Atlet Angkat Besi Punya Risiko Tinggi Terkena Cedera Bidai Tulang Kering

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   10 Oktober 2018
Atlet Angkat Besi Punya Risiko Tinggi Terkena Cedera Bidai Tulang KeringAtlet Angkat Besi Punya Risiko Tinggi Terkena Cedera Bidai Tulang Kering

Halodoc, Jakarta - Atlet angkat besi dianggap rentan mengalami cedera bidai tulang kering. Ini karena atlet angkat besi sering mengangkat beban berat yang membuat tubuhnya rentan cedera. Bidai tulang kering merupakan istilah medis dari medial tibial stress syndrome, yaitu penyakit yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang kering atau tulang tibia. Cedera ini menyebabkan tulang kering dan jaringan ikat (yang melekatkan otot pada tulang) mengalami tekanan berulang-ulang, sehingga jaringan tungkai bawah menjadi rusak.

Faktor Risiko Cedera Bidai Tulang Kering

Selain aktivitas fisik berat yang berulang, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami cedera bidai tulang kering. Antara lain:

  • Memiliki berat badan berlebih (overweight atau obesitas).
  • Memiliki telapak kaki datar atau lengkungan telapak kaki yang tinggi, serta memiliki otot betis dan tendon achilles (jaringan yang menghubungkan tumit dan otot betis) yang kaku.
  • Memiliki jaringan pergelangan kaki yang lemah.
  • Berlari di permukaan yang keras atau tidak rata.
  • Memakai sepatu yang tidak tepat atau tidak mendukung dalam kegiatan fisik yang dilakukan.
  • Tidak pernah atau jarang berolahraga.
  • Penambahan durasi, frekuensi, atau intensitas kegiatan fisik secara tiba-tiba.

Gejala Cedera Bidai Tulang Kering

Gejala bidai tulang kering biasanya muncul pada saat atau setelah melakukan kegiatan fisik. Gejala tersebut berupa nyeri di bagian dalam tulang kering, nyeri pada kedua tulang kering, pembengkakan pada tungkai bawah, serta nyeri yang bertambah parah saat menaiki tangga. Jika dibiarkan tanpa penanganan, gejala cedera bidai tulang kering bisa bertambah buruk dan berdampak negatif pada kesehatan.

Diagnosis dan Pengobatan Cedera Bidai Tulang Kering

Diagnosis cedera bidai tulang kering dilakukan dengan pemeriksaan fisik untuk melihat tanda peradangan pada daerah tulang kering. Tindakan ini dilakukan untuk memastikan nyeri yang timbul bukan disebabkan oleh kondisi lain. Untuk menetapkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa pemindaian, seperti foto rontgen atau MRI. Pemeriksaan penunjang ini dilakukan jika dokter mencurigai nyeri disebabkan oleh kondisi lain, seperti patah tulang, sindrom kompartemen, cedera tendon dan penyakit arteri perifer.

Setelah diagnosis ditetapkan, penanganan dan pengobatan cedera bidai tulang kering perlu segera dilakukan sebagai salah satu cara mengatasi bidai tulang kering. Kabar baiknya, pengobatan ini bisa dilakukan di rumah. Sebab, dokter biasanya menyarankan kamu untuk beristirahat dari aktivitas berat (termasuk olahraga) setidaknya selama 2 minggu. Ini dilakukan untuk meredakan nyeri yang dirasakan. Kamu juga dianjurkan untuk mengompres bagian tubuh yang terasa nyeri menggunakan kantong es selama 10-15 menit, setidaknya 4-8 kali sehari. Tindakan ini bertujuan untuk meredakan nyeri dan bengkak yang terjadi. Jika diperlukan, dokter akan meresepkan obat-obatan pereda nyeri seperti parasetamol.

Pencegahan Cedera Bidai Tulang Kering

Setelah nyeri mereda, kegiatan fisik bisa dilakukan kembali secara bertahap. Untuk mencegah kekambuhan, berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan:

  • Lakukan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelah berolahraga.
  • Gunakan sepatu olahraga yang tepat, yaitu dengan sol atau bantalan yang sesuai bentuk kaki.
  • Lakukan aktivitas fisik secara bertahap, termasuk durasi dan intensitasnya.
  • Lakukan latihan untuk memperkuat dan menstabilkan kaki.
  • Turunkan berat badan jika kamu memiliki berat badan berlebih (overweight).

Itulah fakta atau cara mengatasi cedera bidai tulang kering yang perlu diketahui. Kalau kamu mengalami keluhan nyeri saat atau setelah olahraga, jangan ragu untuk berbicara pada dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk membicarakan keluhan yang dirasakan. Kamu bisa menghubungi dokter Halodoc kapan saja dan dimana saja melalui fitur Contact Doctor via Chat, dan Video/Voice Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan