Bayi Alami Hipoksia, Apa yang Harus Ibu Lakukan?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   31 Mei 2019
Bayi Alami Hipoksia, Apa yang Harus Ibu Lakukan?Bayi Alami Hipoksia, Apa yang Harus Ibu Lakukan?

Halodoc, Jakarta - Hipoksia dapat terjadi ketika adanya gangguan dalam sistem transportasi oksigen dari proses bernapas, hingga oksigen tersebut diedarkan dan digunakan oleh sel-sel dalam tubuh. Hipoksia merupakan kondisi yang berbahaya, karena dapat mengganggu fungsi otak, hati, dan organ lainnya. Bagaimana jika hipoksia dialami oleh bayi? Apa hal yang harus ibu lakukan?

Baca juga: Ini Akibatnya Kalau Tubuh Kehabisan Oksigen (Anoksia)

Hipoksia Terjadi Ketika Tubuh Kekurangan Pasokan Oksigen

Oksigen akan diangkut oleh darah dari paru-paru menuju jantung, saat sedang bernapas. Jantung akan memompa darah yang kaya akan oksigen ke seluruh sel tubuh melalui pembuluh darah. Nah, hipoksia akan terjadi ketika kurangnya pasokan oksigen dalam sel dan jaringan tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya.

Apa Gejala yang Muncul pada Pengidap Hipoksia?

Gejala hipoksia pada bayi dan anak-anak meliputi gusar, tidak fokus, rewel, lesu, dan gelisah. Sementara gejala pada orang dewasa meliputi detak jantung cepat, napas pendek dan cepat, warna kulit menjadi agak kebiruan atau menjadi merah terang, batuk, berkeringat, serta kehilangan kesadaran. Gejala-gejala ini bisa muncul dan bertambah parah dalam waktu yang cepat. Nah, lebih baik segera diskusikan dengan dokter, karena gejala yang dibiarkan akan menimbulkan komplikasi yang membahayakan nyawa.

Baca juga: Disebabkan oleh Gagal Hati, Inilah 8 Komplikasi dari Ensefalopati Hepatik

Apa Penyebab Terjadinya Hipoksia?

Hipoksia bisa terjadi karena adanya kelainan pada fungsi serta struktur pernapasan dan sirkulasi darah. Ada beberapa kondisi yang bisa jadi penyebab terjadinya hipoksia.

  • Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK), yaitu penyakit peradangan paru yang menghalangi aliran udara dari paru-paru karena terhalang pembengkakan dan lendir atau dahak, sehingga pengidap kesulitan bernapas.

  • Edema paru, yaitu adanya cairan di paru-paru.

  • Bronkitis, yaitu peradangan yang terjadi pada saluran utama pernapasan atau bronkus.

  • Emfisema, yaitu penyakit kronis akibat kerusakan kantung udara atau alveolus pada paru-paru.

Ibu dapat mencegah Si Kecil dengan menghindarinya dari lingkungan yang dapat menurunkan kadar oksigen. Jika Si Kecil mengidap asma, ibu harus mengikuti prosedur pengobatan yang telah ditetapkan oleh dokter.

Bayi Alami Hipoksia, Ini yang Harus Ibu Lakukan

Hipoksia merupakan kondisi gawat darurat medis yang membutuhkan pertolongan dengan cepat. Jadi, jika ibu menemukan gejala terkait dengan hipoksia, ibu bisa langsung menelpon bantuan untuk datang ke rumah. Sembari menunggu, ibu bisa melakukan pertolongan pertama pada pengidap hipoksia yang disebut dengan teknik dobkin.

Jangan hanya menunggu tanpa melakukan apapun ya, bu! Karena hipoksia hanya membutuhkan waktu lima menit sampai seseorang mengalami kerusakan otak. Teknik dobkin yang ibu lakukan guna memperlambat kerusakan otak Si Kecil, teknik ini bahkan bisa menyelamatkan nyawanya.

Ibu bisa mencobanya dengan meletakkan es batu pada air, lalu kompres wajah dan mata Si Kecil. Es harus berada pada wajah sampai bantuan tiba. Nah, ketika bantuan datang, ahli medis akan membukakan jalan napas dan suplai oksigen guna mengatasi apa yang menjadi penyebab dari hipoksia.

Baca juga: 4 Kondisi Ini Bisa Ditangani oleh Terapi Hiperbarik

Jangan anggap remeh penyakit ini, sebab kehilangan nyawa orang yang dicintai adalah komplikasi paling parah yang dapat terjadi. Lakukan langkah awal pengobatan semaksimal mungkin guna menyelamatkan nyawa Si Kecil. Jika ada yang ingin ibu tanyakan seputar masalah kesehatan Si Kecil, Halodoc bisa jadi solusinya! Kamu bisa diskusi langsung dengan dokter ahli melalui Chat atau Voice/Video Call. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan