Begini Cara Antisipasi Alergi Telur pada Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   08 November 2018
Begini Cara Antisipasi Alergi Telur pada Anak Begini Cara Antisipasi Alergi Telur pada Anak

Halodoc, Jakarta - Alergi telur dapat muncul sejak anak masih bayi dan umumnya alergi mulai menghilang sebelum mereka mencapai usia remaja. Alergi telur adalah salah satu jenis alergi yang banyak ditemui pada anak-anak. Selain itu, alergi jenis ini juga merupakan salah satu jenis reaksi yang tidak biasa dari sistem kekebalan tubuh.

Alergi telur dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh menganggap protein telur sebagai benda berbahaya bagi tubuh, sehingga antibodi merespons dengan melepaskan histamin dan senyawa kimia lain. Respon tersebut lah yang kemudian menyebabkan munculnya gejala alergi, seperti ruam dan gatal-gatal.

Alergi telur juga dapat berasal dari protein yang ada pada kuning, putih telur, atau keduanya. Dengan kata lain, seseorang dapat mengalami reaksi alergi terhadap protein yang berasal dari kuning telur saja dan tidak bermasalah dengan putih telur, atau sebaliknya. Orang dewasa umumnya memiliki alergi terhadap kuning telur.

Bayi yang belum makan pun bisa mengalami alergi telur. Umumnya, alergi berasal dari ASI dari ibu yang mengonsumsi telur. Hal ini dikarenakan sistem pencernaan tubuh yang belum terbentuk dengan sempurna pada anak-anak dan bayi yang menyebabkan reaksi alergi sering terjadi.

Mendeteksi Alergi Telur

Cara antisipasi apakah seseorang mengidap alergi telur atau tidak biasanya dilakukan dengan tes alergi. Tes tersebut seharusnya dilakukan oleh dokter atau orang yang berpengalaman untuk memastikan validitas hasil tes alergi.

  1. Memasukkan Ekstrak Telur

Caranya adalah dengan memasukkan ekstrak telur ke dalam kulit. Setelah itu, dokter akan melihat reaksi yang diberikan oleh kulit. Jika kulit menjadi bengkak kemerahan dan juga gatal, dapat dipastikan bahwa pengidap mengalami alergi telur dan disarankan untuk menghindari konsumsi telur.

  1. Food Challenge

Tes ini dilakukan dengan dua langkah utama. Pertama, seseorang akan diminta untuk tidak mengonsumsi telur selama seminggu. Selain itu, konsumsi makanan yang mengandung telur juga tidak diperbolehkan sama sekali. Selanjutnya dokter atau ahli alergi meminta pengidap untuk mengonsumsi telur. Tentu saja konsumsi telur tersebut harus berada di bawah pengawasan dokter. Jika setelah konsumsi telur pengidap mengalami gejala-gejala seperti gatal-gatal, kulit merah, dan sebagainya, dapat dipastikan bahwa pengidap mengalami alergi telur.

Gejala Awal Alergi Telur

  1. Kulit. Gatal-gatal, eksim, kemerahan, atau bengkak

  2. Sistem pencernaan. Sakit perut, diare, mual, muntah, atau gatal di sekitar mulut

  3. Sistem pernapasan. Hidung berair, mengi, atau kesulitan bernapas

  4. Sistem kardiovaskular. Denyut jantung cepat, tekanan darah rendah, atau masalah jantung.

Mencegah alergi telur dapat dimulai dengan mengenali dan memperhatikan makanan-makanan yang memiliki kandungan telur. Selain mengenali makanan apa saja yang memiliki kandungan telur, cermat dalam memilih dan membeli makanan lainnya juga perlu dibiasakan. Kamu bisa mengawalinya dengan melakukan langkah-langkah berikut:

  • Lebih teliti saat memilih makanan di luar rumah. Tanyakan dan pastikan pada pramusaji mengenai kandungan bahan makanan pada masakan yang akan dipesan.

  • Baca label keterangan pada kemasan makanan dengan teliti. Beberapa pemilik alergi telur dapat bereaksi walau hanya terdapat sedikit kandungan telur pada makanan.

  • Ibu menyusui sebaiknya menghindari konsumsi telur apabila sang anak mengidap alergi telur. Seperti halnya makanan dan minuman yang kamu konsumsi, protein dari telur juga dapat masuk melalui ASI yang akan diminum oleh anak.

  • Ganti telur dengan bahan pengganti yang masih umum digunakan untuk mengolah makanan, seperti tepun tapioka, tepung kentang, saus apel, dan lesitin kedelai.

Kamu bisa berdiskusi dengan dokter mengenai cara mengantisipasi alergi telur pada anak. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana pun. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!

Baca juga:

 



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan