Mitos Kehamilan di Trimester Pertama yang Bikin Was-Was

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   29 Agustus 2018
Mitos Kehamilan di Trimester Pertama yang Bikin Was-WasMitos Kehamilan di Trimester Pertama yang Bikin Was-Was

Halodoc, Jakarta – Mencari dan mendengarkan informasi kehamilan adalah hal yang wajar dilakukan wanita pada trimester pertama. Terlebih jika kehamilan yang sedang dijalani merupakan pengalaman pertama. Hal itu membuat ibu hamil merasa sangat butuh “bantuan” untuk memberi rasa nyaman dan percaya diri dalam menjalani masa tersebut.

Sayangnya, tidak semua informasi yang beredar dan dipercaya masyarakat mengandung fakta. Ada sejumlah kepercayaan turun temurun yang sebenarnya hanya mitos dan tidak terbukti kebenarannya, terutama seputar masalah kesehatan selama hamil. Alih-alih membuat ibu hamil merasa tenang, mitos yang beredar dan sering dipercayai tersebut malah bisa bikin was-was dan stres.

Padahal di trimester pertama kehamilan, ibu disarankan untuk menjauhi kondisi yang bisa menyebabkan stres. Sebab, hal tersebut bisa meningkatkan risiko gangguan pada ibu hamil, mengganggu perkembangan janin, bahkan bisa memicu keguguran.

Maka dari itu, sangat penting mengetahui apa saja mitos kehamilan yang harus berhenti dipercaya. Yuk, simak 5 mitos kehamilan di trimester pertama yang bikin was-was berikut!

1. Hubungan Intim bisa Menyakiti Bayi

Salah satu mitos yang paling banyak dipercaya adalah wanita tidak boleh melakukan hubungan intim jika sedang hamil. Banyak yang menganggap bahwa melakukan hubungan intim saat hamil bisa menyakiti dan memengaruhi janin yang ada di dalam kandungan. Padahal, hal tersebut sama sekali tidak benar.

Pada dasarnya, selama kondisi kehamilan normal, sah-sah saja untuk melakukan hubungan suami-istri. Berhubungan intim saat hamil tidak akan menyakiti janin. Selama berada di dalam kandungan, janin dilindungi oleh cairan ketuban rahim yang sangat kuat, artinya aktivitas seksual tidak akan membahayakannya.

Selain itu, janin juga dilindungi oleh otot rahim serta lendir tebal yang membantu menghindari terjadinya infeksi. Jadi, berhubungan seksual bisa menyebabkan keguguran sepenuhnya adalah mitos. Umumnya, keguguran terjadi karena adanya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan janin.

2. Olahraga saat Hamil Memicu Keguguran

Ibu hamil yang terlalu banyak melakukan aktivitas berat, termasuk berolahraga, juga disebut bisa memicu terjadinya keguguran. Karena kepercayaan tersebut, seringnya ibu hamil dijauhkan dari aktivitas yang melelahkan dan diminta untuk beristirahat saja.

Saat hamil, perubahan yang terjadi memang membuat ibu lebih mudah merasa lelah dan membutuhkan banyak istirahat. Namun, bukan berarti selama hamil ibu tidak boleh melakukan apa pun, malah tidak boleh berolahraga. Sebaliknya, berolahraga saat hamil justru dianjurkan.

Selain untuk menjaga kesehatan ibu dan calon bayi, rutin berolahraga juga dapat membantu melancarkan proses persalinan kelak. Agar tetap aman, pastikan memilih jenis olahraga yang sesuai untuk ibu hamil.

3. Dilarang Makan Nanas

Ibu hamil juga hampir selalu dijauhkan dengan buah nanas. Pasalnya, banyak orang yang percaya bahwa mengonsumsi buah yang satu ini bisa memicu terjadinya keguguran atau persalinan dini. Benarkah demikian?

Sejumlah ahli menduga tuduhan tersebut terjadi karena buah nanas mengandung enzim bromelain yang jika dikonsumsi dapat memicu kontraksi. Terjadinya kontraksi dikhawatirkan akan memberi dampak pada kesehatan janin. Padahal, jumlah enzim bromelain dalam nanas sangat sedikit dan tidak cukup untuk menyebabkan keguguran. Untuk itu, mengonsumsi buah nanas sebenarnya tidak dilarang asalkan jangan berlebihan.

4. Tidak Morning Sick Tanda Bahaya

Mual dan muntah pada awal kehamilan alias morning sickness adalah gejala yang hampir selalu terjadi. Sebagian besar wanita mengalami hal ini pada masa awal kehamilan. Namun, nyatanya ada sebagian kecil lain yang tidak mengalami morning sickness. Hal itu kemudian dikaitkan dengan kondisi kehamilan.

Jika ibu tidak mengalami morning sickness di awal kehamilan, tidak perlu khawatir. Nyatanya gejala morning sickness hanya dialami oleh sekitar 70 persen wanita hamil. Sementara 30 persen sisanya cenderung biasa saja dan menjalani masa kehamilan dengan tenang tanpa keluhan mual, muntah, dan sakit kepala. Morning sickness terjadi karena adanya perubahan hormon dalam tubuh dan sama sekali bukan tanda bahaya.

Jika ragu, ibu bisa menyampaikan keluhan seputar kehamilan pada dokter di aplikasi Halodoc. Lebih mudah menghubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan tips terbaik untuk menjaga kehamilan dari dokter terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!

Baca juga: