Awas, Kelelahan Akibat Mudik Bisa Picu Stroke

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   08 Juni 2019
Awas, Kelelahan Akibat Mudik Bisa Picu StrokeAwas, Kelelahan Akibat Mudik Bisa Picu Stroke

Halodoc, Jakarta – Menempuh perjalanan yang jauh selama mudik berisiko menyebabkan seseorang mengalami kelelahan. Saat tubuh terlalu lelah, berbagai penyakit menjadi lebih mudah menyerang, mulai dari pegal-pegal, flu karena menurunnya kekebalan tubuh, stres, hingga sakit kepala karena kurang tidur. Namun, benarkah kelelahan akibat perjalanan mudik juga bisa memicu stroke?

Stroke adalah kondisi gawat darurat yang harus segera mendapat pertolongan medis. Serangan stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan yang bisa terjadi pada siapa saja. Meski penyebabnya berbeda-beda, stroke bahkan bisa menyerang bayi yang baru dilahirkan. Pertolongan medis untuk kondisi ini harus segera dilakukan, tidak lebih dari 4,5 jam setelah serangan awal.

Masa-masa awal serangan stroke disebut dengan golden period alias periode emas. Golden period penanganan stroke adalah tiga jam setelah penyakit ini menyerang. Semakin cepat penanganan diberikan pada pengidap stroke, semakin kecil risiko kondisi menjadi lebih parah. Artinya, jika pertolongan medis dilakukan dalam periode tersebut, peluang untuk pulih pun akan semakin tinggi.

Baca juga:  5 Fakta Tentang Stroke yang Harus Diketahui

Pada dasarnya, ada dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi saat seseorang mengalami gangguan neurologis akibat tersumbatnya pembuluh darah.  Semantara stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah yang berada di otak disebut stroke hemoragik. Sebagai organ vital di dalam tubuh, gangguan yang terjadi pada otak bisa langsung berdampak pada organ tubuh lainnya.

Meski bukan penyebab utamanya, tapi kelelahan nyatanya bisa menjadi salah satu pemicu munculnya stroke. Orang yang sudah berusia lanjut, yaitu di atas 50–70 tahun memiliki risiko paling tinggi mengalami gangguan jantung, yang bisa berujung pada kondisi stroke dan menyebabkan seseorang meninggal mendadak. Selain kelelahan, ada faktor lain yang menjadi penyebabnya, di antaranya kebiasaan merokok, mengidap diabetes, hipertensi, stres fisik, dan konsumsi alkohol.

Selama menempuh perjalanan mudik, waktu istirahat tubuh menjadi berkurang. Hal itu bisa menyebabkan tubuh “terbebani”, sehingga diyakini sebagai penyebab awal tingginya tingkat kelelahan yang berujung pada penyakit, termasuk stroke.

Tubuh yang kelelahan, terutama akibat aktivitas tinggi dan stress fisik bisa menyebabkan penurunan kerja otak dan penyumbatan pembuluh darah, karena adanya pembentukan plak. Penumpukan plak merupakan kondisi yang bisa berujung pada stroke.

Untuk menghindarinya, sangat penting selalu menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh selama perjalanan mudik. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, mulai dari mengonsumsi makanan sehat, minum vitamin dan suplemen, tidak memaksakan diri, dan beristirahat saat merasa lelah.

Mendeteksi Stroke dengan F.A.S.T

Kesalahan yang paling sering terjadi dalam penanganan stroke adalah terlambat dalam memberi pertolongan medis. Padahal, setiap menit bahkan detik pengidap stroke sangat penting. Saat penyakit ini menyerang, sel otak mengalami kematian yang bisa berakibat fatal jika dibiarkan dalam waktu lama.

Baca juga: Apa Saja Penyebab Stroke? Ini 8 Jawabannya

Ada banyak hal yang sering membuat seseorang lalai dalam mengenali stroke, misalnya gejala muncul perlahan, sehingga disepelekan atau merasa tubuh baik-baik saja tanpa perlu mengkhawatirkan apapun. Agar risiko dari penyakit ini berkurang, kenali dengan segera gejala stroke pada seseorang dengan metode F.A.S.T. Apa itu?

FAST berarti face (wajah), arms (lengan), speech (cara bicara), dan time (waktu). Serangan stroke biasanya akan menyebabkan pengidapnya kesulitan menggerakkan wajah. Kamu bisa memeriksakan hal ini dengan memerhatikan saat pengidap stroke tersenyum, apakah saat tersenyum wajah tampak simetris atau tidak.

Jika salah satu bagian wajah tertinggal atau jatuh saat tersenyum, bisa jadi orang tersebut mengalami serangan stroke. Perhatikan juga kemampuan tubuh dalam mengangkat bagian tangan. Kalau seseorang kesulitan mengangkat kedua lengan dengan lurus, bisa jadi itu gejala stroke.

Stroke juga menyebabkan seseorang kesulitan berbicara. Cobalah untuk meminta orang yang diduga terserang stroke untuk mengucapkan kalimat yang mengandung huruf “R”. Jika ia berbicara dengan tidak jelas, pastikan untuk segera membawanya ke rumah sakit. Selanjutnya perhatikan waktu, jika seseorang mengalami ketiga gejala tersebut, besar kemungkinan ia mengalami stroke. Waktu adalah hal yang paling penting dalam penanganan stroke.

Baca juga: Lakukan 5 Terapi Ini untuk Sembuhkan Stroke Ringan

Sebagai penolong, kamu dan orang sekitar sebaiknya tidak ikut terbawa panik. Lakukan hal yang dapat menolong dan pastikan selalu kondisi orang yang mengalami serangan. Jika ragu, cobalah untuk menelpon bantuan medis agar diberi arahan. Atau, kamu bisa memanfaatkan aplikasi Halodoc untuk berbicara dengan dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Yuk, download aplikasi Halodoh sekarang di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan