Bahaya Kandungan Gula Berlebih pada Makanan Bayi

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   11 Januari 2021
Bahaya Kandungan Gula Berlebih pada Makanan BayiBahaya Kandungan Gula Berlebih pada Makanan Bayi

Halodoc, Jakarta - Masa MPASI adalah waktu untuk mengenalkan sang buah hati pada berbagai macam rasa dan tekstur makanan. Namun, tetap dengan memperhatikan asupan gizi. Inilah mengapa semua pakar kesehatan menyarankan untuk langsung memberikan makanan lengkap pada bayi saat MPASI dan bukan menu tunggal. 

Meski begitu, tidak semua ibu sempat untuk memasak dan memberikan menu MPASI rumahan untuk Si Kecil. Penggunaan MPASI fortifikasi dan camilan kemasan pabrikan pun menjadi solusi alternatif. Pasalnya, selain mudah didapat, penyajiannya pun sangat cepat. Cukup dengan menuang air hangat, bubur pun siap santap. 

Namun, ada hal yang mesti ibu perhatikan, yaitu kandungan atau takaran gula. Meski boleh, penggunaan gula untuk MPASI sangat terbatas. Bukan tanpa alasan, gula berlebih untuk makanan bayi disinyalir memicu sejumlah risiko pada anak nantinya. Seperti diabetes dan kenaikan berat badan berlebih. 

Baca juga: Pilihan MPASI yang Tepat saat Bayi Mengalami Diare

WHO memaparkan bahwa setidaknya makanan bayi mengandung 30 persen kalori yang berasal dari gula. Organisasi Kesehatan Dunia ini juga telah merilis rancangan Model Profil Gizi untuk anak mulai usia 6 hingga 36 bulan. Akan tetapi, masih banyak makanan untuk bayi yang ternyata masih melebihi batas pemberian yang dianjurkan. 

Dampak Makanan Bayi dengan Gula Berlebih

Sebenarnya, kandungan gula yang terdapat pada makanan bayi masih menjadi perhatian para pengamat gizi, karena bisa membuat anak lebih gemar mengonsumsi makanan manis. Ini bisa mengakibatkan kerusakan gigi pada anak lebih cepat. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Public Health, mengatakan lebih dari setengah makanan untuk bayi dan balita yang beredar di pasaran mengandung 20 persen kalori dari gula. 

Tidak hanya itu, studi lainnya yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients mendapati sebanyak 74 persen susu formula bayi, sereal untuk sarapan, makanan kemasan yang diolah dengan dipanggang, dan yoghurt memiliki sekitar 20 persen bahkan lebih kalori yang berasal dari gula tambahan. Artikel yang diterbitkan dalam Pediatrics pun mendapati sebanyak 35 dari 79 sampel makanan yang berasal dari campuran bijian dan buah mengandung 35 persen kalori yang berasal dari gula. 

Baca juga: Mengolah Buncis dan Polong-Polongan sebagai Menu MPASI

Sudah tentu, pemberian gula yang berlebihan pada makanan bayi akan berdampak pada kelebihan berat badan pada anak dan meningkatkan risiko diabetes di kemudian hari, juga membuat anak akan mengalami kerusakan gigi lebih dini. Padahal, gigi susu anak yang baru bertumbuh harus dijaga kesehatannya sebelum nanti berganti menjadi gigi permanen. 

Pentingnya Melihat Label pada Kemasan

Ini artinya, jika ibu hendak memberikan makanan pada bayi berupa makanan instan, sebaiknya lihat dan perhatikan kandungan gula yang tertera pada kemasan. Sebaiknya, pilihlah makanan yang memiliki kandungan gula dan garam paling sedikit. Pasalnya, takaran garam dan gula untuk bayi yang baru belajar makan hanya sebanyak 3 gram setiap hari. 

Jika anak gemar mengonsumsi camilan, seperti biskuit, ibu bisa mengganti camilan tersebut dengan buah-buahan yang memiliki rasa manis alami. Bisa juga dengan menggunakan ASI yang memang terasa manis atau ubi. Lebih baik lagi jika ibulah yang memasak sendiri makanan untuk Si Kecil, sehingga takaran gula dan garamnya pun bisa terukur. 

Baca juga: 4 Bahan Alami Pengganti Gula untuk MPASI

Tidak ada salahnya kok, memberikan makanan kemasan atau siap saji untuk bayi. Memang benar, kandungan gulanya mungkin cukup tinggi, tetapi tentu pembuatannya telah memenuhi standar kesehatan dan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi. Salah satunya adalah zat besi yang sangat dibutuhkan oleh bayi. 

Agar kebutuhannya tercukupi, ibu bisa memberikan suplemen zat besi dengan dosis sesuai usia dan berat badan bayi. Jika tidak sempat membelinya langsung ke apotek, ibu bisa menggunakan layanan pharmacy delivery dari aplikasi Halodoc. Beli vitamin dan obat sekarang lebih mudah dan praktis tentunya. 



Referensi: 
Walker, Ryan W. and Michael I. Goran. 2015. Diakses pada 2021. Laboratory Determined Sugar Content and Composition of Commercial Infant Formulas, Baby Foods and Common Grocery Items Targeted to Children. Nutrients 7(7): 5860-5867.
Elliott et al. 2010. Diakses pada 2021. Sweet and salty: nutritional content and analysis of baby and toddler foods. Journal of Public Health. 
Cogswell, Mary E., et al. 2015. Diakses pada 2021. Sodium and Sugar in Complementary Infant and Toddler Foods Sold in the United States. Pediatrics 135(3): 416-423.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan