Awas, Inilah Penyebab dan Faktor yang Meningkatkan Risiko Cystitis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   01 Maret 2019
Awas, Inilah Penyebab dan Faktor yang Meningkatkan Risiko CystitisAwas, Inilah Penyebab dan Faktor yang Meningkatkan Risiko Cystitis

Halodoc, Jakarta - Dalam dunia medis, cystitis merupakan kondisi peradangan pada kandung kemih. Biang keladi dari kondisi ini merupakan infeksi bakteri yang membuat kandung kemih meradang. Dalam kebanyakan kasus, infeksi kandung kemih ini lebih sering dialami wanita ketimbang pria. Kok bisa?

Alasannya simpel, sebab ukuran uretra (saluran urine) pada wanita lebih penting dibandingkan dengan pria. Alhasil, bakteri di sekitar anus mudah masuk ke dalam kandung kemih.

Yang perlu diingat, peradangan yang disebabkan infeksi bakteri ini amat menyakitkan dan mengganggu. Bahkan, bisa menimbulkan masalah yang serius bila infeksi menyebar ke ginjal.

Baca juga:Cystitis, Infeksi Saluran Kencing yang Sering Menyerang Wanita

Lalu, apa sih penyebab yang faktor risiko yang bisa memicunya?

Ada Sederet Gejala yang Timbul

Tanda-tanda dari penyakit ini tak cuma menyoal rasa tak nyaman saat berkemih. Cystitis yang menimbulkan infeksi saluran kemih ini bisa mengakibatkan berbagai macam gejala, seperti:

  • Tubuh terasa kurang sehat atau demam.

  • Warna urine menjadi keruh dan berbau tajam.

  • Demam ringan.

  • Nyeri pada perut bagian bawah.

  • Timbulnya rasa sakit atau perih (sensasi terbakar) saat buang air kecil.

  • Frekuensi berkemih melebihi normal dengan jumlah sedikit.

Untuk kasus cystitis pada anak-anak gejalanya sedikit berbeda. Biasanya mereka akan mengalami demam dengan suhu tubuh melebihi 38 derajat Celsius, nafsu makan berkurang, sering mengompol, rewel, muntah, dan lemas.

Baca juga:Bisakah Infeksi Saluran Kemih Sembuh Tanpa Antibiotik?

Penyebab dan Faktor Risiko Cystitis

Cystitis ini disebabkan ketika Infeksi terjadi saat bakteri yang biasanya hidup dalam usus atau kulit, masuk, dan berkembang biak dalam saluran kemih. Bakteri ini bisa masuk ke uretra dengan berbagai cara. Mulai dari berhubungan intim, kebiasaan menyeka anus ke arah Miss V, ataupun saat menggunakan kateter.

Dalam kebanyakan kasus, Escherichia coli merupakan bakteri yang sering menyebabkan penyakit ini. Infeksi bakteri dalam saluran kemih ini akan semakin meningkat ketika seseorang mengalami gangguan mengosongkan kandung kemih, mengidap diabetes, ataupun menopause.

Selain itu, risiko terserang cystitis akan semakin tinggi oleh faktor-faktor di bawah ini.

  • Radioterapi.

  • Penggunaan obat-obatan kemoterapi, seperti cyclophosphamide atau ifosfamide.

  • Bahan kimia, seperti sabun pembersih daerah intim.

  • Mengidap penyakit tertentu. Misalnya, pembesaran prostat, peradangan kronis pada saluran kemih, dan batu ginjal.

Tips Mencegah Cystitis

Ada satu hal yang perlu ditegaskan dari keluhan kesehatan ini. Dalam beberapa kasus, cystitis ini bisa menimbulkan komplikasi bila penanganannya tidak tepat atau dibiarkan berlarut-larut. Misalnya, menimbulkan perdarahan saluran kemih (hematuria) dan infeksi ginjal (pyelonephritis).

Baca juga:Pengantin Baru, Hati-Hati Kena Honeymoon Cystitis

Nah, agar terhindar dari masalah kesehatan ini, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan. Langkah-langkah di bawah ini juga bisa mencegah kambuhnya cystitis. Berikut tipsnya:

  • Biasakan menyeka anus ke arah belakang, bukan ke arah Miss V.

  • Cobalah kenakan celana dalam berbahan katun yang lembut.

  • Hindari membersihkan organ intim dengan sabun mandi atau pembersih organ intim yang mengandung parfum.

  • Jangan menahan ketika ingin berkemih. Selain itu, upayakan mengosongkan kandung kemih setiap mengeluarkan urine. Akan lebih baik lagi untuk selalu membuang air kecil setelah berhubungan intim.

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan