Awas, Penyalahgunaan Narkotika Bisa Picu Delirium

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   20 Januari 2021
Awas, Penyalahgunaan Narkotika Bisa Picu DeliriumAwas, Penyalahgunaan Narkotika Bisa Picu Delirium

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar istilah delirium? Kondisi ini merupakan gangguan mental serius yang menyebabkan pengidapnya mengalami kebingungan parah, sehingga kesadaran akan lingkungan sekitarnya menjadi berkurang. Delirium menyebabkan perubahan dalam fungsi otak yang terjadi bersamaan dengan penyakit mental atau fisik lainnya. 

Kondisi tersebut akan membuat pengidapnya kesulitan dalam mengingat, berpikir, berkonsentrasi, bahkan beristirahat. Apakah penyalahgunaan narkotika menjadi salah satu faktor risiko delirium yang perlu dihindari? Untuk penjelasan selengkapnya, simak di bawah ini, ya.

Baca juga: Pengaruh Kesehatan Mental pada Gangguan Penyalahgunaan Obat-Obatan

Penyalahgunaan Narkotika Menjadi Faktor Risiko Delirium

Penyalahgunaan narkotika menjadi salah satu faktor risiko delirium. Kondisi ini menjadi salah satu efek karena tidak lagi mengonsumsi narkotika atau alkohol. Delirium bisa juga disebut dengan sakau, yaitu gejala tubuh yang terjadi akibat berhenti mengonsumsi narkotika secara mendadak, sehingga tubuh mengalami penurunan dosis secara drastis dan tidak dapat menyesuaikan dengan baik.

Penggunaan narkoba awalnya dipengaruh oleh lingkungan sosial seseorang. Risiko kecanduan dan penyalahgunaannya sendiri akan tergantung dari jenis narkotika yang dikonsumsi. Beberapa jenis narkotika memiliki risiko lebih tinggi menyebabkan ketergantungan. Bukan hanya penyalahgunaan narkotika saja, berikut ini sejumlah faktor risiko delirium lainnya:

  • Terganggunya pengiriman dan penerimaan sinyal di otak karena penyakit atau kondisi mental seseorang.
  • Pengidap mengalami malnutrisi. Kondisi ini bukan hanya mengacu pada kekurangan asupan makan saja, tetapi juga mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi tidak seimbang.
  • Pengidap mengalami dehidrasi.
  • Pengidap mengalami ketidakseimbangan metabolik, seperti kadar sodium atau kalsium yang rendah.
  • Pengidap mengalami penyakit kronis atau terminal.
  • Pengidap mengalami serangan jantung, cedera akibat jatuh, atau stroke.
  • Pengidap memiliki tekanan emosi berat atau kekurangan waktu beristirahat. 
  • Pengidap terpapar racun.
  • Pengidap mengalami pneumonia.

Jika kamu merasa ketergantungan obat-obatan terlarang akibat penyalahgunaan narkoba yang dilakukan, silahkan diskusikan dengan dokter di aplikasi Halodoc untuk mengetahui langkah penanganan yang tepat. Jangan tunggu sampai efek sampingnya muncul, karena dapat membahayakan diri kamu sendiri.

Baca juga: Cara Didik Remaja Agar Terhindar dari Pengaruh Narkotika

Kenali Gejala dan Jenis Delirium yang Bisa Saja Dialami

Saat mengidap delirium, pengidap biasanya akan menunjukkan gejala perubahan kondisi mental dalam beberapa jam hingga beberapa hari. Berikut ini beberapa gejala delirium yang perlu diwaspadai:

  • Penurunan kognitif otak, yang ditandai dengan penurunan daya ingat jangka pendek, berbicara bertele-tele kesulitan berbicara, kesulitan mengingat kata, serta kesulitan memahami pembicaraan.
  • Penurunan kesadaran terhadap lingkungan sekitar yang ditandai dengan sulit fokus atau sulit mengganti topik pembicaraan, mudah terdistraksi oleh hal tidak penting, serta suka melamun.
  • Perubahan perilaku, yang ditandai dengan halusinasi, gelisah, perilaku agresif, suara mengerang, menutup diri dari lingkungan sosial, serta gangguan tidur.
  • Penurunan kestabilan emosional, yang ditandai dengan gelisah, takut atau paranoid, depresi, mudah tersinggung, apatis, perubahan suasana hari secara tiba-tiba, serta perubahan kepribadian.

Baca juga: Pentingnya Sosialisasi Bahaya Narkoba pada Remaja

Gejala dalam intensitas yang parah bisa saja memburuk saat malam hari saat kondisi kamar dan lingkungan sekitar gelap. Kondisi tersebut akan terlihat asing di mata pengidap. Jika gejala muncul, jangan dibiarkan begitu saja. Hal tersebut dapat memicu komplikasi serius, seperti penurunan kesehatan secara umum, serta penyembuhan penyakit yang berjalan lambat.

Referensi:
BMJ Journal. Diakses pada 2021. An approach to drug induced delirium in the elderly FREE.
MedlinePlus. Diakses pada 2021. Delirium.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Delirium.
Healthline. Diakses pada 2021. What Causes Delirium?


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan