Atlet Rentan Alami Spondylosis, Ini Alasannya

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   22 September 2019
Atlet Rentan Alami Spondylosis, Ini AlasannyaAtlet Rentan Alami Spondylosis, Ini Alasannya

Halodoc, Jakarta - Kamu pasti mengira bahwa para atlet memiliki tubuh yang sehat. Tidak heran, mereka berolahraga dan berlatih hampir setiap hari untuk persiapan perlombaan yang diadakan setiap tahun di berbagai penjuru dunia. Tidak hanya itu, persiapan latihan juga dilakukan untuk ketahanan tubuh menyambut medan perlombaan nantinya. Pasalnya, tidak setiap tempat memiliki kultur cuaca dan musim yang sama dengan Indonesia. 

Namun, ternyata, latihan berkepanjangan tanpa istirahat yang cukup memicu terjadinya kerusakan pada tulang, sendi, dan otot. Bisa saja, atlet memenangkan perlombaan, tetapi di dalamnya, mereka memiliki masalah pada kondisi kesehatan tulang. Seperti misalnya spondylosis, penuaan yang terjadi pada tulang belakang. 

Spondylosis Rentan Terjadi pada Atlet

Lantas, apa penyebab atlet rentan mengalami masalah penuaan tulang belakang ini? Padahal, masalah kesehatan tulang ini cenderung tidak memiliki penyebab eksternal dan murni terjadi karena masalah usia. Ini berhubungan dengan beban tubuh yang semakin bertambah seiring dengan bertambahnya usia. 

Baca juga: Apakah Spondylosis Bisa Disembuhkan?

Sementara itu, spondylosis yang terjadi pada atlet dipicu karena mikrotrauma yang terjadi berulang dan menyebabkan fraktur stres pada bagian tulang belakang yang disebut pars interarticularis. Apabila masalah kesehatan tulang ini terjadi pada sisi kanan dan kiri tulang belakang, spondylolisthesis bisa terjadi. Kondisi ini menyebabkan tulang belakang menjadi tidak stabil. 

Spondylosis umum terjadi pada atlet bidang senam, menyelam, gulat, dan angkat berat. Sementara itu, kelainan ini bisa terjadi pada atlet yang lebih muda dalam kategori olahraga lainnya. Seringnya, fraktur terjadi pada masa remaja dan berkembang menjadi gejala seiring dengan usia yang semakin bertambah. Ini lebih sering lagi terjadi ketika ada peningkatan aktivitas. 

Baca juga: Kenali Spondylosis, Penyakit yang Menyerang Tulang Belakang

Gejala spondylosis yang paling umum adalah nyeri yang berhubungan dengan aktivitas. Ketika terjadi spondylolisthesis, gejala akan lebih sering muncul dan lebih jelas terasa, termasuk rasa sakit, mati rasa, dan kelemahan pada kaki. Oleh karena itu, meski kamu bukan atlet dan mengalami gejala ini, segera periksakan diri ke dokter. Buat janji langsung dengan dokter di rumah sakit supaya penanganan segera dilakukan. 

Diagnosis dan Pengobatan Spondylosis

Untuk mendapatkan diagnosis yang lebih akurat, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan melibatkan x-ray, meski beberapa fraktur stres lain bisa terlihat hanya dengan pemeriksaan CT scan atau MRI. Pemeriksaan CT Scan juga membantu untuk mengetahui fraktur stres yang terjadi di tulang belakang. 

Perawatan paling sering dimulai dari modifikasi aktivitas yang dipadukan dengan terapi fisik. Jika cedera batu terjadi dan bukan merupakan perkembangan dari cedera lama, penyembuhan tulang mungkin dilakukan. Jika cedera bersifat kronis, penyembuhan bahkan dengan penyangga memiliki tingkat keberhasilan yang rendah. 

Baca juga: Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Spondylosis Servikal

Beberapa jenis olahraga yang terkait dengan penyembuhan spondylosis adalah berjalan, berenang, dan aerobik yang dilakukan di dalam air. Olahraganya berfokus pada latihan penguatan untuk menguatkan otot yang menyokong persendian. Lalu, latihan aerobik yang menguatkan jantung dan sistem peredaran pada tubuh. Namun, jangan lupa untuk mengistirahatkan tubuh, tetapi tidak dengan istirahat total atau bed rest, bracing, splints untuk jangka panjang tidak pernah direkomendasikan. 

Referensi:
Verywell Health. Diakses pada 2019. Lumbar Spine Problems in Elite Athletes.
Orthopedics Summit Medical Group. Diakses pada 2019. Spondylosis in Young Athletes with Dr. Terry.
Physiopedia. Diakses pada 2019. Spondylosis in Young Athletes.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan