Bayi atau Lansia yang Lebih Membutuhkan Vaksin Flu?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   16 November 2020
Bayi atau Lansia yang Lebih Membutuhkan Vaksin Flu? Bayi atau Lansia yang Lebih Membutuhkan Vaksin Flu?

Halodoc, Jakarta - Bayi dan lansia menjadi golongan yang membutuhkan vaksin flu saat musim penyakit tersebut datang. Hal tersebut dikarenakan, bayi dan lansia memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga lebih rentan terkena virus. Bukan itu saja, saat gejala muncul di kedua golongan tersebut, maka gejala dapat berangsur parah karena sistem imun yang tidak mampu menangkal virus dengan sendirinya. Berikut ini penjelasan selengkapnya.

Baca juga: Siapa Sajakah yang Perlu Vaksinasi Flu?

Bayi dan Lansia Membutuhkan Vaksin Influenza

Virus flu sangat mudah menyerang lansia. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya angka kematian lansia yang terjadi saat terserang virus tersebut, yaitu sebanyak 70 persen. Influenza bukanlah penyakit sepele, apalagi bagi seseorang yang tinggal di negara tropis. Jika terinfeksi, sejumlah komplikasi, seperti radang paru, infeksi telinga, dan sinus bisa saja terjadi. Gejala juga dapat memperparah penyakit kronis yang telah dialami.

Jika sudah begitu, kehilangan nyawa adalah komplikasi paling parah yang bisa saja terjadi. Selain pada lansia, vaksin juga perlu diberikan pada bayi yang telah menginjak usia 6 bulan hingga 18 tahun. Sebelum melakukan vaksin, hal yang perlu dilakukan adalah memastikan kesehatan tubuh berada dalam keadaan prima. Hal tersebut dimaksudkan agar vaksin dapat bekerja dengan maksimal di dalam tubuh.

Baca juga: Ini Pentingnya Lakukan Vaksin Flu pada Anak di Era New Normal

Selain Bayi dan Lansia, Siapa Saja yang Membutuhkan Vaksin?

Setiap orang berisiko mengidap penyakit flu, sehingga vaksin dapat dilakukan oleh siapa saja. Jika sudah terinfeksi, tubuh akan mengalami sejumlah gejala, seperti demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, lelah, batuk, sakit kepala, dan pilek. Saat penyakit dialami oleh anak-anak, maka dapat memicu radang paru-paru atau diare berkepanjangan. Sedangkan jika dialami oleh seseorang dengan daya tahan tubuh yang rendah, penyakit akan menimbulkan komplikasi serius. 

Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seseorang dianjurkan untuk melakukan vaksinasi saat usianya menginjak 6 bulan. Terutama bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah. Selain bayi dan juga lansia, berikut ini beberapa golongan orang yang berisiko tinggi terinfeksi influenza:

  • Ibu hamil;
  • Pengidap penyakit jantung;
  • Pengidap penyakit paru-paru;
  • Pengidap penyakit saraf;
  • Pengidap penyakit ginjal;
  • Pengidap gangguan kekebalan tubuh;
  • Pengidap diabetes; 
  • Anak-anak yang menjalani terapi aspirin; 
  • Tim medis;
  • Orang dengan obesitas;
  • Seorang yang gemar mengonsumsi alkohol secara berlebihan.

Vaksin flu memiliki sejumlah manfaat. Bukan hanya mencegah seseorang terinfeksi virus influenza saja, vaksin berguna untuk mencegah komplikasi serius serta memutus rantai penyebaran influenza. Setiap satu dosis vaksin diberikan saat musim flu tiba. Kekebalan tubuh akan terbentuk setelah dua minggu seseorang melakukan vaksinasi.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Melakukan Vaksin Flu

Sama halnya dengan vaksin lainnya, vaksin influenza juga memiliki sejumlah efek samping setelah dilakukan. Beberapa efek samping tersebut, yaitu merasa lelah, mengantuk, nyeri otot, kemerahan di area bekas suntikan, serta demam. Pada beberapa orang, reaksi alergi serius bisa saja muncul. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, diskusikan terlebih dulu dengan dokter di aplikasi Halodoc jika kamu memiliki sejumlah kondisi medis tertentu, ya.

Referensi:
CDC . Diakses pada 2020. Who Needs a Flu Vaccine and When.
Healthline. Diakses pada 2020. The Annual Flu Shot: Is It Necessary?
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Flu Shot: Your Best Bet for Avoiding Influenza.
NHS UK. Diakses pada 2020. Who Should Have the Flu Vaccine?


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan