Advertisement

Ketahui Biaya Cuci Darah dan Prosedurnya

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   28 November 2025

Hemodialisis adalah prosedur untuk membersihkan darah dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.

Ketahui Biaya Cuci Darah dan ProsedurnyaKetahui Biaya Cuci Darah dan Prosedurnya

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Cuci Darah (Hemodialisis)?
  2. Estimasi Biaya Cuci Darah di Indonesia
  3. Tujuan Dilakukannya Cuci Darah
  4. Kondisi Medis yang Membutuhkan Cuci Darah
  5. Persiapan Sebelum Cuci Darah
  6. Prosedur Cuci Darah yang Perlu Diketahui
  7. Komplikasi Akibat Cuci Darah
  8. Perawatan Setelah Cuci Darah
  9. Pentingnya Menjaga Nutrisi yang Tepat
  10. FAQ

Cuci darah atau hemodialisis adalah prosedur medis penting bagi orang yang mengalami gangguan fungsi ginjal.

Dengan bantuan mesin khusus, darah dibersihkan dari limbah, cairan berlebih, dan elektrolit yang seharusnya disaring oleh ginjal.

Prosedur ini berperan besar dalam mempertahankan kualitas hidup pasien gagal ginjal, sekaligus mencegah penumpukan racun yang bisa membahayakan tubuh.

Apa Itu Cuci Darah (Hemodialisis)?

Cuci darah atau hemodialisis adalah prosedur medis untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak. Proses ini membersihkan darah dari zat-zat limbah, elektrolit berlebih, dan cairan yang seharusnya dikeluarkan oleh ginjal.

Hemodialisis menggunakan mesin khusus yang disebut dialyzer atau ginjal buatan.

Estimasi Biaya Cuci Darah di Indonesia

Biaya cuci darah di Indonesia dapat berbeda-beda tergantung sejumlah faktor penting. Setiap rumah sakit memiliki standar tarif tersendiri, sehingga pasien sering menemukan variasi yang cukup besar antar fasilitas kesehatan.

Beberapa faktor yang memengaruhi biaya antara lain jenis rumah sakit (pemerintah atau swasta), kota tempat tindakan dilakukan, serta jenis layanan dan peralatan yang digunakan selama prosedur.

Di banyak rumah sakit swasta, biaya satu sesi cuci darah biasanya berada di kisaran Rp 800.000 hingga lebih dari Rp 1.500.000. Angka ini umumnya mencakup tindakan hemodialisis inti, tetapi belum termasuk beberapa komponen lain, seperti:

  • Pemeriksaan awal sebelum pasien dinyatakan siap menjalani cuci darah.
  • Pemasangan akses vaskular seperti AV fistula atau kateter.
  • Obat-obatan pendamping, termasuk antikoagulan atau suplemen yang dibutuhkan.
  • Biaya kontrol dokter dan laboratorium rutin yang wajib dilakukan setiap beberapa minggu.

Pada rumah sakit pemerintah atau fasilitas dengan program bantuan tertentu, biaya bisa lebih rendah karena adanya subsidi atau penggunaan BPJS Kesehatan.

Namun, pasien tetap perlu mempertimbangkan biaya tambahan lain seperti transportasi, akomodasi, hingga frekuensi cuci darah yang umumnya dilakukan 2–3 kali per minggu.

Tujuan Dilakukannya Cuci Darah

Cuci darah atau hemodialisis dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah tidak lagi bekerja optimal.

Prosedur ini sangat penting bagi pasien dengan kondisi gagal ginjal, karena tubuh tidak dapat lagi menyaring limbah metabolik secara alami.

Berikut tujuan utama cuci darah dalam bentuk poin agar mudah dipahami:

  • Membuang limbah metabolik dari darah:
    Ketika ginjal tidak berfungsi, racun seperti urea dan kreatinin akan menumpuk. Cuci darah membantu menghilangkan zat-zat ini untuk mencegah keracunan tubuh.
  • Menjaga keseimbangan cairan tubuh:
    Hemodialisis membantu mengatur jumlah cairan agar tidak berlebihan. Penumpukan cairan dapat menyebabkan bengkak, sesak napas, hingga gangguan jantung.
  • Menyeimbangkan elektrolit penting:
    Cuci darah membantu menjaga kadar elektrolit seperti kalium, natrium, dan kalsium tetap stabil. Ketidakseimbangan elektrolit bisa menyebabkan gangguan irama jantung dan kelemahan otot.
  • Meningkatkan kualitas hidup pasien:
    Dengan mengendalikan gejala seperti mual, kelelahan, dan sesak, hemodialisis membantu pasien berfungsi lebih baik dalam aktivitas harian.
  • Mempertahankan fungsi vital tubuh:
    Pada pasien dengan penyakit ginjal kronis stadium akhir atau gagal ginjal akut, cuci darah memastikan tubuh tetap mampu menjalankan fungsi metabolik dasar untuk bertahan hidup.

Prosedur hemodialisis biasanya dilakukan secara rutin seumur hidup, kecuali pasien mendapatkan transplantasi ginjal—sehingga memahami tujuan dan manfaatnya sangat penting untuk manajemen penyakit jangka panjang.

Kondisi Medis yang Membutuhkan Cuci Darah

Beberapa kondisi medis yang seringkali memerlukan cuci darah meliputi:

  • Penyakit ginjal kronis stadium akhir.
  • Gagal ginjal akut.
  • Keracunan obat atau zat kimia.
  • Ketidakseimbangan elektrolit yang parah.

Persiapan Sebelum Cuci Darah

Sebelum menjalani cuci darah, ada beberapa persiapan penting yang perlu dilakukan:

  • Pemasangan Akses Vaskular: Dokter akan membuat akses vaskular (AV fistula, AV graft, atau catheter) untuk memudahkan aliran darah selama proses hemodialisis.
  • Pemeriksaan Kesehatan: Pasien akan menjalani pemeriksaan fisik dan tes darah untuk memastikan kondisi kesehatan optimal.
  • Konsultasi dengan Dokter: Diskusikan semua obat-obatan yang sedang dikonsumsi dan riwayat alergi dengan dokter.

Prosedur Cuci Darah yang Perlu Diketahui

Secara umum, prosedur cuci darah meliputi langkah-langkah berikut:

  1. Persiapan: Pasien akan duduk atau berbaring di kursi khusus.
  2. Penyambungan ke Mesin Dialisis: Perawat akan menghubungkan akses vaskular ke mesin dialisis.
  3. Proses Pembersihan Darah: Darah akan dipompa melalui dialyzer, di mana zat limbah dan cairan berlebih akan disaring. Darah yang sudah bersih kemudian dikembalikan ke tubuh.
  4. Pemantauan: Selama proses berlangsung, tekanan darah, detak jantung, dan kondisi umum pasien akan dipantau secara ketat.

Proses cuci darah biasanya berlangsung sekitar 3-4 jam dan dilakukan 2-3 kali seminggu, tergantung pada kondisi pasien.

Komplikasi Akibat Cuci Darah

Meskipun cuci darah adalah prosedur yang relatif aman, beberapa komplikasi mungkin terjadi, antara lain:

  • Hipotensi (tekanan darah rendah).
  • Kram otot.
  • Mual dan muntah.
  • Infeksi pada akses vaskular.
  • Reaksi alergi terhadap material dialyzer.

Pahami lebih dalam mengenai Hemodialisa (Cuci Darah) – Tujuan, Prosedur, & Efek Sampingnya berikut ini.

Perawatan Setelah Cuci Darah

Setelah menjalani cuci darah, pasien perlu melakukan beberapa perawatan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat pemulihan:

  • Pantau akses vaskular terhadap tanda-tanda infeksi (kemerahan, bengkak, nyeri).
  • Hindari mengangkat benda berat dengan lengan yang memiliki akses vaskular.
  • Konsumsi makanan yang dianjurkan oleh ahli gizi.
  • Minum obat sesuai resep dokter.

Punya pertanyaan lebih lanjut mengenai tindakan ini? Berikut Rekomendasi Dokter di Halodoc yang Bisa Beri Info Seputar Cuci Darah untuk kamu hubungi.

Pentingnya Menjaga Nutrisi yang Tepat

Pasien yang menjalani cuci darah perlu memperhatikan asupan nutrisi mereka. Diet yang tepat dapat membantu mengontrol kadar elektrolit, mencegah penumpukan limbah, dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Beberapa tips nutrisi penting meliputi:

  • Batasi asupan natrium, kalium, dan fosfor.
  • Konsumsi protein yang cukup.
  • Pilih karbohidrat kompleks daripada karbohidrat sederhana.
  • Batasi asupan cairan.

Konsultasikan dengan ahli gizi untuk mendapatkan rencana makan yang sesuai dengan kebutuhan individu. Nah, berikut Ini Rekomendasi Dokter Gizi di Halodoc yang Bisa Dihubungi terkait nutrisi usai menjalani cuci darah.

Itulah penjelasan seputar prosedur cuci darah yang perlu kamu ketahui. Jika kamu punya pertanyaan lain terkait tindakan ini, hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc saja.

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
American Kidney Foundation. Diakses pada 2025. Hemodialysis.
National Health Service UK. Diakses pada 2025. Dialysis.
National Kidney Foundation. Diakses pada 2025. Hemodialysis Catheters: How to Keep Yours Working Well.
Healthline. Diakses pada 2025. Dialysis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Hemodialysis.

FAQ

1. Seberapa sering seseorang harus menjalani cuci darah?

Frekuensi cuci darah tergantung pada kondisi ginjal dan kesehatan secara keseluruhan. Dokter akan menentukan jadwal yang paling sesuai.

2. Bisakah saya hidup normal setelah menjalani cuci darah?

Dengan perawatan yang tepat dan gaya hidup sehat, banyak pasien dapat menjalani hidup yang aktif dan produktif setelah menjalani cuci darah.