PTSD Disebut Bisa Picu Gangguan Tumbuh Kembang Anak

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   20 Juni 2022

“Post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah penyakit mental yang bisa dialami siapa saja, termasuk anak-anak. Komplikasinya beragam dan bisa mengarah pada gangguan tumbuh kembang.”

PTSD Disebut Bisa Picu Gangguan Tumbuh Kembang AnakPTSD Disebut Bisa Picu Gangguan Tumbuh Kembang Anak

Halodoc, Jakarta – Post-traumatic stress disorder (PTSD) umumnya disebabkan oleh kejadian traumatis yang dilihat atau dialami sendiri. Penyakit mental ini bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Bahkan, PTSD pada anak disebut bisa menyebabkan terjadinya gangguan tumbuh kembang anak. 

Ini karena PTSD bisa memicu terjadinya gangguan dalam jangka panjang, baik dari segi kesehatan fisik maupun mental. Trauma yang dialami anak bisa mengganggu tumbuh kembangnya, yaitu memicu komplikasi berupa depresi, gangguan makan, hingga gangguan kecemasan. Trauma juga bisa meningkatkan risiko penyakit jangka panjang, seperti asma, diabetes, hingga stroke. 

Kenali Gejala PTSD pada Anak 

PTSD menyebabkan pengidapnya tidak dapat melupakan trauma yang pernah dialami sendiri atau dilihat secara langsung. Ada beberapa kejadian yang bisa menyebabkan trauma, seperti kecelakaan lalu lintas, bencana alam, tindak kriminal seperti perampokan, pelecehan seksual, atau pemerkosaan. Namun, bukan berarti orang-orang yang mengingat kejadian trauma masa kecil pasti mengidap PTSD. 

Post-traumatic stress disorder masuk dalam kategori kecemasan yang membuat pengidapnya sulit untuk melupakan kejadian traumatis yang pernah dialami atau disaksikan. Pada tingkat yang parah, gangguan ini bisa menyebabkan pengidapnya selalu berpikiran negatif terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. 

Pikiran-pikiran seperti itu bisa memengaruhi pandangan hidup, dan pada akhirnya membuat gejala penyakit mental rentan muncul. Cobalah untuk lebih memerhatikan tingkah laku dan tumbuh kembang Si Kecil, terutama jika anak menunjukkan gejala penyakit mental.

Beberapa gejalanya antara lain:

  • Mengalami mimpi buruk.
  • Sering bertindak impulsif.
  • Mengaku mendengar suara yang tidak didengar orang lain
  • Sering berpikiran negatif.
  • Terlihat putus asa.
  • Tidak memiliki ketertarikan atau semangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari. 

Gejala penyakit mental yang semakin parah sebaiknya ditangani segera. Tujuannya untuk meringankan gejala dan menghindari hal-hal buruk terjadi. Salah satunya kemungkinan muncul komplikasi seperti depresi, gangguan makan, atau gangguan kecemasan. Pengobatan yang dibutuhkan merupakan kombinasi terapi psikologis dan pemberian obat khusus. 

Jika anak-anak menunjukkan gejala PTSD, peran orang tua sangat penting untuk membantunya pulih, sehingga risiko gangguan tumbuh kembang juga bisa dihindari. Pastikan ayah dan ibu selalu mendampingi anak dalam upaya menerima trauma. Secara perlahan, bantu Si Kecil mengerti bahwa semua itu sudah terjadi dan sebaiknya mulai diterima. 

Bertindak seakan tidak ada yang terjadi, atau berpura-pura tegar nyatanya tidak membantu. Semakin lama, trauma yang pernah terjadi malah akan semakin menghantui.

 Selain itu, membiasakan diri dan anak untuk berpura-pura bahwa semua baik, malah bisa memicu terjadinya gangguan mental lain. Sebab, semakin lama rasa depresi dan ketakutan yang dibiarkan terpendam tentu akan mencuat dan bisa berakibat fatal. 

Bisakah Kondisi Ini Dicegah? 

Sayangnya, tidak ada cara yang ampuh untuk mencegah PTSD. Sama seperti penyakit mental lainnya, kondisi ini bisa saja muncul akibat pengalaman di masa lalu. Namun, ada beberapa cara pencegahan trauma pada anak yang bisa dilakukan, termasuk selalu mendukung Si Kecil, mengajaknya berbicara setelah mengalami hal traumatis, serta minta bantuan ahli, seperti psikolog atau psikiater. 

Jika Si Kecil menunjukkan gejala dan tanda penyakit mental, segera ajak untuk bertemu dan berbicara dengan ahli psikologi. Gunakan aplikasi Halodoc untuk membuat janji medis dengan psikolog atau psikiater. Tunggu apa lagi? Download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play! 

Referensi: 
American Psychiatric Association. Diakses pada 2022. What is Posttraumatic Stress Disorder?
Stanford Children’s Health. Diakses pada 2022. Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) in Children.
Verywell. Diakses pada 2022. Treating the Effects of Childhood Trauma.
Healthline. Diakses pada 2022. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).