Risiko Kanker Paru Akibat Vape dan Rokok Sama Besarnya

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   23 November 2020
Risiko Kanker Paru Akibat Vape dan Rokok Sama BesarnyaRisiko Kanker Paru Akibat Vape dan Rokok Sama Besarnya

Halodoc, Jakarta – Kebiasaan merokok sudah diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami masalah pernapasan serius, seperti kanker paru-paru. Jenis kanker ini sudah menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di seluruh dunia.

Risiko kanker paru-paru meningkat seiring dengan lamanya waktu dan jumlah rokok yang kamu hisap setiap hari-hari. Tidak pengaruh jenis rokok apa yang kamu gunakan. Baik merokok dengan menggunakan vape maupun rokok biasa, keduanya bisa meningkatkan risiko kanker paru sama besarnya. Berikut ulasannya.

Baca juga: Kenali Gejala Awal Kanker Paru-paru

Alasan Vape Meningkatkan Risiko Kanker Paru

Rokok elektrik atau vape sering dianggap sebagai alternatif rokok yang lebih aman. Namun, mengisap vape atau rokok tradisional sama-sama bisa menyebabkan dampak buruk pada kesehatan, termasuk meningkatkan risiko kanker paru-paru.

Berikut alasan vape dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru sama besarnya dengan rokok tradisional:

  • Sama-sama Mengandung Nikotin

Vape mungkin tidak memiliki kandungan nikotin sebanyak rokok tembakau. Namun, hal itu bukan berarti vape pasti lebih aman dibanding rokok. Bagaimana pun juga kandungan nikotin sudah sering dikaitkan dengan kanker. Secara umum, penelitian menunjukkan bahwa paparan nikotin memang dapat meningkatkan risiko kanker.

  • Sama-sama Menyebabkan Kecanduan

Banyak perokok yang ingin berhenti merokok secara bertahap memilih untuk menggunakan vape pada masa transisi. Namun, tahukah kamu, kandungan nikotin pada vape dan rokok sama-sama bisa menyebabkan ketagihan, sehingga kamu sulit menghentikan kebiasaan tersebut. Padahal penggunaan vape dalam jangka panjang juga disebut bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker.

Baca juga: 6 Trik untuk Mulai Berhenti Merokok

  • Mengandung Bahan Kimia Berbahaya

Meskipun ada juga vape yang tidak mengandung nikotin, namun bahan-bahan kimia seperti perisa buah juga mungkin berdampak pada risiko kanker. Sebuah studi pada tahun 2018 pada remaja yang menghisap vape menemukan bahwa rasa berbasis buah mengandung akrilonitril yang tinggi merupakan bahan kimia beracun. Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) mengklasifikasikan akrilonitril sebagai kemungkinan karsinogen pada manusia. 

Contohnya, sebuah studi pada tahun 2016 menemukan bahwa perisa buah tertentu lebih beracun bagi sel di paru-paru. Perisa stroberi adalah paling beracun, sedangkan rasa kopi dan mentol juga memiliki efek toksik.

Diacetyl, bahan kimia yang memberi rasa mentega atau popcorn saat kamu menghirup vape juga sudah terbukti dapat menyebabkan kanker paru-paru dan penyakit paru serius lainnya. 

  • Proses Pemanasan Bahan Kimia Vape Juga Berbahaya

Alasan lain vape dianggap lebih aman daripada rokok biasa adalah karena vape tidak dibakar. Centers for Disease Control and Prevention mengungkapkan bahwa rokok yang dibakar dikaitkan dengan 80-90 persen penyakit kanker. Namun, bukan berarti vape yang tidak digunakan dengan cara dibakar tidak berbahaya.

Vape menggunakan baterai dan memanaskan nikotin, perasa, dan bahan kimia lainnya. Alat tersebut mengubahnya menjadi uap yang bisa kamu hirup. Banyak bahan kimia yang menyebabkan kanker ada dalam uap tersebut. Hal itu termasuk formaldehida, logam berat, dan partikel yang bisa tersangkut di bagian paru-paru kamu yang paling dalam.

Pada sebuah studi terhadap hewan pada tahun 2017, para peneliti menemukan bahwa paparan uap rokok elektrik menyebabkan perubahan tingkat DNA dan gen yang dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.

Baca juga: Dilakukan Indoor, Ini Bahaya Rokok Elektrik

Itulah penjelasan vape dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru sama besarnya dengan rokok tradisional. Sebaiknya hindari menggunakan jenis rokok apapun untuk mencegah kanker paru-paru.

Bila kamu ingin berhenti merokok, kamu bisa bertanya mengenai cara yang sehat untuk melakukannya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga untuk memudahkan kamu mendapatkan solusi kesehatan terlengkap.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Can Vaping Cause Cancer? 10 FAQs on Key Research, Misleading Headlines, and More.
WebMD. Diakses pada 2020. Vaping and Lung Cancer: What You Should Know.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. Health Effects of Cigarette Smoking
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Lung Cancer.


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan