Bagaimanakah Cara Mendiagnosis Schistosomiasis?

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   31 Juli 2019
Bagaimanakah Cara Mendiagnosis Schistosomiasis?Bagaimanakah Cara Mendiagnosis Schistosomiasis?

Halodoc, Jakarta - Penyakit yang terjadi akibat parasit semisal cacing merupakan penyakit yang cukup ditakuti masyarakat. Apalagi mereka yang masih tinggal di negara-negara berkembang yang kebanyakan belum menyadari penuh dan menerapkan kebersihan lingkungan. Nah, salah satu penyakit parasit akibat cacing yang cukup berbahaya adalah penyakit schistosomiasis. Parahnya, mereka yang mengalami infeksi parasit ini bisa mengalami gangguan paru, saraf tulang belakang, bahkan otak.

Schistosomiasis adalah penyakit yang disebabkan cacing parasit. Penyakit ini menyerang usus dan sistem urinaria terlebih dulu, namun karena cacing tinggal di dalam darah, schistosomiasis dapat menyerang sistem lainnya. Parasit ini umum ditemukan di Afrika, namun juga terdapat di bagian Amerika Selatan, Karibia, Timur Tengah dan Asia.

Baca Juga: Berbagai Infeksi Cacing yang Perlu Diwaspadai 

Bagaimana Cara Mengenali Gejala dan Mendiagnosis Schistosomiasis?

Pada tahapan awal, kebanyakan pengidapnya tidak mengalami gejala yang berarti. Parasit ini faktanya dapat tinggal di dalam tubuh selama bertahun-tahun dan menyebabkan kerusakan pada organ. Parahnya lagi, jika menyerang anak-anak, ia bisa menyebabkan menurunnya pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak. Gejala dari penyakit ini juga sangat bervariasi, antara lain:

  • Parasit dalam jumlah banyak menyebabkan demam, menggigil, pembengkakan kelenjar limfa dan pembengkakan hati dan limfa;

  • Saat cacing pertama kali masuk ke dalam kulit, dapat menyebabkan gatal dan ruam;

  • Gejala usus meliputi sakit perut dan diare (mungkin terdapat darah);

  • Gejala urinasi dapat meliputi urinasi yang sering, sakit dan terdapat darah.

Sementara itu, dalam kondisi kronis, beberapa gejala yang bisa muncul antara lain:

  • Gangguan pada sistem pencernaan dapat berupa  anemia, sakit dan bengkak pada perut, diare dan darah pada feses;

  • Gangguan pada sistem urinaria menyebabkan infeksi pada kandung kemih (cystitis), sakit saat buang air kecil, sering merasa ingin buang air kecil dan darah pada urin;

  • Jantung dan paru-paru dapat menyebabkan batuk yang tidak kunjung hilang, napas berbunyi, sesak napas, dan batuk darah;

  • Sistem saraf atau otak dapat menyebabkan kejang, sakit kepala, kelemahan dan mati rasa pada kaki dan pusing.

Penanganan yang terlambat bisa menyebabkan risiko fatal. Oleh karena itu, periksakan diri ke dokter jika kamu mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas. Penanganan yang tepat dapat mencegahmu mengalami komplikasi. Jadi, segera buat janji dengan dokter saat gejala muncul melalui aplikasi Halodoc.

Baca Juga: Masih Perlukah Orang Dewasa Minum Obat Cacing?

Sementara itu, pemeriksaan yang bisa dilakukan guna memperkuat diagnosis antara lain:

  • Biopsi jaringan;

  • Penghitungan jumlah darah komplit untuk melihat tanda-tanda anemia;

  • Penghitungan eosinophil untuk mengukur jumlah sel darah putih;

  • Tes fungsi ginjal;

  • Tes fungsi hati;

  • Pemeriksaan feses untuk melihat telur parasit;

  • Urinalisis untuk melihat telur parasit.

Langkah Pengobatan Schistosomiasis

Untuk kasus schistosomiasis, dikenal salah satu obat cacing bernama praziquantel yang diyakini ampuh mengatasi penyakit ini. Obat ini efektif dalam penanganannya membasmi telur cacing hingga cacing dewasa serta mencegah terjadi infeksi kembali.

Dalam penggunaannya, dosis diberikan sesuai dengan jenis parasit schistosomiasis. Jika disebabkan oleh Schistosoma japonicum (gejala tersering berupa nyeri perut, diare berdarah, dan pembesaran hati), berikan sebanyak 60 mg per kilogram berat badan. Sementara pada schistosomiasis akibat parasit Schistosoma mansoni dan Schistosoma haematobium, dosis praziquantel yang diberikan adalah 40 mg per kilogram berat badan.

Baca Juga: Bahaya Penularan Cacing Pita pada Manusia 

Setelah pengobatan selama 3 minggu, pengidapnya dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah atau tes tinja kembali untuk memastikan bahwa tidak ada lagi sisa telur. Disamping itu, menerapkan gaya hidup sehat juga sangat penting guna mencegah cacing datang kembali. Seperti misalnya dengan memasak air hingga matang dan mencuci sayur hingga bersih sebelum dimasak. Penting juga untuk memakai alas kaki dan tidak bermain atau mencuci sesuatu di air tawar atau danau tempat berkembang biaknya parasit schistosomiasis.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan