Bahaya di Balik Menu Buka Puasa Bersantan

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   17 Mei 2018
Bahaya di Balik Menu Buka Puasa BersantanBahaya di Balik Menu Buka Puasa Bersantan

Halodoc, Jakarta – Hidangan khas di bulan ramadan sebagian besar terbuat dari santan. Sebut saja rendang, opor ayam, kolak, soto daging, dan sayur lodeh. Rasanya yang gurih, nikmat dan segar membuat makanan bersantan tersebut selalu ditunggu-tunggu saat berbuka puasa. Tapi hati-hati, jangan sampai kamu berlebihan mengonsumsi makanan bersantan, karena di balik kenikmatan rasanya, terdapat bahaya yang mengancam kesehatan kamu.

1. Membuat Kolesterol Naik

Ketika memasak makanan bersantan seperti sayur lodeh, gudeg atau opor, umumnya santan dipanaskan terlebih dahulu sampai mendidih. Nah, proses pemanasan santan inilah yang bisa mengubah asam lemak menjadi lemak jenuh yang dapat meningkatkan kolesterol. Kadar kolesterol yang tinggi dapat membahayakan kesehatan jantung dan pembuluh darah. Risiko terkena penyakit jantung dan stroke akan semakin meningkat bila kamu mengonsumsi hidangan bersantan dalam jumlah yang banyak. Jadi, bila ingin makan opor, sebaiknya batasi porsinya agar kadar kolesterol tetap normal.  

2. Berbahaya bagi Pengidap Maag

Dengan kondisi lambung kosong setelah berpuasa hampir setengah hari, pengidap maag harus menghindari makanan bersantan karena memicu naiknya asam lambung. Hidangan seperti gulai kambing dan opor ayam mengandung lemak tak jenuh yang dapat melukai lambung. Apalagi makanan yang bersantan kental sangat sulit dicerna lambung sehingga dapat menyebabkan gejala sakit maag berkepanjangan. (Baca juga: 4 Tips Cegah Maag Kambuh Saat Puasa).

3. Membuat Perut Bergas dan Kembung

Makanan bersantan mengandung lemak yang cukup tinggi. Kira-kira dalam 200 gram santan (atau sekitar 15 sendok makan) mengandung lemak 2,5 kali lipat dari kebutuhan lemak harian tubuh. Nah, mengonsumsi makanan berlemak secara berlebihan dapat meningkatkan produksi gas dan membuat perut kembung. Meski buang gas adalah hal yang alami, namun perut yang menyimpan banyak gas tentu akan terasa tidak nyaman.   

4. Pembuluh Darah Menyempit

Lemak dan kolesterol yang berlebih akibat mengonsumsi makanan bersantan akan menjadi plak dan bisa menyumbat pembuluh darah jantung, otak dan berbagai organ tubuh. Hal ini mengurangi aliran darah dan mempersempit pembukaan untuk suplai oksigen ke sel-sel dalam tubuh. Akibatnya, kamu berisiko mengalami penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis, bahkan yang lebih fatal lagi, risiko terkena jantung koroner pun meningkat.

5. Menaikkan Tekanan Darah

Makanan bersantan yang tinggi kolesterol juga dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi saat tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi. Dalam kondisi normal, arteri yang sehat bersifat fleksibel, kuat dan elastis. Lapisan dindingnya halus yang memungkinkan darah dapat mengalir bebas, sehingga mampu memasok nutrisi dan oksigen ke organ vital dan jaringan tubuh lainnya. Namun, hipertensi membuat jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, sehingga bisa mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung. (Baca juga: Ternyata Ini Manfaat Puasa untuk Pengidap Hipertensi).

Selain membatasi porsi makanan bersantan, cara lainnya agar tetap bisa menikmati hidangan bersantan tanpa perlu khawatir kolesterol naik adalah dengan mengganti santan dengan bahan lain yang lebih sehat untuk memberikan rasa gurih pada makanan. Misalnya, susu atau krimer nabati.

Sekarang, kamu juga bisa memeriksa kadar kolesterol lewat aplikasi Halodoc, lho. Caranya sangat praktis, kamu tinggal pilih Lab Service yang terdapat pada aplikasi Halodoc, kemudian tentukan tanggal dan tempat pemeriksaan, lalu petugas lab akan datang menemuimu pada waktu yang sudah ditentukan. Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan