Bagaimana Penanganan untuk Atasi Fobia Ketinggian?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   09 Agustus 2020
Bagaimana Penanganan untuk Atasi Fobia Ketinggian?Bagaimana Penanganan untuk Atasi Fobia Ketinggian?

Halodoc, Jakarta – Fobia ketinggian alias akrofobia bisa diatasi dengan terapi perilaku kognitif (CBT). Teknik perilaku yang dilakukan adalah dengan mengekspos individu pada situasi yang ditakuti dalam hal ini, ketinggian. 

Teknik perilaku ini dapat digunakan secara bertahap atau cepat, dan pasien diajari cara menghentikan reaksi panik dan mengendalikan emosinya. Informasi selengkapnya mengenai penanganan fobia ketinggian bisa dibaca di sini!

Penanganan Fobia Ketinggian

Selain teknik perilaku, penggunaan obat-obatan dapat digunakan untuk menghilangkan rasa panik dan kecemasan dalam jangka pendek. Obat, D-cycloserine, telah dipelajari sejak 2008 dalam uji klinis untuk gangguan kecemasan, dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan D-cycloserine yang dikombinasikan dengan teknik perilaku dapat memberikan hasil yang lebih baik. 

Baca juga: Fobia Berhadapan dengan Orang Bisa Jadi Tanda Anthrophobia

Selain pengobatan medis, penanganan fobia ketinggian juga bisa dilakukan dengan penanganan rumahan. Bagaimana caranya? Terapkan teknik relaksasi, ini termasuk termasuk meditasi, yoga, pernapasan dalam, dan relaksasi otot progresif, yang dapat membantu seseorang untuk mengatasi stres dan kecemasan. 

Berolahraga secara teratur juga dapat membantu penanganan fobia ketinggian. Selain itu, dukungan dari orang terdekat juga bisa membantu pengidap untuk melewati situasi ini. Bicaralah dengan dokter tentang obat dan terapi apa yang dapat membantu kamu meringankan gejala. 

Jika dokter tidak terbiasa dengan kondisi fobia ketinggian, mintalah rujukan ke ahli kesehatan mental yang dapat membantu. Jangan malu memberi tahu teman dan keluarga tentang fobia ketinggian yang kamu alami. 

Mintalah dukungan mereka saat kamu mendapatkan pengobatan. Informasi selengkapnya mengenai penanganan fobia ketinggian bisa ditanyakan langsung di Halodoc.  Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Gejala Fobia Ketinggian

Gejala utama fobia ketinggian ditandai dengan kepanikan dan kecemasan ketika sedang berada di ketinggian. Bagi sebagian orang, ketinggian yang ekstrem memicu ketakutan ini. Orang lain mungkin takut akan ketinggian apa pun, termasuk tangga kecil atau bangku kecil. Situasi demikian dapat menyebabkan berbagai gejala fisik dan psikologis seperti:

Baca juga: Benarkah Fobia Bisa Pengaruhi Kondisi Fisik Pengidapnya?

1. Peningkatan keringat, nyeri dada atau sesak, dan peningkatan detak jantung saat melihat atau memikirkan tempat-tempat tinggi.

2. Merasa mual atau pusing saat melihat atau memikirkan ketinggian.

3. Gemetar saat dihadapkan dengan ketinggian.

4. Merasa pusing atau seperti jatuh atau kehilangan keseimbangan saat melihat ke atas atau ke bawah dari ketinggian.

5. Berusaha keras untuk menghindari ketinggian, meskipun itu membuat kehidupan sehari-hari lebih sulit.

Gejala psikologis dapat meliputi mengalami kepanikan saat melihat tempat tinggi atau memikirkan harus naik ke tempat tinggi, sangat takut terjebak di suatu tempat yang tinggi, mengalami kecemasan dan ketakutan yang ekstrem saat harus menaiki tangga, melihat ke luar jendela, atau berkendara di sepanjang jembatan penyeberangan, serta khawatir secara berlebihan tentang menghadapi ketinggian di masa depan.

Baca juga: Kenali Lebih Dekat Philophobia atau Fobia Jatuh Cinta

Gangguan fobia ketinggian terkadang berkembang sebagai respons terhadap pengalaman traumatis yang melibatkan ketinggian, seperti:

1. Jatuh dari tempat yang tinggi.

2. Menyaksikan orang lain jatuh dari tempat tinggi.

3. Mengalami serangan panik atau pengalaman negatif lainnya saat berada di tempat tinggi.

Fobia, termasuk akrofobia, juga dapat berkembang tanpa diketahui penyebabnya. Dalam kasus ini, faktor genetik atau lingkungan mungkin berperan. Misalnya, kamu mungkin lebih cenderung memiliki fobia ketinggian jika orang lain dalam keluarga juga mengalaminya. 

Referensi:
Psycom.net. Diakses pada 2020. Acrophobia (The Fear of Heights): Are You Acrophobic?
Healthline. Diakses pada 2020. Understanding Acrophobia, or Fear of Heights.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan