Hormon progesteron

Progesteron bekerjasama dengan estrogen untuk mengoptimalkan siklus reproduksi serta mempersiapkan kemungkinan proses pembuahan.

3. Follicle stimulating hormone

Hormon ini dibuat dan dilepaskan oleh kelenjar pituitari. Hormon ini memiliki peran dalam perkembangan dan reproduksi seksual. Adanya hormon ini dalam jumlah yang tepat memengaruhi kondisi ovarium, sehingga terkait dengan siklus menstruasi pada wanita.

4. Luteinizing hormone

Hormon ini dapat merangsang perubahan ovarium untuk mempertahankan siklus menstruasi dan menjaga kehamilan. Lonjakan hormon ini membuat ovarium melepaskan sel telur yang matang selama siklus menstruasi.

5. Gonadotropin releasing hormone

Hormon inni secara tidak langsung akan merangsang estrogen dan progesteron dalam tubuh. Di tengah siklus menstruasi, tubuh akan melepaskan estradiol yang memengaruhi peningkatan produksi gonadotropin releasing hormone.

Peningkatan hormon ini juga meningkatkan luteinizing hormon dan memicu penurunan follicle stimulating hormone. Adanya perubahan ini menyebabkan ovulasi pada tubuh.

Fase pada Siklus Menstruasi

Ada beberapa fase siklus menstruasi yang perlu kamu ketahui, yaitu:

1. Fase menstruasi

Fase ini bermula ketika sel telur dari siklus sebelumnya tidak melalui proses pembuahan. 

Kondisi ini membuat proses kehamilan tidak terjadi. Dengan begitu, hormon estrogen dan progesteron menurun.

Lapisan rahim yang menebal, sehingga tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Lapisan tersebut akan keluar melalui vagina dalam proses menstruasi. 

Selama menstruasi, kamu akan melepaskan kombinasi darah, lendir, dan jaringan dari rahim. Lalu, berapa lama siklus menstruasi yang normal? Umumnya, wanita akan mengalami siklus menstruasi selama 21-35 hari.

2. Fase folikuler

Tahap folikuler bermula pada hari pertama menstruasi. Fase ini juga membuat hormon perangsang folikel keluar dari kelenjar pituitari. Hormon ini merangsang ovarium untuk mengeluarkan folikel. Umumnya, folikel mengandung telur yang belum matang.

Telur yang sehat akan matang. Sedangkan folikel yang tersisa akan kembali terserap ke dalam tubuh. Folikel yang matang memicu lonjakan estrogen yang mengentalkan rahim.

3. Fase ovulasi

Ketika estrogen meningkat, maka kelenjar pituitari akan melepaskan hormon luteinizing. Inilah yang memulai proses ovulasi.

Saat ovulasi, telur yang sudah matang berjalan menuruni tuba falopi menuju rahim untuk proses pembuahan. Fase ovulasi ini merupakan waktu di mana wanita bisa mendapatkan kehamilan.

Sel telur dapat dibuahi setelah 24 jam dikeluarkan. Setelah lebih dari satu hari, sel telur akan mati atau larut jika tidak melalui proses pembuahan.

4. Fase luteal

Fase luteal dikenal juga sebagai fase pramenstruasi. Setelah folikel melepaskan telurnya, maka folikel akan berubah menjadi korpus luteum. 

Kondisi tersebut membuat tubuh melepaskan hormon, terutama progesteron dan estrogen. Peningkatan kedua hormon tersebut membuat lapisan rahim kembali menebal dan siap menerima sel telur untuk pembuahan.

Jika kamu mengalami kehamilan, maka tubuh akan memproduksi human chorionic gonadotropin (hCG) yang bisa terdeteksi saat wanita mengalami kehamilan. Sedangkan jika tidak hamil, maka estrogen dan progesteron kembali mengalami penurunan yang kembali memicu fase pertama, yaitu menstruasi.

Penyebab Siklus Menstruasi Tidak Normal

Ada banyak hal yang menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak normal, mulai dari mengidap suatu kondisi medis hingga penggunaan obat-obatan tertentu.

1. Kondisi medis tertentu

Beberapa gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan siklus haid tidak normal, adalah:

  • Endometriosis. Terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh pada luar rahim.
  • PCOS. Ketika ovarium menghasilkan hormon androgen yang sangat besar, sehingga mencegah terjadinya ovulasi yang membuat menstruasi tidak teratur.
  • Radang panggul. Kondisi infeksi bakteri yang dapat memengaruhi sistem reproduksi wanita.
  • Kanker. Kanker rahim dan kanker ovarium menjadi salah satu penyebab siklus haid tidak normal.
  • Diabetes. Akibat adanya ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Bahkan, pada pengidap diabetes tipe 1 berisiko tinggi mengalami menopause dini.
  • Cushing syndrome. Siklus menstruasi tidak normal pada pengidap ini karena adanya penghambatan hiperkortisolemik pada tingkat hipotalamus.

2. Perubahan gaya hidup

Perubahan gaya hidup dapat berdampak pada siklus menstruasi. Ada beberapa gaya hidup yang memicu masalah ini, seperti:

  • Berada di situasi/lingkungan yang rentan memicu stres.
  • Penurunan atau kenaikan berat badan.
  • Olahraga yang berlebihan.
  • Pola makan yang tidak sehat.

3. Penggunaan obat-obatan tertentu

Penggunaan obat-obatan untuk mengatasi gangguan kesehatan juga bisa menjadi penyebab gangguan siklus menstruasi. Seperti penggunaan steroid atau pengencer darah.

4. Penyebab lainnya

Ada beberapa penyebab lainnya yang membuat siklus menstruasi terganggu, seperti:

  • Penggunaan pil KB.
  • Tindakan operasi pada area ovarium.
  • Riwayat keguguran.
  • Meningkatkan hormon prolaktin pada ibu menyusui.
  • Mengalami gangguan kesehatan mental.
  • Mengalami tanda menopause.

Ketika siklus menstruasi tidak normal, sebaiknya kamu berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penyebabnya dan mendapatkan perawatan yang tepat. Jangan mengabaikan kondisi ini karena dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius di masa depan.

Cara Mengobati Gangguan Siklus Menstruasi

Pengobatan siklus haid yang tidak teratur tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Pilihan pengobatan mungkin termasuk:

  • Kontrol kelahiran hormonal: Pil KB dapat mengobati perdarahan menstruasi berat yang terjadi karena endometriosis, fibroid, dan PCOS.
  • Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD): IUD dapat menurunkan jumlah perdarahan menstruasi setiap bulan.
  • Gonadotropin-releasing hormone (GnRH): Hormon yang dapat mengurangi ukuran fibroid rahim dan membantu mengatur siklus menstruasi.
  • Manajemen nyeri: Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau naproxen dapat mengobati nyeri menstruasi yang menyakitkan. Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai rejimen NSAID regular.
  • Terapi hormon: Pengobatan ini bisa membantu jika siklus menstruasi yang tidak teratur yang terjadi karena perimenopause. Ini juga dapat membantu gejala menopause lainnya seperti kekeringan vagina dan hot flashes.
  • Antibiotik: Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik jika penyebab perdarahan tidak teratur adalah karena infeksi.

Simak juga informasi mengenai cara agar haid cepat selesai melalui artikel ini Ini Berbagai Cara Agar Haid Cepat Selesai yang Aman Dilakukan.

Kamu kini sudah tahu seberapa pentingnya mengetahui siklus menstruasi. Nah, tidak ada salahnya untuk menghubungi dokter di Halodoc jika kamu mengalami siklus menstruasi yang tidak normal.

Dapatkan produk kesehatan terbaik untuk siklus menstruasi normal dan tidak normal bersama toko kesehatan di Halodoc
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Abnormal Menstruation (Periods).
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Menstrual cycle: What’s normal, what’s not.
VeryWell Health. Diakses pada 2024. Menstrual Disorders: Irregular Periods.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Irregular Periods.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH).
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Luteinizing Hormone.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Follicle-Stimulating Hormone (FSH).
Healthline. Diakses pada 2024. Stages of the Menstrual Cycle.
MSD Manual. Diakses pada 2024. Menstrual Cycle.
National Institute of Child Health and Human Development. Diakses pada 2024. What Causes Menstrual Irregularities?
The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism. Diakses pada 2024. Menstrual abnormalities in women with Cushing’s disease are correlated with hypercortisolemia rather than raised circulating androgen levels.
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Heavy Menstrual Bleeding.
Healthline. Diakses pada 2024. Polymenorrhea.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Oligomenorrhea.
Healthline. Diakses pada 2024. How to Regulate Your Periods: 20 Tips and Tricks.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan