Awas, Kurang Minum Air Bisa Memicu Hiponatremia

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   21 Februari 2020
Awas, Kurang Minum Air Bisa Memicu HiponatremiaAwas, Kurang Minum Air Bisa Memicu Hiponatremia

Halodoc, Jakarta - Bagi kamu yang kurang memperhatikan asupan cairan tubuh, rasanya perlu harap-harap cemas. Pasalnya, kekurangan cairan tubuh bukan cuma menyoal kehausan dan dehidrasi saja. Pernah mendengar masalah medis bernapa hiponatremia? 

Hiponatremia sendiri merupakan kondisi ketika tubuh mengalami gangguan elektrolit. Tepatnya ketika kadar natrium (sodium) dalam darah lebih rendah dari batas normal. Padahal, natrium memiliki segudang fungsi dalam tubuh. Mulai dari menjaga tekanan darah, mengendalikan kadar air dalam tubuh, hingga mengatur sistem saraf dan kinerja otot. 

Nah, pertanyaannya, benarkah kurang minum air bisa menyebabkan hiponatremia? Simak jawabannya di bawah ini.

Baca juga: Perlu Tahu, 5 Gaya Hidup Sehat untuk Pengidap Hiponatremia

Bukan Cuma Kurang Minum, Banyak Pemicunya

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, ada baiknya untuk mengetahui kadar natrium dalam tubuh. Kadar natrium yang normal berkisar 135 sampai 145 mEq/liter (miliekuivalen per liter). Nah, seseorang yang kadar natriumnya di bawah 135 mEq/liter, bisa dibilang mengalami hiponatremia. Lantas, kondisi seperti apa sih yang bisa jadi penyebab hiponatremia? 

Hiponatremia sendiri bisa disebabkan beberapa hal. Salah satunya dehidrasi. Kondisi ini bisa disebabkan banyak faktor, seperti muntah atau diare yang parah, hingga kurang mengonsumsi air atau cairan tubuh. Nah, dehidrasi inilah yang bisa mengakibatkan tubuh kita kehilangan elektrolit. 

Hal yang peru digarisbawahi, hiponatremia bukan cuma disebabkan oleh dehidrasi saja. Sebab, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh hal lainnya, seperti: 

  • Konsumsi obat-obatan tertentu. Contohnya, obat antidepresan, diuretik, obat pereda nyeri, dan obat lainnya yang bisa memengaruhi hormon atau ginjal dalam menjaga kadar natrium tubuh.

  • Penggunaan NAPZA. Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti eksteri atau obat golongan amfetamin, bisa memicu kondisi hiponatremia parah. 
  • Perubahan hormon. Kurangnya kadar hormon adrenalin bisa memegaruhi tubuh untuk memproduksi hormon yang menjaga keseimbangan air, natrium, dan kalsium dalam tubuh. Selain itu, kadar hormon tiroid juga bisa memicu kondisi hiponatremia. 
  • Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH).  SIADH menghasilkan antidiuretic hormone dalam jumlah yang besar. Kondisi ini menyebabkan tubuh tubuh untuk menahan air, alih-alih mengeluarkan secara normal melalui urine. Ingat, air yang berlebihan dalam tubuh bisa melarutkan natrium dan membuat kadarnya menurun.

Baca juga: Kenali Prosedur Diagnosis Hiponatremia

Di samping itu, selain kondisi-kondisi di atas ada pula beberapa hal lainnya yang bisa meningkatkan risiko terjadinya hiponatremia. Contohnya: 

  • Usia. Semakin lanjut usia, semakin besar risiko mengalami hiponatremia.

  • Aktivitas fisik intensif, misalnya orang yang minum terlalu banyak air saat melakukan maraton, ultramarathon, atau triathlon, serta aktivitas jarak jauh dan berintensitas tinggi.

  • Kondisi medis tertentu, seperti penyakit ginjal, gagal jantung, sirosis. Kondisi ini bisa menyebabkan menumpuknya cairan dalam tubuh dan melarutkan natrium. 

Dari Linglung sampai Koma

Berbicara gejala hiponatremia, sama halnya membicarakan banyak keluhan. Sebab, hiponatremia bisa menimbulkan berbagai gejala pada pengidapnya, antara lain: 

  • Linglung atau kebingungan. 

  • Kehilangan energi dan kelelahan.

  • Kelemahan otot atau kram.

  • Mual dan muntah.

  • Nyeri kepala.

  • Kejang.

  • Gelisah.

  • Penurunan kesadaran

  • Koma.

Selanjutnya, bagaimana sih cara mencegah hiponatremia? 

Baca juga: Pelari Maraton Rentan Alami Hiponatremia, Ini Alasannya

Tips Mencegah Hiponatremia

Setidaknya ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk mencegah  hiponatremia, contohnya: 

  • Mengatasi kondisi pemicu hiponatremia, contohnya kondisi yang menyebabkan kekurangan hormon adrenal.

  • Minum air secukupnya, jangan kurang, atau berlebihan.

  • Minum-minuman pengganti elektrolit tubuh yang hilang, terutama saat usai beraktivitas dan berolahraga.

Ingat, jangan main-main dengan hiponatremia, apalagi hiponatremia kronis. Sebab, kondisi ini bisa menyebabkan kadar natrium turun secara bertahan dalam dua hari atau lebih. Mau tahu akibatnya? Bila kadar natrium terjadi dalam waktu cepat (akut), hal ini bisa menyebabkan pembengkakan otak yang berujung pada koma, bahkan kematian. Tuh, seram kan? 

Mau tahu lebih jauh mengenai hiponatremia? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol kapan dan di mana saja dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases and Conditions. Hyponatremia.
WebMD. Diakses pada 2020. What Is Hyponatremia?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan