Begini Cara Diagnosis Penyakit Vaskulitis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   19 Februari 2019
Begini Cara Diagnosis Penyakit VaskulitisBegini Cara Diagnosis Penyakit Vaskulitis

Halodoc, Jakarta – Vaskulitis adalah penyakit yang menyebabkan perubahan pada dinding pembuluh darah, seperti penebalan, penyempitan, dan pelemahan. Kondisi ini berdampak pada rusaknya organ dan jaringan tubuh akibat terhambatnya aliran darah. Vaskulitis bisa terjadi pada satu atau beberapa organ tubuh sekaligus.

Baca Juga: 5 Pemicu Penyakit Vaskulitis yang Perlu Kamu Perhatikan

Bagaimana Cara Diagnosis Vaskulitis?

Gejala vaskulitis umumnya berupa pegal, berkeringat pada malam hari, tubuh mudah lelah, muncul ruam, demam, penurunan berat badan, sakit kepala, dan gangguan sistem saraf seperti kebas. Jika kamu merasakan gejala ini, segera pergi ke dokter untuk dilakukan diagnosis.

Dokter akan menanyakan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik saat memulai diagnosis vaskulitis. Jika dicurigai mengidap vaskulitis, berikut beberapa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan. Di antaranya adalah:

  • Tes darah untuk mengidentifikasi potensi peradangan.

  • Tes urine untuk mengidentifikasi keberadaan sel darah merah atau protein dalam urine.

  • Tes pencitraan seperti USG, foto rontgen, CT scan, PET scan, dan MRI. Tes ini dilakukan untuk mencari lokasi keberadaan vaskulitis dan mengetahui respons pengidap terhadap pengobatan yang dijalani.

  • Angiografi membantu dokter menentukan gangguan dan tingkat keparahan penyakit. Prosedur ini dilakukan dengan menyuntikkan zat pewarna kontras ke pembuluh darah.

  • Biopsi untuk mengambil sampel jaringan tubuh yang terinfeksi untuk menetapkan diagnosis.

Baca Juga: 4 Pantangan Makanan Bagi Pengidap Vaskulitis

Bagaimana Pengobatan Vaskulitis?

Pengobatan vaskulitis tergantung pada hasil diagnosis dan organ tubuh yang terinfeksi. Misalnya pada kasus vaskulitis akibat alergi, tidak perlu penanganan medis khusus karena bisa sembuh dengan sendirinya.

Jika vaskulitis menyerang organ penting seperti otak, paru, dan ginjal, berikut penanganan medis yang dilakukan untuk mengobati vaskulitis:

1. Pemberian Obat

Obat yang banyak diberikan pada pengidap vaskulitis adalah golongan kortikosteroid, seperti prednison atau methylprednisolone. Obat jenis ini tidak digunakan dalam jangka panjang karena bisa menimbulkan efek samping berupa diabetes dan osteoporosis. Gunakan obat ini dalam dosis rendah jika harus konsumsi dalam jangka panjang.

Obat lain yang dikonsumsi pengidap vaskulitis adalah cyclophosphamide dan azathioprine yang berfungsi menekan sistem imun pemicu kerusakan pembuluh darah. Pastikan konsumsi obat sesuai anjuran dokter untuk meminimalkan risiko efek samping.

2. Pembedahan

Vaskulitis bisa menyebabkan pembengkakan pembuluh darah atau aneurisma. Selain itu, vaskulitis juga berpotensi menyempitkan arteri yang berdampak pada terhambatnya aliran darah. Jika ini terjadi, pengidap vaskulitis perlu menjalani prosedur pembedahan.

Selain karena reaksi alergi, vaskulitis perlu mendapatkan penanganan medis. Jika tidak, vaskulitis bisa menyebabkan komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa. Beberapa komplikasi vaskulitis yang perlu diwaspadai antara lain penggumpalan darah (aneurisma), kerusakan organ penting dalam tubuh, infeksi penyakit (seperti pneumonia dan sepsis), dan gangguan penglihatan.

Baca Juga: 4 Jenis Penyakit Lain yang Ternyata Berhubungan dengan Vaskulitis

Itulah cara diagnosis vaskulitis yang perlu diketahui. Kalau kamu sering memar dan mudah lemas tanpa alasan yang jelas, coba bicara pada dokter Halodoc untuk mencari tahu penyebabnya. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan