Hati-Hati, Oles Balsem di Bawah Hidung Picu Gangguan Pernapasan

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   08 Januari 2020
Hati-Hati, Oles Balsem di Bawah Hidung Picu Gangguan PernapasanHati-Hati, Oles Balsem di Bawah Hidung Picu Gangguan Pernapasan

Halodoc, Jakarta - Ketika sedang terserang flu atau hidung tersumbat, sebagian besar orang menggunakan inhaler flu atau mengoles balsem tepat di bawah hidung agar pernapasan lebih lega. Kebiasaan ini sudah dilakukan sejak dahulu karena dianggap menjadi cara yang efektif untuk melegakan hidung yang tersumbat dan meringankan gejala flu. 

Namun, mungkin sekarang kamu harus berpikir ulang jika ingin melakukannya. Pasalnya, aktivitas ini diyakini bisa memicu terjadinya masalah pernapasan. Seperti yang dikatakan oleh dr. Hawa J. Edriss yang bekerja di St Joseph Hospital di Amerika Serikat yang menangani laki-laki paruh baya karena terbiasa mengoles balsem setiap kali flu selama 10 tahun. Sayangnya, pria tersebut kini didiagnosis mengidap gangguan napas. 

Mengenal Pneumonia Lipoid Eksogen

Pada diagnosis awal, dr. Hawa melakukan pemeriksaan CT scan di bagian paru dan mendapati adanya gejala pneumonia. Sang dokter memberikan pria tersebut obat antibiotik untuk meredakan gejalanya. Namun, ternyata kondisi pria tersebut tidak kunjung membaik. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, pria ini diketahui mengalami kondisi yang disebut pneumonia lipoid oksigen. 

Baca juga: Pneumonia, Sakit Radang Paru-Paru yang Luput dari Perhatian

Sebenarnya, pneumonia lipoid eksogen adalah penyakit yang terbilang langka dan jarang terdiagnosis. Kelainan pernapasan ini lebih sering terjadi karena aspirasi atau inhalasi yang berasal dari lemak nabati atau hewani yang masuk ke dalam saluran pernapasan. Hal ini menimbulkan dampak yang terbilang serius pada saluran napas hanya dalam waktu 30 menit. Setelahnya, terjadi kekeruhan pada paru-paru hanya dalam waktu 24 jam setelah inhalasi. 

Selain balsem, zat berlemak lainnya yang menyebabkan terjadinya pneumonia lipoid eksogen adalah minyak dalam makanan, termasuk minyak zaitun, susu, minyak biji buncis, dan kuning telur, minyak parafin, kerdan (sejenis minyak bumi yang digunakan oleh pemain sirkus yang biasanya ‘memakan’ api), cat, pelumas, hingga cat berbasis minyak yang banyak ditemukan dalam rokok elektronik atau lebih dikenal dengan vape. 

Baca juga: Yang Terjadi ketika Tubuh Terkena Pneumonia

Gejala dan Faktor Risiko Pneumonia Lipoid Eksogen

Sebagian orang yang mengalami pneumonia lipoid eksogen sering tidak mengalami gejala sama sekali, sementara ada pula yang mengalami gejala ringan. Beberapa gejala yang umum terjadi dari gangguan pernapasan ini adalah sakit pada dada, batuk kronis, dan kesulitan bernapas. Sementara gejala yang kurang umum termasuk demam, batuk berdarah, penurunan berat badan, keringat yang muncul di malam hari, dan kesulitan menelan. 

Faktor risiko tertentu meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terserang pneumonia lipoid eksogen, yaitu gangguan neuromuskular yang memengaruhi refleks menelan, GERD, hilang kesadaran, gangguan jiwa, faktor usia tertentu, dan mencium obat yang berbasis minyak. Inilah mengapa dr. Hawa menyarankan untuk tidak lagi mengoleskan balsem langsung di bawah hidung dan menggunakan cara lain yang lebih alami, seperti menguap hidung dengan air mendidih. 

Menghilangkan paparan lemak yang dihirup atau diinhalasi ke dalam saluran pernapasan dapat membantu meringankan gejala yang kamu rasakan. Kelainan ini tidak selalu dapat dicegah. Jadi, kalau kamu mengalami gejala yang mengarah pada gangguan pernapasan ini, kamu bisa segera bertanya pada dokter dengan aplikasi Halodoc. Kamu juga bisa langsung buat janji dengan dokter ahli paru di rumah sakit terdekat, sehingga penanganan bisa dilakukan dan komplikasi dapat dicegah. 

Baca juga: Kenali Penyebab Pneumonia, Infeksi Paru yang Berbahaya


Referensi: 

Healthline. Diakses pada 2019. Lipoid (Lipid) Pneumonia Symptoms and Treatment.
Nakashima, Shota., et al. 2015. Diakses pada 2019. Exogenous Lipoid Pneumonia Successfully Treated with Bronchoscopic Segmental Lavage Therapy. Respiratory Care Journal January 60 (1): e1-e5.
Doubkova, M., et al. 2013. Diakses pada 2019. Exogenous Lipoid Pneumonia Caused by Chronic Improper Use of Baby Body Oil in Adult Patient. Pulmonology Journal Vol. 19 Issues 5: p233-236.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan