Aturan Berpuasa Bagi Pengidap Diabetes Melitus Tipe 2

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   13 April 2021
Aturan Berpuasa Bagi Pengidap Diabetes Melitus Tipe 2Aturan Berpuasa Bagi Pengidap Diabetes Melitus Tipe 2

Halodoc, Jakarta – Berpuasa sudah terbukti bisa memberi manfaat menyehatkan bagi tubuh. Namun, pada beberapa orang dengan kondisi khusus, misalnya diabetes mellitus tipe 2, puasa tidak boleh dilakukan sembarangan. Sebab jika tidak mengikuti aturan tertentu, puasa yang awalnya ditujukan untuk ibadah malah bisa memberi dampak buruk bagi pengidap diabetes.

Pengidap diabetes melitus tipe 2 yang ingin ikut menjalani puasa sebaiknya melakukan diskusi terlebih dahulu ke dokter. Hal ini untuk menghindari timbulnya efek samping dari penyakit diabetes atau dari obat antidiabetes yang dikonsumsi.

Baca juga: Inilah Manfaat Puasa bagi Pengidap Diabetes

Aturan Puasa bagi Pengidap Diabetes

Selain itu, perlu tahu juga mengetahui “kategori” diabetes yang membagi pengidap penyakit ini ke dalam beberapa golongan berdasarkan boleh tidaknya menjalani puasa. Bagaimana aturan menjalani puasa bagi pengidap diabetes?

Boleh Berpuasa

Pada kategori ini, pengidap diabetes dinyatakan memiliki risiko rendah dan diizinkan untuk berpuasa. Pengidap diabetes disebut memiliki risiko rendah jika kondisi tubuhnya sehat, karena diabetes yang terkontrol dengan diet serta konsumsi obat-obatan. Pengidap diabetes yang masuk kategori ini memiliki kadar HbA1C kurang dari 7 persen.

Boleh Berpuasa dengan Hati-Hati

Pengidap diabetes yang diperbolehkan berpuasa dengan hati-hati dan aturan tertentu. Pada tahap ini, pengidap diabetes disebut memiliki risiko sedang. Umumnya, orang dengan kategori ini memiliki diabetes yang terkontrol oleh diet, konsumsi obat-obatan, dan penggunaan insulin. Pada kategori ini, pengidap diabetes memiliki kadar HbA1C kurang dari 8 persen.

Baca juga: Jangan Dipaksa, Ini Bahaya Berpuasa bagi Pengidap Diabetes

Diperbolehkan Tidak Berpuasa

Pengidap diabetes ini memiliki risiko tinggi dan diperbolehkan tidak berpuasa. Ada berbagai tanda pengidap diabetes masuk kategori ini, di antaranya nilai gula darah puasa atau gula darah sebelum puasa 150–300 miligram per desiliter (mg/dl), kadar HbA1C 8-10 persen, memiliki komplikasi mikrovaskular atau makrovaskular, serta berusia di atas 75 tahun.

Pengidap pasien yang memiliki risiko tinggi juga ditandai dengan penurunan fungsi ingatan, demensia, serta penyakit berat, seperti gagal jantung, stroke, kanker, atau darah tinggi yang tidak terkontrol.

Tidak Direkomendasikan Berpuasa

Pada pengidap diabetes dengan risiko sangat tinggi, biasanya tidak dianjurkan untuk ikut menjalani puasa. Sebab, memaksakan diri untuk berpuasa malah bisa memperparah kondisi. Pengidap diabetes dinyatakan memiliki risiko sangat tinggi jika memiliki ciri, seperti:

  • Hasil pemeriksaan gula darah tinggi, dengan rata-rata nilai gula darah puasa atau gula darah sebelum puasa lebih besar dari 300 miligram per desiliter.
  • Kadar HbA1C lebih dari 10 persen.
  • Memiliki hipoglikemia berat selama tiga bulan terakhir dan menyerang secara berulang.
  • Ada penyakit akut.
  • Tengah hamil.
  • Sedang menjalani dialisis alias cuci darah.
  • Mengalami penurunan fungsi ingatan berat, demensia, atau sedang menjalani pengobatan yang memengaruhi daya ingat.

Baca juga: Ini Aturan Konsumsi Gula saat Sahur dan Buka Puasa

Hal Lain yang Perlu Diperhatikan

Ada beberapa hal lain yang juga perlu diperhatikan pengidap diabetes yang memutuskan untuk ikut berpuasa, salah satunya terkait asupan makanan untuk tubuh. Pengidap diabetes dianjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi makanan yang menghasilkan energi secara lambat, seperti gandum, kacang-kacangan, dan nasi saat sahur atau berbuka puasa. Porsi makan juga harus disesuaikan, yaitu 50 persen saat sahur, 40 persen saat berbuka puasa, dan 10 persen pada malam hari atau setelah tarawih.

Pengidap diabetes yang menjalani puasa juga harus selalu memantau kondisi tubuh dan kesehatan. Jika membutuhkan saran dokter terkait hal ini, jangan ragu untuk berdiskusi dengan dokter di Halodoc. Ambil smartphone-mu sekarang dan nikmati kemudahan bicara dengan dokter, kapan dan di mana saja. 


Referensi:
American Diabetes Association. Diakses pada 2021. Recommendations for Management of Diabetes During Ramadan.
International Diabetes Federation. Diakses pada 2021. Can I Fast with Diabetes During Ramadan?
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Diabetes and Fasting: Can I Fast During Ramadan?
The British Diabetic Association. Diakses pada 2021. Ramadan and Diabetes. 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan