Inilah Kondisi yang Bisa Menyebabkan Tinnitus

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   18 Februari 2021
Inilah Kondisi yang Bisa Menyebabkan TinnitusInilah Kondisi yang Bisa Menyebabkan Tinnitus

Halodoc, Jakarta - Apakah kamu pernah mengalami gejala aneh seperti mendengar dering atau suara lain di salah satu atau kedua telinga, padahal sebenarnya tidak ada suara? Kondisi ini bisa mengindikasikan kamu mengalami tinnitus. Dilaporkan bahwa tinnitus menyerang sekitar 15 persen hingga 20 persen orang, dan terutama terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Bunyi yang didengar saat mengidap tinnitus tidak disebabkan oleh suara eksternal, dan orang lain biasanya tidak dapat mendengarnya. 

Tinnitus menyerang seseorang karena banyak hal yang mendasari, seperti gangguan pendengaran terkait usia, cedera telinga, atau masalah dengan sistem peredaran darah. Bagi banyak orang, tinnitus membaik dengan pengobatan penyebab yang mendasari atau dengan pengobatan lain yang mengurangi atau menutupi kebisingan sehingga membuat gejala tinnitus tidak terlihat. 

Baca Juga: Apakah Tinnitus Termasuk Penyakit yang Berbahaya?

Hal-Hal yang BIsa Sebabkan Tinnitus Menyerang

Sejumlah kondisi kesehatan dapat menyebabkan atau memperburuk tinnitus. Namun, dalam banyak kasus, penyebab pasti tidak pernah ditemukan.

Penyebab Umum Tinnitus

Pada banyak orang, tinnitus menyerang karena beberapa hal seperti: 

  • Kehilangan Pendengaran. Ada sel-sel rambut kecil dan halus di telinga bagian dalam (koklea) yang bergerak saat telinga menerima gelombang suara. Gerakan ini memicu sinyal listrik di sepanjang saraf dari telinga ke otak (saraf pendengaran). Otak kemudian akan menafsirkan sinyal-sinyal ini sebagai suara. Jika rambut di dalam telinga bagian dalam bengkok atau patah akibat bertambahnya usia atau saat kamu secara teratur terpapar suara keras, hal tersebut dapat "membocorkan" impuls listrik acak ke otak. 
  • Infeksi Telinga atau Penyumbatan Saluran Telinga. Saluran telinga dapat tersumbat oleh penumpukan cairan (infeksi telinga), kotoran telinga, kotoran, atau benda asing lainnya. Penyumbatan pun dapat mengubah tekanan di telinga dan kemudian menyebabkan tinitus.
  • Cedera Kepala atau Leher. Trauma kepala atau leher dapat memengaruhi telinga bagian dalam, saraf pendengaran, atau fungsi otak yang terkait dengan pendengaran. Cedera seperti itu biasanya menyebabkan tinitus hanya di satu telinga.
  • Efek Samping Pengobatan. Sejumlah obat dapat menyebabkan atau memperburuk tinnitus. Umumnya, semakin tinggi dosis obat ini, tinnitus semakin buruk. Sering kali suara yang tidak diinginkan menghilang saat kamu berhenti menggunakan obat ini. Pengobatan yang diketahui menyebabkan tinitus termasuk obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan antibiotik tertentu, obat kanker, pil air (diuretik), obat antimalaria, dan antidepresan.

Jika gejala munculnya suara asing akibat tinnitus mulai mengganggu aktivitasmu, jangan tunda untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Kamu pun kini bisa membuat janji dengan dokter di rumah sakit melalui Halodoc supaya lebih mudah. Dengan memanfaatkan fitur buat janji di rumah sakit, kamu tak perlu lagi repot antre untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter.

 Baca juga: Tinnitus Bisa Sebabkan Insomnia, Ini Cara Mengatasinya

Penyebab Tinitus Lainnya

Penyebab tinnitus menyerang yang kurang umum termasuk masalah telinga lainnya, kondisi kesehatan kronis, dan cedera atau kondisi yang memengaruhi saraf di telinga atau pusat pendengaran di otak

  • Penyakit Meniere. Tinnitus dapat menjadi indikator awal penyakit Meniere, kelainan telinga bagian dalam yang mungkin disebabkan oleh tekanan cairan telinga bagian dalam yang tidak normal.
  • Disfungsi Tuba Eustachius. Dalam kondisi ini, saluran di telinga yang menghubungkan telinga tengah ke tenggorokan bagian atas tetap mengembang sepanjang waktu, yang bisa membuat telinga terasa penuh.
  • Perubahan Tulang Telinga. Pengerasan tulang di telinga tengah (otosklerosis) dapat memengaruhi pendengaran dan menyebabkan tinnitus. Kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan tulang yang tidak normal, cenderung menurun dalam keluarga.
  • Kejang Otot di Telinga Bagian Dalam. Otot di telinga bagian dalam bisa menegang (spasme), yang bisa menyebabkan tinitus, gangguan pendengaran, dan perasaan penuh di telinga. Hal ini terkadang terjadi tanpa alasan yang dapat dijelaskan, tetapi juga dapat disebabkan oleh penyakit neurologis, termasuk sklerosis ganda.
  • Gangguan Sendi Temporomandibular. Masalah pada sendi di setiap sisi kepala di depan telinga, tempat tulang rahang bawah bertemu dengan tengkorak, dapat menyebabkan tinitus.

Baca juga: Mesin White Noise Bisa Bantu Mengobati Tinnitus

  • Neuroma Akustik atau Tumor Kepala dan Leher. Neuroma akustik adalah tumor non-kanker (jinak) yang berkembang di saraf kranial yang membentang dari otak ke telinga bagian dalam dan mengontrol keseimbangan serta pendengaran. Tumor kepala, leher, atau otak lainnya juga dapat menyebabkan tinitus.
  • Gangguan Pembuluh Darah. Kondisi yang memengaruhi pembuluh darah, seperti aterosklerosis, tekanan darah tinggi, atau pembuluh darah yang bengkok atau rusak, dapat menyebabkan darah mengalir melalui pembuluh darah dan arteri dengan lebih kuat. Perubahan aliran darah ini dapat menyebabkan tinitus atau tinnitus lebih terlihat.
  • Kondisi Kronis Lain. Kondisi termasuk diabetes, masalah tiroid, migrain, anemia, dan gangguan autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus semuanya telah dikaitkan dengan tinnitus.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Tinnitus.
Medical News Today. Diakses pada 2021. Tinnitus.
U.S. National Institute on Deafness and Other Communication Disorders. Diakses pada 2021. Tinnitus.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan