Asupan Garam yang Berlebihan Bisa Picu Nokturia, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   18 Juli 2019
Asupan Garam yang Berlebihan Bisa Picu Nokturia, Benarkah?Asupan Garam yang Berlebihan Bisa Picu Nokturia, Benarkah?

Halodoc, Jakarta – Nokturia adalah kondisi yang membuat pengidapnya sering buang air kecil pada malam hari. Kondisi ini sering dikaitkan dengan hipertensi dan asupan garam yang tinggi. Benarkah anggapan tersebut? Ketahui faktanya di sini.

Baca Juga: Sering Berkemih di Malam Hari, Hati-Hati Gejala Nokturia

Benar, Asupan Garam Berlebih Sebabkan Nokturia

Penelitian yang membahas kaitan antara asupan garam dengan sering buang air kecil pada malam hari dilakukan oleh Dr. Matsuo Tomohiro. Beliau berasal dari Universitas Nagasaki di Jepang, meneliti dan mempelajari asupan garam pada pria dan wanita yang menjadi subjek penelitian. Hasilnya, diketahui asupan garam tinggi memicu masalah tidur akibat kencing berlebih. Ini berarti salah satu cara mengatasi nokturia dengan membatasi asupan garam harian. 

Penyebab nokturia lainnya adalah kehamilan, sleep apnea, efek samping konsumsi obat, dan gaya hidup (seperti konsumsi alkohol dan kafein berlebih). Berikut ini faktor lain yang diduga meningkatkan risiko terjadinya nokturia, yaitu:

  • Faktor usia. Pasalnya seiring bertambahnya usia, tubuh menghasilkan lebih sedikit hormon antidiuretik yang membantu menahan keinginan berkemih. Kondisi ini yang menyebabkan produksi urine orang tua lebih banyak pada malam hari.

  • Masalah kesehatan. Nokturia menjadi tanda adanya gangguan medis, seperti kelainan kandung kemih, tumor kandung kemih atau prostat, gagal jantung, gagal hati, diabetes, dan gangguan lain yang memengaruhi kontrol sfingter. Itu mengapa kamu perlu berbicara dengan dokter jika sering mengeluhkan buang air kecil pada malam hari, hingga mengganggu kualitas tidur.

Baca Juga: Poliuria dan Nokturia, Apa Bedanya?

Mengatasi Keinginan Berkemih pada Malam Hari

Jika dibiarkan, keinginan berkemih pada malam hari bisa berdampak negatif pada kualitas tidur. Itu mengapa sebisa mungkin, dilakukan upaya untuk mengatasi gejala nokturia:

  • Batasi konsumsi garam harian. Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan asupan garam harian tidak lebih dari 50 gram atau setara dengan satu sendok teh. Untuk usia yang lebih muda atau anak-anak, kebutuhan garam per hari umumnya lebih sedikit dibanding orang dewasa.

  • Melakukan latihan kegel untuk memperkuat otot pelvic dan meningkatkan kendali pada kemih. Untuk pemula atau yang belum pernah melakukannya, mulai dengan berlatih sebanyak satu kali per hari. Cari waktu yang paling sesuai, misalnya saat bersantai atau tidak sedang terburu-buru. Setelah terbiasa, tingkatkan durasi latihan dan frekuensinya secara bertahap, tapi tidak dianjurkan lebih dari tiga kali sehari.

  • Hindari banyak minum air putih pada malam hari, terutama menjelang tidur. Kamu juga dianjurkan untuk buang air kecil, menghindari minuman alkohol dan kafein, serta menghindari konsumsi makanan yang bersifat diuretik (seperti cokelat, makanan pedas, dan pemanis buatan) sebelum tidur.

Baca Juga: Sering Buang Air Kecil Tengah Malam, Ini Masalah Kesehatannya

Jadi, asupan garam berlebih memang bisa memicu nokturia, sehingga asupannya perlu dibatasi. Kalau kamu punya keluhan mirip gejala nokturia, jangan ragu berbicara dengan dokter ahli. Sekarang, kamu bisa membuat janji dengan dokter secara online di rumah sakit pilihan di sini. Kamu juga bisa tanya jawab sama dokter terkait keluhan kesehatan yang dialami via fitur Tanya Dokter dengan download aplikasi Halodoc.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan