Awas, Antibiotik Bukan Obat Segala Penyakit

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   23 November 2020
Awas, Antibiotik Bukan Obat Segala PenyakitAwas, Antibiotik Bukan Obat Segala Penyakit

Halodoc, Jakarta - Antibiotik adalah salah satu obat yang cukup penting. Obat satu ini sudah diciptakan untuk mengobati banyak penyakit yang berkaitan dengan infeksi bakteri, mencegah penyebaran penyakit, bahkan untuk mengurangi komplikasi penyakit yang serius.

Namun, beberapa obat yang dulunya merupakan pengobatan standar untuk infeksi bakteri sekarang dinilai kurang efektif atau tidak berfungsi sama sekali. Saat antibiotik tidak lagi berpengaruh pada strain bakteri tertentu, bakteri tersebut dikatakan resisten terhadap antibiotik. Resistensi antibiotik ini adalah salah satu masalah kesehatan paling mendesak di dunia.

Penggunaan antibiotik yang salah dan berlebihan merupakan faktor kunci yang berkontribusi terhadap resistensi antibiotik. Masyarakat umum, dokter dan rumah sakit semuanya berperan dalam memastikan penggunaan obat yang tepat dan meminimalkan perkembangan resistensi antibiotik. Penting diingat juga bahwa antibiotik bukanlah obat untuk segala jenis penyakit. Hanya dokter yang memperbolehkan meresepkan antibiotik pada seseorang, dan ia harus menuruti anjuran minum yang diberikan dokter.

Baca juga: Ini Jenis-Jenis Penyakit yang Memerlukan Antibiotik

Resistensi Antibiotik Akibat Asal Minum Antibiotik 

Resistensi antibiotik adalah kondisi saat bakteri menolak pengobatan karena bakteri telah berubah dalam beberapa cara. Perubahan tersebut dapat melindungi bakteri dari kerja obat atau menetralkan obat. Pasalnya, setiap bakteri yang bertahan dari pengobatan antibiotik dapat berkembang biak dan mewariskan sifat kebal. Selain itu, beberapa bakteri dapat mentransfer sifat resisten obat mereka ke bakteri lain.

Sebetulnya saat bakteri mengembangkan resistansi terhadap obat adalah normal dan diharapkan. Namun, cara penggunaan obat mempengaruhi seberapa cepat dan sejauh mana resistensi terjadi. Penggunaan antibiotik yang berlebihan terutama mengonsumsi antibiotik meskipun pengobatannya tidak tepat akan meningkatkan resistensi antibiotik. Menurut Center for Disease Control and Prevention, sepertiga hingga setengah penggunaan antibiotik pada manusia tidak perlu atau tidak tepat.

Baca juga: Ini Alasan Minum Obat Antibiotik Harus Dihabiskan

Antibiotik Tak Bisa Atasi Infeksi Virus 

Perlu diingat juga bahwa antibiotik mengobati infeksi bakteri, sehingga tak bisa untuk mengatasi penyakit yang terjadi akibat virus. Misalnya, antibiotik adalah pengobatan yang tepat untuk radang tenggorokan, yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes. Namun, obat ini bukanlah pengobatan yang tepat untuk kebanyakan sakit tenggorokan yang disebabkan oleh virus.

Infeksi virus umum lainnya yang tidak mendapat manfaat dari pengobatan antibiotik meliputi:

  • Flu (influenza).
  • Bronkitis.
  • Kebanyakan batuk.
  • Beberapa infeksi telinga.
  • Beberapa infeksi sinus.

Saat seseorang meminum antibiotik untuk penyakit yang terjadi akibat infeksi virus, maka ada beberapa hal yang perlu kamu tahu:

  • Obat ini tidak akan menyembuhkan infeksi.
  • Obat ini tidak akan mencegah orang lain jatuh sakit atau tidak bisa mencegah penularan.
  • Obat ini tidak akan membantu kamu merasa lebih baik.
  • Obat ini malah bisa menyebabkan efek samping yang tidak perlu dan berbahaya.
  • Meningkatkan resistensi antibiotik.

Jika kamu minum antibiotik padahal sedang terkena infeksi virus, antibiotik malah akan menyerang bakteri di tubuh, dan ia malah bisa menyerang bakteri baik. Perawatan yang salah arah ini kemudian dapat meningkatkan sifat resisten antibiotik pada bakteri tidak berbahaya yang dapat dibagi dengan bakteri lain, atau menciptakan peluang bagi bakteri yang berpotensi berbahaya untuk menggantikan bakteri yang tidak berbahaya.

Baca juga: Cegah Resistensi, Tidak Semua Infeksi Membutuhkan Antibiotik

Minum Antibiotik dengan Benar 

Mungkin beberapa orang akan merasa lebih baik sebelum obat antibiotik yang diresepkan habis dan berniat untuk menghentikan penggunaannya. Namun, perawatan lengkap diperlukan untuk membunuh bakteri penyebab penyakit. Kegagalan mengonsumsi antibiotik seperti yang diresepkan dapat menyebabkan perlunya melanjutkan pengobatan lain dan dapat meningkatkan penyebaran sifat resisten antibiotik di antara bakteri berbahaya.

Ada beberapa konsekuensi lain dari infeksi yang resisten terhadap obat antibiotik, antara lain: 

  • Penyakit yang lebih serius.
  • Pemulihan lebih lama.
  • Lebih sering atau lebih lama dirawat di rumah sakit.
  • Perawatan yang lebih mahal.

Sementara itu, dengan menggunakan antibiotik dengan tepat, maka ia akan membantu dengan beberapa cara, seperti: 

  • Mempertahankan keefektifan antibiotik saat ini.
  • Memperpanjang masa hidup antibiotik saat ini.
  • Melindungi orang dari infeksi yang kebal antibiotik.

Jika kamu masih butuh saran dokter mengenai penggunaan antibiotik yang tepat, kamu bisa minta saran pada dokter di Halodoc. Dokter akan menjelaskan aturan penggunaan antibiotik dengan rinci sehingga kamu terhindar dari efek samping yang tidak diinginkan.

Referensi:
Center for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. Antibiotic Do’s & Don’ts.
Kids Health. Diakses pada 2020. The Danger of Antibiotics Overuse.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Antibiotics: Are You Misusing Them?


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan