Beda Ilusi dan Halusinasi serta Dampak yang Mengintainya

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   30 Agustus 2022

“Ilusi adalah interpretasi yang salah dari input sensorik yang benar, sementara halusinasi adalah persepsi yang tidak berdasarkan input sensorik. Ilusi terkadang normal dan tidak berbahaya, sedangkan halusinasi biasanya terkait dengan masalah kesehatan yang mendasarinya.”

Beda Ilusi dan Halusinasi serta Dampak yang MengintainyaBeda Ilusi dan Halusinasi serta Dampak yang Mengintainya

Halodoc, Jakarta – Ilusi dan halusinasi sudah diketahui sebagai fenomena di mana seseorang melihat atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Kedua hal tersebut biasanya bisa disebabkan oleh penyakit mental tertentu atau konsumsi obat-obatan.

Meskipun memiliki gejala yang mirip, ilusi dan halusinasi adalah dua kondisi yang berbeda. Lantas, apa perbedaan keduanya dan dampaknya bagi kesehatan? Yuk, cari tahu jawabannya di sini.

Perbedaan Ilusi dan Halusinasi

Ilusi adalah interpretasi yang salah dari input sensori yang benar, sedangkan halusinasi adalah persepsi yang tidak didasarkan pada input sensorik. Jadi, alih-alih melihat hal-hal yang tidak ada seperti halusinasi, orang-orang dengan ilusi salah menafsirkan rangsangan eksternal yang nyata. 

Misalnya, seperti mendengar suara angin ketika ada seseorang menangis. Setiap orang bisa mengalami ilusi, tapi hal ini lebih umum terjadi pada orang yang mengidap skizofrenia. 

Sementara halusinasi membuat seseorang mengalami sensasi yang tampak nyata, tapi itu hanya ada di dalam pikirannya. Misalnya, melihat hal-hal yang tidak ada, mendengar suara atau mencium bau yang tidak ada. Halusinasi bisa menjadi ciri dari gangguan psikotik, seperti skizofrenia, dan juga sangat umum terjadi pada orang yang mengalami putus obat. Demam tinggi juga bisa menghasilkan halusinasi pada beberapa orang.

Agar lebih jelas, berikut perbedaan ilusi dan halusinasi bila dilihat dari beberapa  aspek:

1. Persepsi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, halusinasi adalah persepsi yang salah, sedangkan ilusi hanyalah salah persepsi. Misalnya, seseorang berhalusinasi mengobrol dengan orang yang sebenarnya tidak ada, sedangkan orang yang mengalami ilusi menyalahartikan garis lurus sebagai garis melengkung.

2. Stimulus

Orang yang mengalami ilusi, merasakan stimulus eksternal tertentu yang benar-benar ada. Di sisi lain, orang yang mengalami halusinasi bereaksi terhadap stimulus internal yang hanya ada di dalam pikirannya.

3. Universal

Dibandingkan dengan halusinasi, pengalaman ilusi bersifat universal, karena bisa dirasakan oleh sebagian besar orang atau semua yang hadir. Misalnya, kelompok orang yang berbeda pada waktu yang berbeda yang melihat ilusi akan merasakan hal yang sama. Sementara halusinasi dialami seseorang secara pribadi.

4. Normal

Mengalami ilusi terkadang adalah hal yang normal, sedangkan halusinasi tidak normal karena persepsi tidak sesuai dengan kenyataan.

5. Penyebabnya

Halusinasi biasanya dikaitkan dengan gangguan mental, seperti skizofrenia dan demensia. Misalnya, lebih dari 70 persen orang dengan skizofrenia mengalami halusinasi. Di sisi lain, ilusi biasanya hanya terkait dengan penyakit ringan, seperti migrain.

6. Jenis

Jenis halusinasi lebih banyak dibandingkan dengan ilusi. Berikut beberapa jenis halusinasi:

  • Halusinasi visual, melihat yang tidak ada.
  • Halusinasi auditori, mendengar suara yang tidak ada.
  • Halusinasi perintah, seolah-olah mendengar perintah tertentu dari orang lain.
  • Penciuman, mencium bau yang tidak ada.
  • Taktil, merasa sensasi di kulit (sentuhan) yang tidak ada.
  • Halusinasi Gustatori, mencicipi sesuatu yang tidak ada.

Sedangkan jenis-jenis ilusi, antara lain:

  • Ilusi optik, memanfaatkan ilustrasi visual yang menipu.
  • Ilusi pendengaran, trik pendengaran.
  • Ilusi taktil, penipuan melalui sentuhan.
  • Ilusi temporal, berkaitan dengan distorsi persepsi waktu. Misalnya ketika satu menit tampaknya melambat menjadi satu jam.

Dampaknya untuk Kehidupan Orang yang Mengalaminya

Secara umum, dampak halusinasi negatif karena hal itu terkait dengan penyakit atau kondisi yang mendasarinya. Pada kasus yang parah, halusinasi bisa memicu ketakutan yang membuat pengidapnya melakukan hal-hal yang berbahaya.

Sebaliknya ilusi sering dikaitkan dengan pengalaman yang positif dan menghibur. Misalnya, bermain dengan gambar yang memberikan ilusi. Ilusi juga bisa digunakan dalam karya seni, seperti desain visual, trik sulap, dan arsitektur.

Cara Mengobati Halusinasi

Pengobatan halusinasi perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Biasanya, pengobatannya melibatkan obat-obatan dan konseling.Obat-obatan yang diberikan pun tergantung pada penyebabnya. 

Misalnya, bila halusinasi disebabkan oleh penarikan alkohol yang parah, dokter mungkin akan meresepkan obat yang membantu menenangkan sistem saraf. Namun, bila halusinasi disebabkan oleh penyakit Parkinson pada orang dengan demensia, jenis obat yang digunakan bisa berbeda. Konseling juga menjadi bagian dari pengobatan bila halusinasi disebabkan oleh penyakit mental.

Itulah perbedaan ilusi dan halusinasi. Bila kamu mengalami gejala halusinasi, sebaiknya coba periksakan diri ke dokter. Untuk mendapatkan obat dan vitamin yang diresepkan dokter untuk mengatasi gejala kesehatanmu, gunakan saja aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play untuk memudahkan kamu mendapatkan solusi kesehatan terlengkap.

Referensi:
Medicine Net. Diakses pada 2022. Medical Definition of Illusion
Medicine Net. Diakses pada 2022. Hallucinations: Symptoms & Signs.
Pubmed. Diakses pada 2022. [Visual hallucinations and illusions, symptoms frequently misdiagnosed by the practitioner]
Difference Between. Diakses pada 2022. Difference Between Hallucinations and Illusions.
Healthline. Diakses pada 2022. Everything You Need to Know About Hallucinations.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan