Ini Bedanya Penyakit Malaria dan Demam Berdarah

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   14 Mei 2020
Ini Bedanya Penyakit Malaria dan Demam BerdarahIni Bedanya Penyakit Malaria dan Demam Berdarah

Halodoc, Jakarta – Malaria dan demam berdarah adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting terutama di daerah padat penduduk. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa kasus kematian terkait malaria telah berkembang menjadi lebih dari 435.000 orang setiap tahun, sedangkan demam berdarah diidentifikasi sebagai salah satu penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk yang paling berbahaya dan tercepat di dunia.

Malaria disebabkan oleh Plasmodium, yaitu parasit bersel tunggal yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Biasanya, kamu akan mendapatkan gejala malaria 8–25 hari setelah gigitan nyamuk. 

Baca juga: 5 Gejala DBD yang Tidak Boleh Diabaikan

Demam berdarah, juga bisa ditularkan oleh gigitan nyamuk, yaitu nyamuk Aedes tepatnya. Nyamuk-nyamuk ini menularkan penyakit dengan menggigit dan menyebarkan darah orang yang terinfeksi oleh virus dengue. Biasanya  aktivitas nyamuk ini di pagi hari atau saat senja.

Perbedaan Malaria dan Demam Berdarah

Gejala demam berdarah yang paling sering diamati adalah sebagai berikut:

- Tiba-tiba, demam tinggi (setinggi 41 derajat Celsius);

- Sakit kepala parah dan nyeri di belakang mata;

- Nyeri sendi, otot dan perut yang parah;

- Kelelahan dan kelelahan yang ekstrim;

- Mual dan muntah;

- Ruam kulit dan mudah memar;

- Penurunan jumlah trombosit secara tiba-tiba;

- Pendarahan ringan hingga aktif; dan

- Pembengkakan kelenjar getah bening karena demam yang mendasarinya

Tadi sudah disebutkan kalau malaria adalah penyakit serius yang disebabkan oleh penularan Plasmodium, protozoa parasit, ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Gejala umum malaria adalah sebagai berikut:

- Demam yang meninggi selama 2–3 hari;

- Sakit kepala yang tak tertahankan;

- Nyeri otot dan ketidakmampuan untuk melakukan tugas fisik;

- Menggigil parah;

- Berkeringat berat di kali;

- Kelelahan;

- Mual yang terus-menerus; dan

- Batuk kering tanpa henti.

Kalau masih kurang jelas perbedaan antara penyakit malaria dan demam berdarah bisa ditanyakan langsung dokter lewat aplikasi Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. 

Penanganan dan Pencegahan Malaria dan Demam Berdarah

Sebagian besar obat yang digunakan dalam pengobatan malaria dan demam berdarah ditargetkan untuk menyerang parasit dalam darah yang terbentuk oleh penyakit. Orang dengan kasus malaria yang parah mungkin memerlukan infus intravena terus-menerus (dikirim langsung ke pembuluh darah melalui kateter). 

Efek dari demam berdarah sementara itu tidak dapat sepenuhnya disembuhkan, tetapi dapat dikontrol dengan kombinasi obat-obatan dan infus intravena. Kamu mungkin juga diminta untuk terus memantau tekanan darah dan mendapatkan transfusi darah jika terjadi kehilangan darah yang besar.

Baca juga: Catat, Ini 6 Fakta Penting Tentang Demam Berdarah

Kebanyakan orang pulih dari malaria dan demam berdarah dengan pemberian obat yang diresepkan dan istirahat total. Faktor risiko seperti tinggal di lingkungan yang tidak higienis, cuaca tropis, dan paparan virus sebelumnya harus tetap di cek dengan segala cara, terutama selama musim hujan.

Jangan biarkan air menggenang di lingkungan tempat tinggal, tutupi makanan dan air setiap saat, gunakan obat nyamuk atau jaring, dan jaga agar kamu menjaga kebersihan terutama setelah bepergian di jalanan yang basah untuk mengurangi risiko tertular yang berbahaya ini penyakit.

Referensi:
Good Knight. Diakses pada 2020. What Is The Difference Between The Symptoms Of Dengue And Malaria?
Medanta.org. Diakses pada 2020. World Malaria Day 2019 : Know the Difference Between Dengue and Malaria.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan