Awas, Kebiasaan Ini Tingkatkan Risiko Frozen Shoulder

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   06 September 2019
Awas, Kebiasaan Ini Tingkatkan Risiko Frozen ShoulderAwas, Kebiasaan Ini Tingkatkan Risiko Frozen Shoulder

Halodoc, Jakarta - Ketika melakukan peregangan, kamu dapat mendapati bahu terasa kaku dan nyeri ketika digerakkan. Kondisi ini disebut frozen shoulder atau adhesive capsulitis dalam dunia medisnya. Kelainan ini membuat bahu tidak leluasa bergerak, bahkan tidak bisa digerakkan sama sekali. Sayangnya, kondisi ini bisa semakin memburuk dan terjadi secara bertahap pada rentang waktu antara satu hingga tiga tahun. 

Tulang, ligamen, dan tendon yang membentuk sendi bahu terbungkus dalam jaringan ikat. Frozen shoulder terjadi ketika pembungkus ini mengalami penebalan dan mengencang di area sekitar sendi bahu, sehingga membatasi gerakan pada bahu itu sendiri. Frozen shoulder jarang terjadi kembali atau kambuh pada bahu yang sama, tetapi pada beberapa orang, kelainan ini bisa menyerang bahu lainnya. 

Kebiasaan Apa Saja yang Menyebabkan Frozen Shoulder?

Pastinya, frozen shoulder membuat kamu merasa sangat tidak nyaman, terutama ketika kamu berkendara, mengenakan pakaian, dan beristirahat. Ketika ingin menggaruk punggung yang gatal atau mengambil sesuatu dari saku belakang pun kamu merasa sulit dan sakit. 

Baca juga: 7 Penyebab Utama Frozen Shoulder

Gejala cenderung memburuk pada beberapa pengidap. Gejalanya seperti bahu yang terasa nyeri setiap kali digerakkan dan pergerakannya sendiri mulai terasa terbatas. Ketika memasuki tingkatan yang lebih bakut, nyeri yang dirasakan mulai berkurang, tetapi bahu semakin terasa kaku dan tegang hingga sulit digerakkan. Kondisi ini bisa berlangsung bahkan hingga satu tahun. Terakhir, pada tahap ketiga, bahu sudah mulai lagi bisa digerakkan, tapi membutuhkan waktu sekitar tiga tahun. 

Lalu, apa saja yang menjadi pemicu terjadinya frozen shoulder ini? Salah satu yang sering terjadi tapi tidak disadari adalah membawa tas yang terlalu berat, dan ini lebih sering terjadi pada wanita yang sering menyandangkan tas di bahu. Lalu, kebiasaan lainnya adalah mengambil tas atau benda di bagian belakang mobil. Pasalnya, gerakan mengambil barang di belakang ini terjadi di luar ruang gerak sendi. 

Baca juga: 5 Latihan Fisik untuk Atasi Frozen Shoulder

Faktor Risiko Pemicu Frozen Shoulder

Selain kebiasaan membawa tas dengan beban terlalu berat atau sering mengambil barang di bagian belakang mobil dari kursi depan, masih ada lagi beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena frozen shoulder. Kondisi ini memang terasa tidak nyaman, jadi kalau kamu merasa bahu kaku dan nyeri, segera buat janji dengan dokter di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. 

Faktor risikonya seperti berusia lebih dari 40 tahun, memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, tuberkulosis, jantung, penyakit Parkinson, dan masalah pada hormon tiroid. Faktor pemicu frozen shoulder lainnya adalah riwayat penyakit stroke, pernah mengalami patah tulang di bagian lengan, sedang pemulihan setelah pembedahan, dan cedera di area sekitar bahu. 

Baca juga: Terlalu Berat Berolahraga Bisa Sebabkan Frozen Shoulder

Salah satu tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kondisi ini adalah manipulasi bahu untuk mengurangi ketegangan pada otot di area sekitar bahu. Namun, terkadang terjadi komplikasi yang cukup serius, yaitu patah tulang lengan atas atau otot biseps mengalami robekan. Oleh karena itu, kamu bisa mencegah terjadinya frozen shoulder ini dengan mengurangi membawa beban terlalu berat pada salah satu atau kedua bahu, juga terus tetap aktif meski kamu sedang dalam masa pemulihan. 

Referensi: 
WebMD. Diakses pada 2019. What Is a Frozen Shoulder?
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Frozen Shoulder.
Patient. Diakses pada 2019. Frozen Shoulder. 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan