Awas, Keracunan Timbal pada Anak Bisa Berakibat Fatal

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   11 Agustus 2020
Awas, Keracunan Timbal pada Anak Bisa Berakibat FatalAwas, Keracunan Timbal pada Anak Bisa Berakibat Fatal

Halodoc, Jakarta - Ketika membicarakan keracunan pada anak, biasanya pikiran langsung tertuju pada keracunan makanan. Padahal, keracunan pada anak bukan cuma menyoal makanan saja. Pernah mendengar keracunan timbal? Atau masih asing dengan kasus ini? 

Bagi ibu yang memiliki anak kecil, rasanya harus waspada dengan keracunan timbal. Keracunan timbal adalah kondisi ketika seseorang mengalami pengendapan timbal di dalam tubuh. Hati-hati, timbal masuk ke dalam logam beracun yang terdapat di lingkungan. 

Pertanyaannya, apa sih dampak keracunan timbal pada anak? 

Baca juga: Kenapa Anak-Anak Lebih Berisiko Alami Keracunan Timbal?

Merusak Sel Sampai Gangguan Otak

Dampak keracunan timbal pada anak tidak main-main. Kondisi ini bisa berujung pada masalah kesehatan yang amat merugikan dirinya. Nah, timbal ini bisa masuk ke dalam tubuh Si Kecil lewat berbagai cara. Anak bisa terpapar timbal melalui udara (terhirup lewat udara), makanan atau minuman yang dikonsumsi, atau kontak kulit. 

Lalu, apa saja dampak keracunan timbal pada anak? 

Awas, logam berat seperti timbal menciptakan radikal reaktif yang merusak struktur sel, termasuk DNA dan membran sel. Selain itu, dampak keracunan timbal juga bisa mengganggu enzim yang membantu dalam sintesis vitamin D, dan enzim yang menjaga keutuhan membran sel.

Nah, ketika keutuhan membran sel terganggu, maka sel darah merah rusak menjadi lebih rapuh, sehingga menyebabkan terjadinya anemia

Keracunan timbal juga bisa memicu masalah pada otak. Misalnya, menyebabkan hilangnya selubung saraf, pengurangan jumlah saraf, mengganggu transmisi, dan pertumbuhan saraf. 

Di samping itu, keracunan timbal bagi otak juga dapat mengganggu pelepasan neurotransmiter, yaitu bahan kimia yang digunakan oleh saraf untuk mengirim sinyal ke sel lain.

Nah, gangguan ini yang nantinya bisa menyebabkan gangguan komunikasi antar sel. Timbal biasanya mengganggu neurotransmitter glutamat yang memiliki beragam fungsi, salah satunya proses belajar. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak-anak yang selamat dari keracunan timbal yang parah bisa mengalami keterbelakangan mental dan gangguan perilaku. Di samping itu, keracunan timbal juga bisa menyebabkan penurunan intelligence quotient (IQ), dan perubahan perilaku (meningkatkan risiko perilaku antisosial). 

Parahnya lagi, dalam beberapa kasus keracunan timbal pada anak juga bisa memicu gangguan intelektual permanen, atau gangguan perkembangan otak. Keracunan timbal juga dalam kadar tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal, kejang, hilang kesadaran, bahkan kematian. Tuh, bikin ngeri, kan?

Oleh sebab itu, orangtua harus waspada dengan risiko keracunan logam beracun ini pada anak. Pasalnya, timbal mudah ditemukan di sekitar kita. Misalnya, dalam mainan anak-anak, tanah, makanan kaleng, keramik, hingga debu pada peralatan rumah tangga. 

Baca juga: Pertolongan Pertama untuk Mengatasi Keracunan Timbal

Munculnya Beragam Keluhan 

Ketika seseorang mengalami keracunan timbal, maka dirinya bisa mengalami beragam gejala. Namun, gejala ini bergantung dengan jenis timbal, kadar timbal, dan faktor lain dalam individu yang belum diketahui. Lalu, seperti apa saja gejala keracunan timbal? 

Baca juga: Mulai Green Living Agar Terhindar dari Keracunan Timbal

Sebut saja gangguan perilaku, kesulitan dalam berkonsentrasi, gangguan gerak, sakit kepala, anemia, dan nyeri kolik perut. Namun, keracunan kadar timbal yang tinggi lain lagi gejalanya.

Bisa menyebabkan ensefalopati (kondisi ditandai dengan pembengkakan otak), peningkatan tekanan di dalam tengkorak, delirium (gangguan mental yang ditandai oleh halusinasi), koma, kejang, dan sakit kepala.

Lalu, bagaimana dengan gejala keracunan timbal yang umumnya dialami oleh anak-anak? 

  • Muntah;
  • Nyeri perut dan kram;
  • Mudah lesu akibat anemia;
  • Nafsu makan menurun;
  • Berat badan berkurang;
  • Kejang;
  • Gangguan perkembangan;
  • Gangguan saraf;
  • Gangguan atau kerusakan otak;
  • Merasa gelisah;
  • Hilangnya kemampuan mendengar;
  • Konstipasi. 

Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, segera bawa anak ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Sebelumnya, ibu bisa membuat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Kini pemeriksaan kesehatan lebih mudah diakses hanya dengan genggaman.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases and Conditions. Lead Poisoning.
WHO. Diakses pada 2020. Lead poisoning and health
Web MD. Diakses pada 2020. What Is Lead Poisoning?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan